TEMPO Interaktif, Jakarta -
Teater Musikal Laskar Pelangi
Waktu: 17 Desember 2010 - 9 Januari 2011
Tempat: Gedung Teater Besar Taman Ismail Marzuki
Diangkat dari novel laris yang juga telah dibuat filmnya, Musikal 'Laskar Pelangi' akan menampilkan kembali semangat persahabatan dengan latar belakang alam Belitong yang indah. Musikal ini digarap oleh Riri Riza yang sebelumnya menyutradarai filmnya, dengan didukung pengarah musik Erwin Gutawa, penata gerak Hartati, penata vokal Ubiet (Nyak Ina Raseuki) dan penata artistik panggung Jay Subiakto
Konser Rakyat Leo Kristi
Waktu: Jumat, 17 Desember 2010, Jam 19.30 WIB
Tempat: Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, Jakarta
Konser kali ini istimewa karena sekaligus akan menandai peluncuran album barunya setelah 15 tahun. Penyanyi kelahiran Surabaya yang senantiasa menyuarakan spirit cinta Tanah Air itu memberi judul album terbarunya 'Warm, Fresh and Healthy Indonesia Raya'.
Pementasan Kelompok Musik Kua Etnika
Waktu: Kamis dan Jumat, 16-17 Desember 2010
Tempat: Gedung Kesenian Jakarta, Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta
Komunitas Seni Kua Etnika didirikan antara lain oleh Djaduk Ferianto, Butet Kartaredjasa, dan Purwanto pada 1955, merupakan medan interaksi dari sejumlah pekerja seni: pemusik, penyair, dan pemain teater. Sejak awal, para pendukung yang terhimpun di sini pada umumnya lahir dalam latar tradisi (Jawa dan Bali) yang kental, secara sporadis dan temporal telah melakukan interaksi kreatif dalam berbagai kesempatan.
Dan itulah musik Kua Etnika garapan Djaduk Ferianto yang merupakan penggalian atas musik etnik, perkusif dengan pendekatan modern dengan memadukannya dengan instrumen elektrik.
Pameran Lukisan Bersama Anak Indonesia-Jepang ke-15
Waktu: 15 – 22 Desember 2010
Tempat: Hall the Japan Foundation Jakarta, Gedung Summitmas I lantai. 2, Jalan Jenderal Sudirman kav. 61-62, Jakarta
Pk. 09:30-18:00 ( Senin-Jumat) | pk.09:30-16:00 (Sabtu&Minggu)
Terbuka untuk UMUM.GRATIS.
Karya siswa tingkat :
- Taman Kanak-Kanak
- Sekolah Dasar (SD) Kelas 1-3
- Sekolah Dasar (SD) Kelas 4-6
- Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Dewan juri telah memilih sekitar 110 karya dari seluruh kategori hasil lomba lukis anak-anak Indonesia se-Jabodetabek untuk dipamerkan bersama-sama dengan 80 karya anak-anak Jepang dari Jakarta Japanese School serta 30 karya anak berkebutuhan khusus.
Info : Arum T: 021-5201266
PESTA BONEKA #2 – Festival Teater Boneka 2 Tahunan
Waktu: 14 Desember 2010 - 2 Januari 2011
Tempat: Tembi Contemporary, Jalan Parangtritis Km. 8,5, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Pesta Boneka adalah sebuah perayaan seni teater boneka yang diprakarsai oleh Papermoon Puppet Theatre, sebuah kelompok yang melakukan beragam eksperimen seni dengan menggunakan media teater boneka sejak tahun 2006. Pesta Boneka ingin mengajak publik untuk menikmati seni teater boneka sebagai seni yang universal dan diperuntukkan bagi siapa saja.
Menu PESTA BONEKA #2 :
Selasa, 14 Desember 2010, Pk. 19.00 Wib
Pementasan :
- Wayang Beber (Surakarta)
- Wayang Kancil (Yogya)
- Automne 2085 (Prancis)
- Wayang HipHop (Yogya)
Pembukaan Pameran Iwan Effendi feat. Papermoon Puppet Theatre :
“Artworks of MWATHIRIKA”
Minggu – Selasa, 19 - 21 Desember 2010, Pk. 14.00 Wib
Workshop pementasan teater boneka untuk anak dan remaja desa Tembi
(peserta pilihan)
Rabu, 22 Desember 2010, Pk. 16.00 – 17.30 WIB
Pementasan :
- Hasil Workshop Remaja dan anak-anak Tembi feat Papermoon Puppet Theatre
- Teater Boneka Indonesia (Yogyakarta)
Pameran Seni Rupa Iwan Effendi feat Papermoon Puppet Theatre
Waktu: 14 Desember 2010 - 2 Januari 2011
Tempat: Tembi Contemporary, Jalan Parangtritis Km. 8,5, Sewon, Bantul, Yogyakarta
Pameran Seni Visual oleh Iwan Effendi feat Papermoon Puppet Theatre
Pembukaan pada Selasa, 14 Desember 2010, pukul 19.00 WIB
Bekerjasama dengan PESTA BONEKA #2 akan menghadirkan:
• Pertunjukan boneka dari 4 puppet theatre pada pembukaan pameran
• Puppet workshop dari bahan recycled, 19 – 21 Desember 2010, pukul 14.00 – 17.00 wib
• Presentasi puppet workshop, 22 Desember 2010, 16.00 wib
Warna-warna cerah dengan sosok imajinatif yang berada dalam dunia antah berantah merupakan bahasa rupa seorang Iwan Effendi. Dalam karyanya seringkali kita menjumpai elemen visual perang seperti pesawat, tank, yang kadang dideformasi dengan bentuk-bentuk binatang. Hal ini tidak lepas dari kesukaannya pada kisah-kisah peperangan seperti epik perang dunia kedua. Ke dalam dunia dongeng inilah Iwan meletakkan gagasannya.
Perkenalan Iwan dengan Maria Tri Sulistyani, seorang penulis buku anak, yang kini menjadi teman hidupnya, telah membawanya pula pada bentuk-bentuk visual dongeng anak dari seluruh dunia. Tak berhenti di situ, ia pun mengembangkan teater boneka Papermoon yang telah dirintis oleh Maria. Bersama sang isteri, Iwan mulai menjelajahi medium boneka. Bagi Iwan Effendi, perluasan ekspresi visualnya ke dalam bentuk teater boneka merupakan tantangan luar biasa yang tidak pernah selesai. Teater boneka telah memberikan nyawa bagi sosok-sosok visualnya.
Bersama Maria Tri Sulistyani, ia menyusun kepingan kisah 1965 menjadi sebuah cerita teater boneka yang berjudul “Mwathirika,” sebuah bahasa Swahili yang berarti korban. Ia mulai menciptakan karakter tokoh dan menempatkannya dalam sebuah ruang panggung. Sedari awal Iwan dan Ria sepakat bahwa kisah ini akan disampaikan secara simbolis, ketika seseorang seperti diantar ke sebuah dongeng antah berantah. Dongeng ini dipersembahkan untuk para korban tragedi bangsa di tahun 1965. Agar tragedi getir ini tetap tinggal di dalam ruang hati dan ingatan bangsa ini.
Pada pameran di Tembi Contemporary, seluruh proses kreatif Iwan Effendi dapat diapresiasi dalam dua bentuk medium, pameran dan pertunjukan. Selain memamerkan karya-karya lukisan 2 dimensi, seluruh setting panggung, instalasi boneka pada pertunjukan ‘Mwathirika’ dipindahkan ke ruang pamer Tembi Contemporary. Penasaran? Silakan datang melihat pameran dan mari nikmati dongeng ala Iwan Effendi feat Papermoon Puppet Theatre.
Pameran Retrospektif Fx Harsono "RE:PETISI/POSISI"
Waktu: 11 Desember 2010 - 11 Januari 2011
Tempat: Langgeng Art Foundation, Jalan Suryodiningratan No.37, Yogyakarta
Pameran ini adalah bagian terakhir dari serangkaian proyek pameran Harsono yang sebelumnya dipamerkan di dua tempat, yakni "The Erased Time" di Galeri Nasional, Jakarta, pada 1-14 November 2009 dan "Testimonies" di Singapore Art Museum pada 4 Maret-9 Mei 2010.
Ketiga pameran Harsono itu tidak memajang karya-karya yang sama. Sejumlah karya yang
dipamerkan adalah karya-karya yang menunjukkan titik-titik perubahan dalam perjalanan karir keseniman Harsono. Hendro Wiyanto, kurator ketiga pameran ini, menyatakan bahwa kerja kurasinya berdasar pada karya-karya yang "... menunjukkan perkembangan karya-karya seni rupanya, sejak pencariannya akan bahasa sosial yang mencari alternatif bagi ekspresi liris, seniman sebagai 'subyek politik' di dalam melakukan counter hegemoni, sampai kecenderungannya akhir-akhir ini untuk menggunakan strategi sang aku: the politics of I (am)."
Bersamaan dengan seri terakhir pameran tunggal Harsono yang bekerja sama dengan LAF ini,
juga akan diluncurkan buku mengenai kekaryaan FX Harsono. Peluncuran buku disertai dengan diskusi langsung dengan Harsono pada Sabtu, 11 Desember 2010, pukul 16.00 WIB. Diskusi, pelucuran buku, dan pembukaan pameran Harsono terbuka untuk umum.
Pameran Seni Rupa "Emiria, Sang Perintis"
Waktu: 10-18 Desember 2010 pukul 10.00-18.00 wib
Tempat: Bentara Budaya Jakarta, Jalan Palmerah Selatan 17, Jakarta
Siapa tak kenal Emiria Soenassa? Banyak orang, bahkan dunia seni rupa Indonesia seolah tak hirau dengan kontribusi dan perannya sebagai perempuan Indonesia yang pertama kali memilih profesi pelukis. Sudjojono, juru bicara Persagi dan bapak seni rupa Indonesia menyebut Emiria sebagai “genius”. Walaupun nama Emiria tenggelam oleh dominasi pelukis laki-laki seperti Agus Djaya, Basoeki Abdullah, Rusli, Sudjojono, Basuki Resobowo dan puluhan bahkan ratusan lainnya, peran Emiria sebagai perintis perempuan pelukis Indonesia tak terbantahkan. Pikirannya sangat maju, ketika perempuan hanya menjadi objek lukisan, Emiria memilih posisi sebagai subjek yang menciptakan lukisan.
Pameran Tunggal I Made Widya Diputra "White Lotus"
Waktu: 8-18 Desember 2010
Tempat: Mon Decor Gallery, Jakarta Art District, Grand Indonesia Shopping Town, East Mall LG, Jl. M.H. Thamrin No.1, Jakarta Jakarta
Pameran Tunggal Francy Vidriani "48 Potret Seseorang di Dalam Dirinya"
Waktu: 8-22 Desember 2010
Tempat: Semarang Gallery, Jakarta Art District, Grand Indonesia Shopping Town, East Mall LG Jl. M.H. Thamrin No.1, Jakarta Jakarta
Kurator: Rifky Effendy
Pameran Tunggal Gusmen Heriadi "Tamu"
Waktu: 9-19 Desember 2010
Tempat: Edwin's Gallery, Kemang Raya No.21, Jakarta Selatan
Kurator: Aminuddin TH Siregar
Mediatopia, Krisna Murti's Works 1993-2010
Waktu: 3-23 Desember 2010
Tempat: Semarang Contemporary Art Gallery, Jl. Taman Srigunting no 5-6 Semarang
Kurator: Rifky Effendy
Penulis: Katerina Valdivia Bruch
Pameran Amal Seni Rupa "Jogja Gumregah! Jogja Bangkit!"
Waktu: 10-17 Desember 2010
Tempat: Jogja National Museum, Jl. Amri Yahya 1, Gampingan, Yogyakarta
Pameran ini direncanakan tidak akan melulu mengeksposisikan karya para perupa. Ada empat artefak penting yang diusung dalam kesempatan pameran ini, yakni (1) artefak dari sekitar lereng gunung Merapi, (2) artefak foto tentang gunung Merapi dan dinamikanya, (3) artefak kolektivitas antar-posko Merapi, dan (4) artefak karya perupa.
Dari keempat artefak karya pameran tersebut, jelas, menjadi penting karena melibatkan banyak pihak. Misalnya, pada artefak pertama, panitia Jogja Art Share telah bekerja sama dengan masyarakat di Dusun Besalen, Desa Glagaharjo, dan Dusun Ngepringan, Desa Wukirsari, di Kecamatan Cangkringan untuk terlibat aktif.
Mereka, para warga itu mengumpulkan banyak benda atau harta mereka yang telah terempas lahar panas dan awan panas untuk dikoleksi, diangkut ke Jogja National Museum dan dijadikan sebagai artefak penting untuk dieksposisikan dalam pameran ini. Juga menyangkut artefak kedua, panitia bekerja sama dengan jurnalis dan masyarakat awam untuk menyumbangkan foto-fotonya yang berkait dengan gunung Merapi dan aspek kebencanaannya untuk dipamerkan secara bersama di museum.