Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imajinasi Kayu Gatot Indrajati  

image-gnews
"Wooden Melody" karya Gatot Indrajati di Art Seasons, Jakarta (14/12/10). TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH.
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Perupa Gatot Indrajati memiliki keterikatan batin dengan kayu. Semasa kecil, pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, 30 tahun lalu itu tumbuh di sebuah kampung yang jauh dari hingar-bingar kehidupan gemerlap kota besar nan modern. Gatot kecil mengisi hari-harinya dengan beragam mainan kayu bikinan sendiri, termasuk boneka-boneka kayu yang sederhana. Ia tak mampu beli mainan produk Barat seperti anak-anak sebayanya.

 

Waktu bergulir. Dan permainan berbahan kayu itu terus mengisi ruang imajinasinya dalam berkarya. Dalam pameran tunggalnya di galeri Art Seasons, Permata Hijau, Jakarta, Gatot menumpahkan imajinasi masa kecilnya dalam 12 lukisannya. Dalam pameran bertajuk Simple Pleasure itu, Gatot menyuguhkan karya-karya yang cukup sederhana, sehingga orang awam pun mampu mencernanya.

 

Hingga 20 Desember mendatang, Gatot menampilkan karya lukisnya di atas medium kanvas besar, berkisah tentang kesibukan masyarakat kayu. Gatot seakan menjadi saksi kegiatan mereka yang tak beda dengan manusia sungguhan. Bertindak sebagai orang ketiga, Gatot menggambarkan dengan cukup apik, dari pertarungan catur antara boneka kayu tua dan robot kotak bergaya 1990-an, gadis kayu yang dilukis bak Marlyn Monroe, hingga sepasang pengantin kayu yang baru saja menikah.

 

Sebagai subyek, boneka kayu digambar dalam dua ukuran, yakni ukuran laiknya manusia biasa dan kurcaci-kurcaci boneka kayu berukuran supermini sebagai printilan yang justru menggugah fantasi. Dalam tiap lukisannya, tak ada obyek yang berdiri sendiri.

 

Seperti karya bertajuk Wooden Melody, sang pianis kayu berambut kribo masih ditemani kelompok orkestra lengkap dengan seorang konduktor. Pun, saat gitaris kayu memainkan melodi gitarnya, dalam karya Evening Blues, dua kurcaci melengkapinya dengan petikan bass. Anjing kayu sang gitaris pun asik berdialog dengan kura-kura bermata belo. Dan kura-kura itu juga mampir di beberapa lukisan lainnya.

 

Yang menarik, ternyata boneka kayu juga butuh perawatan kecantikan. Tengoklah lukisan bertajuk Get A Hair Wash. Sesuai dengan judulnya, boneka kayu itu menikmati waktu luangnya dengan cuci rambut dan berendam kaki di sebuah salon sederhana. Tubuhnya terkulai nyaman dengan kedua mata tertutup irisan mentimun.

 

Boneka-boneka kayu itu pun rupanya tak gagap teknologi. Dalam karya berjudul Chatting Better Than Watch TV, si remaja kayu seolah menjadi sosok paling up date dengan laptop di tangannya, lengkap memakai headset di kepala. Si remaja itu tampak mengabaikan siaran televisi, yang tengah dinikmati anjing dan tiga kurcaci.

 

Satu karya yang juga sangat menarik adalah Kissing in The Rain. Suasana kota tua bergaya era 80-an menjadi meriah di tengah guyuran hujan. Dua sejoli manusia kayu berukuran besar asyik berciuman di pinggir tikungan. Kali ini, Gatot menyematkan tali-tali penggerak pada keduanya, mencoba menimbulkan kesan harfiah sebuah boneka kayu.

 

Suasana meriah lainnya juga hadir dalam Just Married. Lukisan ini bergambar arak-arakan pengantin dengan gajah kayu raksasa dan rombongan drum band dan seorang mayoret.

 

Teknik “lukis kayu” yang disuguhkan perupa peraih penghargaan Indonesia Art Award 2008 ini menggunakan pewarnaan monoton yang berkesan tunggal. Nuansa kayu yang harus dilaluinya dengan sapuan cat berlapis, bagian terang dan gelap, menjadi tantangan Gatot untuk menghasilkan gambar kayu sungguhan. Lewat dua medium berbeda, antara lukis kanvas dengan teknik pembuatan patung, Gatot menyempurnakannya sebagai sebuah lukisan kayu bernuansa tiga dimensi.

 

Di dunia seni rupa, boleh dibilang Gatot telah berjalan cukup jauh. Sejumlah karya perupa yang mengenyam pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta itu sempat dipamerkan di Cina, Korea, dan Singapura. Bersama Srisasanti Galeri, Gatot juga pernah ikut berpameran di Shanghai Exibition Center Cina pada 2009.

 

 

AGUSLIA HIDAYAH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

31 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

37 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.