Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teror Bebegig  

image-gnews
lakon Bebegig. (TEMPO/Aryus P Soekarno)
lakon Bebegig. (TEMPO/Aryus P Soekarno)
Iklan
TEMPO InteraktifSerangLima makhluk gaib berarak-arak. Seluruh tubuhnya tertutup klaras (daun pisang yang telah kering). Wajahnya bertopeng bambu dengan moncong serupa burung. Berduyun-duyun memakai egrang, mereka menelusup di antara penonton.

 

Tetabuhan terus saja bergemuruh mengiringi arak-arakan itu. Bunyi bilah-bilah bambu yang dipukul, rebana besar, calung renteng, dan nyanyian yang disenandungkan terus bersahutan.

 

Hari itu Rumah Dunia, Serang, Banten, sedang menggelar perhelatan. Komunitas menulis yang dirintis oleh Gol A Gong ini menggelar acara “Ode Kampung #4: Banten Art Festival”. Satu di antara yang tampil dalam perhelatan itu adalah Teater Studio Indonesia.

 

Kamis dan Sabtu pekan lalu, Teater Studio Indonesia mementaskan drama dengan lakon Bebegig. Ya, bebegig atau memedi, seperti boneka-boneka yang biasanya dipasang di sawah untuk menakuti burung-burung pemakan padi, diboyong dalam sebuah panggung teater. Semuanya digarap di arena outdoor, pelataran Taman Budaya Rumah Dunia, Serang.

 

Instalasi bambu setinggi 5 meter menjadi pusat panggung. "Ini mengambil ide dari kayon, gunungan dalam wayang," ujar sutradara Nandang Aradea sambil menunjuk instalasi itu. Bambu disusun. Tiap-tiap penabuh menempati ruang kosong di dalam kayon. Di situlah tetabuhan dimainkan.

 

Dramaturgi dibangun oleh aktor yang merespons instalasi bambu itu. Mereka berlima butuh konsentrasi tinggi karena dialog diucapkan di puncak kayon. Mereka harus berhati-hati terhadap posisi itu. Maka aktor tak banyak memanfaatkan tubuh. Begitulah memang, Nandang selalu mencari konsep panggung di luar garapan-garapan konvensional.

 

Lakon ini bercerita tentang lima angin bebegig. Keterpilihan tokoh angin tak lain diadaptasi dari cerita pendek Aam Amalia berjudul Angin Jalan-jalan. Keempat angin-- Angin Puyuh (Sally Al-Faqir), Angin Penyakit (Dindin Saprudin), Angin Besar (Farid Ibnu Wahid), Angin Kecil (Taufik Pria Pamungkas)–urun rembuk ketika Angin Topan (Inaya Fadhilah) ingin ikut jalan-jalan.

 

Angin Topan diperbolehkan turut serta dengan syarat tak boleh bicara, apalagi tertawa, karena bisa membuat petaka. Mereka berlima menuju Bumi dan melihat kekacauan yang terjadi. Perjalanan dimulai dari desa ke kota, menguntit pejabat dan politikus. Dan kemudian ditemukan bencana gunung meletus, banjir, maupun tsunami.

 

Bebegig Angin Topan tak tahan ingin tertawa melihat politikus-politikus itu berpidato di tengah pengungsian. Antara kata dan perbuatan tak sesuai. Tawa Angin Topan menambah bencana lebih dahsyat lagi. Alegori alam yang tak pernah diam. Mengamuk saat melihat kelakuan politikus busuk.

 

Aktor-aktor itu tak melulu membangun cerita di puncak kayon. Kelima aktor yang memerankan bebegig angin itu turun dari instalasi bambu, pucuk gunung sebagai negeri dewata. Mereka membumi, membawa serta instalasi boneka raksasa. Sehingga kita melihat boneka memedi sawah itu berdialog satu sama lain.

 

Nandang juga menghadirkan kor yang dibawakan oleh 140-an pemain. Mereka mengelilingi panggung. Dendang lagu-lagu ini diadaptasi oleh pikukuh Baduy, yaitu teks-teks nasihat dari suku Baduy dari pedalaman Banten. Koreografi juga dihadirkan. Seperti gerakan silat Kampung Terumbu, Banten, mereka memainkan pecut dalam bagian atraksi itu.

 

Bebegig angin ini mengelilingi panggung. Yang menarik adalah ketika penanda suasana kacau-balau. Angklung buhun yang dihubungkan oleh tali ke instalasi bambu dientakkan berulang kali. Suara yang dihasilkan membuat suasana menjadi riuh. Atau pada akhir pertunjukan, tali panjang yang diletakkan tepat membelah kayon disulut api.

 

Mereka menyebut lakon ini sebagai teater partisipatif. Konsep teater rakyat yang mestinya interaktif dengan penonton. "Kerangka pemanggungan menjadi sangat longgar dengan konsep semacam ini. Penonton tidak meresponsnya," kata pengamat teater Halim H.D.

 

Memang, yang terjadi kemudian adalah naskah menjadi agak panjang dan bertele-tele. "Kelemahannya memang tidak ada kontrol. Tempo pemanggungan menjadi lambat," ujar Nandang. “Para aktor membaca naskah, tapi tak semata-mata patuh. Pemain mengembangkan sendiri dari naskah itu.”

 

Boleh dibilang, konsep pemanggungan model teater rakyat ini banyak memberi kejutan estetik. Ya, mungkin inilah saatnya karya seni merapat lebih dekat dengan penonton.

 

ISMI WAHID | DWIDJO U MAKSUM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.