Kamis malam pekan lalu, grup jazz asal Prancis, Manu Codjia Trio, menawarkan sajian yang berbeda dan cukup menarik. Mereka menggubah komposisi beberapa lagu dengan genre tertentu ke warna jazz. Memang bukan sesuatu yang baru, tetapi pertunjukan yang diselenggarakan oleh Centre Culturel Francais (CCF) atawa Pusat Kebudayaan Prancis di Jakarta itu cukup menghibur para penggemar jazz malam itu.
Leader trio, Manu Codjia, mengutak-atik lagu-lagu tersebut menjadi penuh improvisasi. Ia dengan gitarnya secara bergantian memainkan bagian melodi atau chord yang tak lazim. Formasi trio juga diiringi oleh Jerome Regard, yang memainkan kontrabas, dan Philippe Garcia yang menabuh drum.
Codjia adalah gitaris andal yang memiliki kemampuan beradaptasi luar biasa untuk mengawinkan segala jenis musik yang beragam. Ia bahkan pernah berkolaborasi dengan musisi jazz ternama, seperti Michel Portal, Pat Metheny, Miroslav Vitous, Daniel Humair, Henri Texier, dan Eric Truffaz.
Konser kelompok musik itu tak hanya menyuguhkan jazz rasa reggae, tapi juga memainkan genre pop maupun rock. Simak lagu Beat It milik Michael Jackson. Tekstur pop tak sama sekali hilang, tapi trio ini mampu mendaur ulangnya menjadi jazz. Dalam permainan gitarnya, tak jarang Codjia selalu memberi efek sehingga menghasilkan produksi suara yang sangat berbeda. Bahkan, dalam satu lagu yang dibawakan, ia bisa menggunakan lima warna suara yang berbeda-beda. Tak mengherankan jika kakinya sering menginjak pedal efek dengan begitu lincah dan cekatan.
Jenis musik rock juga tak luput dari incaran Codjia. Lagu Hallelujah milik Leonard Cohen dimainkan. Codjia tak sama sekali meninggalkan tema lagu. Memang, dalam lagu sangat banyak ditemukan improvisasi. Tetapi melodi tema tetap dipertahankan agar identitas lagu tetap terlihat.
Dalam konsernya malam itu, Codjia juga sekaligus meluncurkan album ketiganya berjudul Covers. Berbagai konser dan tur telah mengantarkannya dari Eropa, Amerika Serikat, Iran, Afrika Selatan, hingga Meksiko. Ia juga berkesempatan bermain dengan Louis Sclavis, Pat Metheny, Michel Portal, Aldo Romano, Tony Malaby, Anthony Cox, dan banyak musisi jazz andal lainnya.
Pengalaman tersebut membuatnya semakin lihai melewati batas-batas musik jazz dan memadukan pengaruh musik lainnya, seperti rock, pop, reggae, ataupun elektro ke dalam permainannya. Kemampuannya berkembang seiring dengan penampilannya sebagai sideman dan berlanjut menjadi leader. Album pertamanya yang berjudul Songlines ia rilis pada 2006 di bawah label Bee Jazz bersama Daniel Humair dan Francois Moutin.
ISMI WAHID