Selain performing art, dalam festival yang bertema "menjunjung tinggi harkat dan martabat budaya Belitung Timur" itu juga dimeriahkan oleh kehadiran kampung wisata yang menawarkan aneka kuliner khas tradisional dan berbagai produk kerajinan rakyat. Tidak kurang dari 200 pakar dari berbagai bidang, seperti film, fotografi, musik, film, dan sastra menyediakan waktu untuk berbagi ilmu dalam aneka kegiatan workshop.
Ahad kemarin, misalnya, musisi Aminoto Kosin, yang sehari sebelumnya tampil memukau di malam puncak Festival Laskar Pelangi bersama Cindy Clementine dan Gihon Lohanda, menggelar workshop musik. Di hari yang sama, sutradara Riri Riza dan Mira Lesmana juga berbagi ilmu pembuatan film.
Festival Laskar Pelangi adalah sebuah festival budaya terbesar di Belitung yang terinspirasi dari novel karya Andrea Hirata: Laskar Pelangi. Rencananya, festival ini bakal digelar saban tahun. "Festival laskar pelangi merupakan bagian dari pembangunan desa Linggang sebagai desa sastra pertama di Indonesia," ujar Kepala Desa Linggang Fakhrur Rizal yang juga menjadi direktur festival.
Untuk mewujudkan desa sastra itu, pemerintah kabupaten Belitung Timur menyediakan lahan sekitar 67 hektare. Di atas lahan itu kini berdiri rumah puisi Andrea Hirata dan replika sekolah dasar Laskar Pelangi yang diresmikan Sabtu siang lalu oleh Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Ahmad Helmy Faishal Zaini. Rumah puisi adalah sebuah rumah mungil di tepi Sungai Linggang yang dapat dipinjam seniman dan sastrawan yang akan berkarya, secara cuma-cuma.
Festival Laskar Pelangi diharapkan mampu menarik lebih banyak wisatawan yang datang ke Belitung Timur. "Tak sekadar singgah tapi bermalam di sini," kata Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama. Tak hanya menikmati seluruh rangkaian acara festival, turis lokal maupun mancanegara juga bisa merasakan kehidupan desa seperti yang tergambar dalam novel ataupun film Laskar Pelangi. Termasuk menghabiskan malam di warung-warung kopi di pinggir jalan.
Selain pergelaran musik, acara puncak Festival Laskar Pelangi tahun ini dimeriahkan pawai budaya yang diikuti murid-murid sekolah di Gantung dan beberapa komunitas dari Tanjungpandan, Belitung. Mereka, antara lain, menampilkan adat pernikahan, replika rumah adat, kesenian baripat, campak darat, dan barongsai.
NUNUY NURHAYATI