Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Imajinasi Malevich

image-gnews
Pameran seni lukis
Pameran seni lukis "AVANT-GARDE & ARCHITECTURE OF CONSCIOUSNESS" di Galeri Nasional Jakarta. TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH.
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Seni rupa avant-garde Rusia awal abad 20 hadir di Galeri Nasional, Jakarta, dalam pameran bertajuk “Avant-Garde & Architecture of Consciousness”. Pameran yang berlangsung hingga 12 Desember mendatang itu menyuguhkan para seniman avant-garde Rusia yang cukup terkenal. Mereka, antara lain, Kazimir Malevich, Wassily Kandinsky, Alexander Rodchenko, Lyubov Popova, Alexandra Exter, Alexei Morgunov, Mikahil Larinov, dan Pavel Filonov.


Sergey Zhemaitis, penulis terkenal dan filsuf Rusia sekaligus penggagas proyek pameran, mencoba mendedah tiap-tiap 'kode' yang tertera pada karya seniman avant-garde. Zhemaitis mencermati bahwa seniman-seniman itu mencoba menyampaikan proses perenungannya dan kemudian mentransfer pesan dari alam bawah sadarnya ke level kesadaran. Seniman avant-garde seolah menjadi perantara masa depan dengan bahasa yang irasional. Karya-karya mereka dinilai menjadi pokok keberadaan prinsip teknologi modern saat ini seperti telekomunikasi, internet, komputer dan lainnya.


Tak sedikit dari karya mereka adalah abstraksi dalam bentuk-bentuk dekoratif. Bangun-bangun ruang dua dimensi memenuhi kanvas. Selama karya mereka semakin tak jelas bagi kebanyakan orang, justru cenderung menggelitik imajinasi beberapa ahli untuk menemukan 'pesan' apa dalam karya ini.


Membaca dan memahami kode-kode seniman avant-garde ini, Zhemaitis membaginya atas lima bahasan: gambar, kode, ruang dan waktu, model, dan arsitektur kesadaran. Zhemaitis memulainya dengan mengutak-atik bangunan gambar untuk memecah kode itu. Lihat karya Kazimir Malevich berjudul Suprematic Composition yang ia buat pada 1920. Lukisan dekoratif yang hanya terdiri atas bentukan bangun ruang dua dimensi, bujur sangkar, lingkaran, dan persegi panjang. Sangat sederhana memang. Bandingkan dengan karya Alexandra Exter dalam The City (1913) yang sedikit lebih kompleks. Lalu tengok karya Aristarkh Lentulov, Landscape Churches (The New Jerussalem) tahun 1916.


Karya mereka menganut aliran kubisme dan futurisme. Zhemaitis meyakini bahwa kubisme adalah prinsip yang dipakai dalam teknologi telekomunikasi modern. Layar televisi, misalnya. Gambar yang muncul dalam layar televisi adalah kumpulan kubus dan kotak yang tak berbatas. Dan bentukan ini mengingatkan komposisi gambar dalam formasi suprematik yang diciptakan oleh Malevich dan pengikutnya.


Yang menjadi pertanyaan, bagaimana kesadaran mereka – Malevich dan seniman lain yang menganut aliran kubisme – bisa memunculkan formasi yang menjadi dasar teknologi modern saat ini? Tak ada jawaban yang bisa meyakinkan itu dengan pasti. Bahwa mereka bekerja dengan intuisi, itu jelas. Dan semua proses bekerja pada alam bawah sadar mereka.


Bagi Zhemaitis, struktur yang ia temukan dalam beberapa karya seniman avant-garde lainnya memiliki misteri yang berbeda-beda. Kali ini ia menyebut dengan Architecture of Consciousness atau arsitektur kesadaran, sebuah karya avant garde yang jenius. Karya tersebut adalah struktur holografik. Hologram ternyata mewakili informasi seluruh sisi obyek. Dan Zhemaitis menangkap bahwa prinsip holografik ini mutlak membutuhkan kesadaran.


Di sana ada karya Mikhail Larionov, Radial Lines (1911). Ada lagi Natalia Goncharova dengan The Radial Lilies (1913). Keduanya menganut aliran rayonisme pada karya tersebut. Efek cahaya yang ditimbulkan dalam kanvas sangat mirip dengan hologram yang tertimpa cahaya. Meski pada lukisan nampak lebih sederhana.


Bisa jadi, karya avant-garde dapat membaca masa depan manusia, terutama teknologi yang masuk akal. Renungkan bahwa berjuta-juta proses alam bawah sadar bekerja pada otak kita. Dan dalam pameran ini kita hanya melihat lima rumusan. Ini paradoks dan tetap menjadi misteri untuk digali.



ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

40 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.