TEMPO Interaktif, Makassar: Musisi Gilang Ramadan kagum dengan perkembangan musik jazz di Kota Anging Mammiri. Dia menilai musisi lokal mampu menciptakan kolaborasi jazz dengan alat musik tradisional sehingga melahirkan warna musik baru.
Suami dari artis ibukota, Shannaz Haque, sempat terkejut dengan keberanian musisi lokal itu. Nuansa baru para musisi jazz Kota Makassar itu diharapkan mampu mendorong kunjungan wisatawan lokal dan manca negara. “Kalau sekali musik jazz on maka jangan pernah di off kan," katanya. "Musisi Makassar sudah berani menabrak ide untuk menciptakan warna baru musik jazz,” kata Gilang di sela-sela jumpa pers di Warung Kopi Phoenam Jalan Ratulangi, Jum'at (26/11).
Gilang hadir di ibu kota Sulawesi Selatan ini untuk meramaikan Makassar Festival Jazz Fort Fotterdam 27-28 November. Rencannya, Sabtu (27/11), dia tampil dalam format Gilang Ramadan Trio, bersama Adi Darmawan dan Doni Suhendra.
Aspek musik tradisional yang digabung dengan musik jazz moderen akan menjadi menarik. Serta menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk menyaksikan warna baru musik jazz. Jika musisi lokal terus mempertahankan warna jazz etnik, tuturnya, akan mengangkat dunia pariwisata.
“Untuk mendatangkan wisatawan maka perlu ada warna baru musik jazz. Musik jazz tidak hanya milik kalangan mapan saja. Tapi sudah menyentuh masyarakat bawa yang mulai mencintai musik jazz,” ucapnya.
Rencananya, Gilang akan membuat kejutan untuk menghibur pecinta dan komunitas jazz di daerah ini. Dia berharap musik gabungan tradisional harus dipertahankan agar kedepan menjadi ikon baru di kota Makassar.
Panitia Makassar Festival Jazz Fort Fotterdam, Yosi Karyadi mengatakan kegiatan berskala nasional itu di warnai kegiatan bernuansa tradisional, budaya, dan pembacaan puisi. Sejumlah musisi jazz etnik dari Sumatera Utara, Yogyakarta, dan Bandung tampil dalam pagelaran ini.
Kegiatan yang diklaim terbesar dan pertama ini, juga akan memproklamirkan Makassar sebagai kota kuliner dan sunset. Visi yang dikemas dalam festival jazz, nantinya menjadi jembatan untuk memperkenalkan Makassar di dunia internasional. Nuansa kental musik etnik akan diperagakan sejumlah musisi, misal Laga Ligo dan Pakkarena Band. “Panitia sudah menyiapkan loket penjualan tiket. Harganya Rp200 ribu untuk dua hari pertunjukan,” kata Yosi.
SULFAEDAR PAY