Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menari dengan Taksu

image-gnews
da Bagus Oka Wirjana, Maestro Tari Bal berusia 82 tahun menari penuh atraktif dalam  Pertunjukan Tari
da Bagus Oka Wirjana, Maestro Tari Bal berusia 82 tahun menari penuh atraktif dalam Pertunjukan Tari "Maestro! Maestro!" di Teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (20/11). (TEMPO/ Novi Kartika )20101120)
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Sabtu malam lalu, bertempat di Teater Luwes, Institut Kesenian Jakarta, para maestro tari Nusantara beraksi menampilkan kepiawaiannya. Mereka – maestro tari Pakarena (Sulawesi Selatan), Seudati (Aceh), dan Kebyar (Bali) – tampil dalam pergelaran bertajuk Maestro!Maestro!. Dewan Kesenian Jakarta memberi apresiasi tinggi kepada para maestro tersebut. "Gagasan ini cukup lama disiapkan. Yang penting kita masih bisa melihat tradisi kita," kata Dedy Luthan, ketua komite tari Dewan Kesenian Jakarta.

 

Mereka tak sekadar menari. Mereka menari dengan taksu, seperti ada roh dalam tarian yang mereka bawakan. Lihat saja Ida Bagus Oka Wirjana. Di usia sepuhnya, 81 tahun, ia masih trengginas membawakan tari Kebyar Duduk. "Saya adalah penari. Kebahagiaan tertinggi saya adalah menari. Saya memberi senyum kepada mereka dan mereka membalasnya," ujar Wirjana saat workshop tari seperti ditirukan Dedy.

 

Awalnya, Wirjana diminta untuk membawakan dua tarian, yaitu Kebyar Duduk dan Kebyar Tarompong. Karena kondisi fisiknya tak memungkinkan, ia hanya menarikan satu macam. Lainnya dibawakan oleh penari dari Lembaga Kesenian Saraswati.

 

Tari Bali yang serba dinamis, baik sisi gerak dan musiknya itu, tak menyurutkan Wirjana. Ia mampu menyelesaikan geraknya dengan baik. Meski ia nampak terengah-engah ketika memberi salam pungkasan untuk mengakhiri tari.

 

Lain lagi dengan Abdullah Abdulrahman, maestro tari Seudati. Ia mendapat gelar Syeh Lah Geunta karena kehandalannya bermain seudati. Bersama tujuh penari lelaki, mereka membawakan tarian itu dengan gaya yang khas.

 

Petik jemari menjadi semacam tempo yang harus dipatuhi untuk menyamakan gerak. Sesekali mereka menepuk perut dengan telapak tangan. Semakin menambah semangat saja. Selain itu, lantunan lagu menambah rampak tari semakin terlihat.

 

Awalnya, tari Seudati adalah kesenian dakwah. Tetapi setelah berkembang, tarian ini menjadi hiburan yang sangat digemari oleh masyarakat Aceh.

 

Dalam pertunjukan malam itu, tiga maestro tari Pakarena – Munasiah Najamuddin, Wiwiek Sipala, Andi Ummu Tunru – membawakan tari Pakarena Baine, tari Pakarena untuk perempuan. Bahkan Andi Ummu, yang sehari-harinya memakai kursi roda, tetap membawakan tarian dari Kerajaan Gowa itu meski dengan keadaan duduk.

 

Mereka adalah maestro di bidangnya. Benar saja, ada semacam gaya yang tak bisa disamakan satu dengan lainnya. Meski mereka menari berbarengan dalam satu waktu, ada interpretasi berbeda akan musik.

 

Satu lagi maestro Pakarena, Daeng Manda, membawakan tari Pakarena Burakne, tari khusus lelaki. Pria sepuh 71 tahun ini terlihat terbata-bata melafalkan sebagian gerak Pakarena. Bahkan ketika beranjak berdiri dari posisi duduk, ia terlihat sangat tertatih. Memang begitulah, Daeng Manda tak lagi luwes karena usianya telah uzur.

 

Ada juga maestro musik iringan Pakarena, Kalimuddin Daeng Tombong. Ia bersama pemusik lain membawakan lagu-lagu tradisional.

 

"Tak sulit mendapatkan mereka," ujar Dedy. “Kapasitas mereka sebagai maestro bukan karena sudah pentas di berbagai tempat. Tetapi karena mereka diakui masyarakat lokal.”

 

Ya, menjadi penari itu boleh dibilang sulit. Ttapi hampir dipastikan, menjadi maestro di bidangnya tentu lebih susah lagi. Bagi mereka, para maestro tari, menari bukan hanya sekedar menggerakkan tubuh dan memperlihatkan keindahan di dalamnya. "Ada semangat dan greget," kata Dedy.

 

 

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Peserta delegasi dari Pekalongan di Asian African Carnival 2018 di Bandung, Jawa Barat, 28 April 2018. Karnaval budaya Asia Afrika bertema Respect Diversity ini diikuti sekitar 4.000 perserta dari seluruh Indonesia dan perwakilan delegasi asing. TEMPO/Prima Mulia
Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.


Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng (ANTARA News)
Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.


Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Eko Supriyanto foto besama penari yang menarikan tari Balabala saat GR pementasan penutupan SIPFest 2016 di Teater Salihara Jakarta, 4 November 2016. TEMPO/Nurdiansah
Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.


Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Pementasan tari dalam acara Jakarta Dance Meet Up di Gedung Kesenian Jakarta, 31 Maret 2017. TEMPO/Frannoto
Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.


Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet membentuk formasi saat membawakan pertunjukkan Balet dengan Tema Si Kabayan di Teater Jakarta, kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), 31 Oktober 2015. Pertunjukan Balet yang dimaikan oleh Marlupi Dance Academy (MDA) ini, mengkawinkan antara seni tari balet klasik dan kontemporer Nusantara. TEMPO/Subekti
Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.


Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Sejumlah penari difabel dan non-difabel melakukan latihan jelang pementasan di Galeri Kesenian Jakarta, Jakarta, 8 Juli 2017. Mereka akan membawakan koreografi CandoDance karya Mirjam Gutner dan Tanja Erhart dari grup Candoco Dance Company (Inggris). TEMPO/Subekti
Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.


Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Karya origami
Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.


Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Dua seniman membawakan tarian Bisma Srikandi di Pendapa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Solo, (29/4). Pertunjukan yang digelar selama 24 jam ini untuk memperingati Hari Tani Sedunia. Tempo/Ahmad Rafiq
Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.


Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Poster Pertunjukan tari Arka Suta dari Sanggar Padnecwara. Facebook.com
Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu


Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Penari Eky Dance Company saat tampil dalam gladi resik pementasan kabaret oriental bertajuk
Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.