Iklan
TEMPO Interaktif, New York -Album ini mungkin jadi memorabilia termahal sepanjang sejarah. Piringan hitam Double Fantasy LP yang disampulnya terdapat tanda tangan sang artis, John Lennon, dijual US$850 ribu atau sekitar Rp 7,59 miliar.
Faktor sejarah membuat harga benda kenangan itu menjulang. Album itu milik Mark Chapman, penggemar berat The Beatles dan John Lennon. Pada 8 Desember 1980 dia menunggu sang idola di depan apartemennya di Dakota, New York untuk mendapat tanda tangan.
Lima jam kemudian, Lennon bersama istrinya Yoko Ono kembali dari studio rekaman. Dia sempat bertanya, "Anda John Lennon sungguhan?". "Yes, I am," kata Lennon. Chapman lalu menembaknya empat kali dari belakang. Sang pembunuh meninggalkan album itu di dekat tanaman di samping apartemen Lennon.
Di saat yang sama Philip Michael, sedang berjalan usai menyaksikan pertandingan gulat di Stadion Madison Square Garden, tidak jauh dari lokasi pembunuhan. Dia bergabung dengan kerumunan yang menyaksikan Lennon sedang sekarat. Matanya melirik album yang teronggok di dekat tanaman dan menyimpannya. Album itu sempat jadi barang bukti pengadilan dan memiliki cap NYPD, Kepolisian New York.
Chapman, yang mendekam di penjara Attica New York seumur hidup berusaha untuk mendapatkan album kenangan itu, sejak 1986, namun gagal. Pada 1999, Michael menjualnya dalam lelang dan laku Rp 1,47 miliar.
Pemilik barang yang dirahasiakan namanya ini menjual kembali "Album Maut" ini, menyambut 30 tahun kematian Lennon. "Ini adalah artefak paling berharga dalam sejarah rock and roll," ujar Gary Zimet, penjual barang bertanda tangan orang terkenal dari momentsintime.com.
DAILY MAIL | REZA M
Iklan
