Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nyanyian Pelangi Anak Akar  

image-gnews
Sanggar Akar dalam Teater musikal NYANYIAN NEGERI PELANGI, Di graha Bhakti Budaya, taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/10). (TEMPO/ Novi Kartika)
Sanggar Akar dalam Teater musikal NYANYIAN NEGERI PELANGI, Di graha Bhakti Budaya, taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (15/10). (TEMPO/ Novi Kartika)
Iklan
TEMPO Interaktif, JakartaInilah Negeri Pelangi. Negeri yang tentram, damai, dan nyaman. Penduduknya gemar mengenakan pakaian berwarna-warni, sepatu warna-warni, dan segala sesuatu yang penuh warna-warni. Di taman bermain yang dipenuhi bunga-bunga dan cendawan berwarna-warni, anak-anak bermain, bersenda gurau, berlari-larian. Ibu-ibu berkumpul sambil bernyanyi-nyanyi gembira. Tapi kedamaian tiba-tiba terusik. Suara tawa anak-anak perlahan-lahan menghilang. Taman bermain kehilangan keceriaannya dan berganti menjadi arena pertengkaran.

 

Negeri pelangi berubah muram sejak kehadiran seorang laki-laki berwarna Brotowali. Lelaki yang baru pulang menuntut ilmu di negeri seberang itu mendirikan organisasi bernama Penegak Kemurnian Kepercayaan alias PKK. Bersama pengikutnya dia menyebarkan keyakinan baru yang mengkultuskan satu warna saja, hitam. Warna-warna lain dianggap haram. Orang-orang yang mengenakan pakaian dan sepatu warna-warni dianggap mengikuti ajaran iblis. Maka mereka pun membuat peraturan baru, diantaranya mewajibkan semua anak memakai sepatu hitam dan melarang semua pedagang berjualan sepatu selain sepatu hitam. "Keseragaman itu perlu untuk hidup kita," ujar Brotowali.

 

Ibu-ibu Negeri Pelangi geram lantaran suami mereka berubah total sejak menjadi pengikut PKK. Dipimpin Kembang Seronce, para ibu ini memprotes para suami yang kerap memaksa anak-anak mereka mengenakan sepatu hitam. “Apa hubungannya memakai sepatu hiam dengan usaha menyelamatkan diri, lagipula sejak dulu negeri kita dikenal dengan warna-warninya” protes Pandan Suci diamini ibu-ibu lainnya. Tapi para suami yang sudah dipengaruhi Brotowali bergeming. “Tidak semua peninggalan di masa lalu itu bagus,” begitu jawaban mereka.

 

Pandan Suci makin kesal karena sang suami juga kelihatan tidak peduli dengan perubahan anak perempuan mereka Wangi Cendana. Pandan Suci resah lantaran Wangi yang dikenal sebagai anak yang rajin dan pintar, belakangan sering bolos sekolah. Keresahan menjalar ketika ibu-ibu di negeri itu
tahu ternyata anak-anak mereka juga melakukan hal serupa. Setelah mencari ke sana kemari, para ibu itu menemukan anak-anak mereka tengah bermain di sebuah taman tersembunyi.

 

Belakangan para ibu ini baru tahu bahwa anak-anak mereka takut ke sekolah karena di sekolah mereka tak lagi bisa bebas berekspresi. Selain diwajibkan memakai seragam dan sepatu serba hitam, berbaris laksana robot, mereka juga kerap mengalami penyiksaan oleh sang guru bila melakukan kesalahan.

Lihatlah bagaimana anak-anak itu satu persatu dipukuli, dicubit, ditampar, dan dijewer ketika ada salah seorang murid tak sengaja buang angin. “Kalian sudah melanggar kesopanan dan kesusilaan,” teriak sang guru perempuan yang juga menjabat kepala sekolah. Rupanya pengaruh Brotowali sudah sampai ke sekolah. Para ibu dan anak-anak ini-didukung tokoh negeri pelangi Buluh Sembilu- lantas sepakat melakukan perlawanan.

 

Inilah karya ke 17 Sanggar Anak Akar yang dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 15-16 November lalu. Pentas bertajuk Nyanyian Negeri Pelangi yang disutradarai oleh Ibe Karyanto itu bercerita tentang keberagaman dan kemajemukan . Pertunjukan yang melibatkan anak-anak berusia enam sampai lima belas tahun-baik sebagai pemain maupun pemain musik- dikemas dalam pertunjukan teater musikal yang tak hanya mengandalkan kekuatan dialog tetapi juga kemampuan menari dan menyanyi.

 

Selain mengajarkan tentang indahnya keberagaman, Nyanyian Negeri pelangi juga membawa pesan tentang buruknya efek kekerasan, terutama bagi anak-anak. Pentas berdurasi sekitar satu setengah jam itu pun diawali dengan cuplikan rekaman berita radio tentang pertikaian dua kelompok masyarakat. “Negara kita adalah negara hukum maka segala kasus kekerasan harus diselesaikan secara hukum,” begitu pidato salah seorang petinggi negeri.

 

Asistan Koordinator Acara, Saneri mengungkapkan, pertunjukan ini dipersembahkan bagi para pemangku kekuasaan agar mereka bisa tetap terus menjaga hak-hak para warganya. “Jangan pernah memaksa setiap individu untuk melakukan hal-hal yang tidak di luar kehendaknya,” katanya.

 

Nyanyian Negeri Pelangi digelar untuk memperingati 16 tahun berdirinya sanggar yang terletak di daerah Gudang Seng, lima meter dari bantaran sungai Kalimalang, Jakarta Timur. Sehari sebelumnya, Sanggar Anak Akar bekerja sama dengan klub sepeda Kani Gowes menggelar Charity Fun Bike Gowes alias bersepeda bareng sambil beramal. Rutenya mengitari Cikini Tugu Tani Monas Thamrin Bundaran Hotel Indonesia Diponegoro dan kembali lagi ke Gondangdia Cikini. Acara yang digelar sejak Ahad pagi itu juga dimeriahkan dengan lomba gambar anak, pasar murah dan aneka dolanan anak-anak. “Selain untuk membiayai Sanggar Anak Akar, sebagaian dana yang terkumpul juga akan disumbangkan untuk korban bencana alam di Wasior, Mentawai, dan Merapi,” jelas pengelola Sanggar Anak Akar, Susilo Adi Negoro.

 

SanggarAnak Akar berdiri pada 22 November 1994 sebagai bagian dari badan advokasi anak Institut Sosial Jakarta. Sanggar ini kemudian berkembang menjadi semacam “kampus” berupa kompleks bangunan di atas tanah seluas 700 meter persegi yang dilengkapi aula bermain, bangsal tidur, perpustakaan dan ruang komputer. Sanggar anak akar menjadi rumah singgah bagi puluhan anak jalanan dan anak-anak kurang mampu yang datang dari pemukiman rakyat di Kampung Melayu, Penas dan Bantar Gebang.

 

Dari sebuah program pengembangan komunitas anak jalanan, hingga kini menjadi model pengembangan manajemen pendidikan alternatif setingkat SMP. Sepanjang minggu, usai bersekolah, mereka melakukan pelbagai kegiatan: berlatih musik, olah vokal, hingga main teater sesuai dengan minat dan potensi anak masing-masing. Biola, bas, gitar, gendang, dan drum yang dipakai sebagian besar sumbangan donatur. Hasil kerja keras mereka berlatih, antara lain dapat disaksikan dalam pentas Nyanyian Negeri Pelangi ini

NUNUY NURHAYATI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.