Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tarian Absurd dalam Pesawat  

image-gnews
Bubble Sling, nomor ketiga performing art Fitri Setyaningsih dan Maria Yulita Sari yang digelar di Geria Olah Kreatifitas Seni (GEOKS) Singapadu, Bali. (Foto:Lukman S Bintoro)
Bubble Sling, nomor ketiga performing art Fitri Setyaningsih dan Maria Yulita Sari yang digelar di Geria Olah Kreatifitas Seni (GEOKS) Singapadu, Bali. (Foto:Lukman S Bintoro)
Iklan
TEMPO InteraktifDenpasar - Seutas tali merah membelah panggung. Lalu sesosok wajah menyembul di dinding hitam di ketinggian sekitar 3 meter. Sosok itu mengenakan pakaian berumbai dengan bola-bola plastik kecil aneka warna. Ia lalu memainkan tali dengan menggerakkan ke kanan-kiri, melipat, dan bermain tarik ulur dalam iringan bunyi deru pesawat terbang yang naik turun. Sesekali badannya muncul keluar lalu terbenam lagi.

 

Repertoar tari berjudul “Flight No 12” itu dimainkan Fitri Setyaningsih di Sanggar GEOKS, Singapadu, Ubud, Gianyar, Bali, Jumat malam lalu. Ia berusaha membangun imajinasi tentang situasi absurd saat berada di pesawat terbang.”Nasib kita berada di garis lurus pada satu jalur saja,” ujar Fitri Setyaningsih.

 

Adapun badan yang hanya tampak sampai di pinggang menunjukkan keterbatasan ruang gerak. Ia hanya bisa menggelepar dan memainkan tangan. Tanpa kaki yang bisa berjalan kemana-mana. Tali-tali yang berisi bola di ujungnya adalah gambaran situasi di angkasa raya dengan planet-planet yang beraneka rupa.

 

Nomor pertunjukan yang berdurasi sekitar 6 menit itu pernah dipentaskan Fitri dalam pertunjukan keliling pada 2007-2008. Ia menjelajah ke sejumlah panggung di Medan, Teater Utan Kayu (TUK), Galeri Nasional Jakarta, Bandung, dan Padang Panjang. Bedanya saat itu merupakan pementasan tunggalnya dengan desain panggung yang sudah disiapkan khusus untuk nomor itu.

 

Sedangkan pada pentasnya kali ini, Fitri harus berkompromi dengan pementasan yang lain sehingga tidak memungkinkan menggunakan setting panggungnya sendiri. Bakground panggung, misalnya, seharusnya seluruhnya berwarna biru untuk menggiring imajinasi penonton pada situasi di angkasa raya. Lantai yang malam itu berwarna hitam mestinya berwarna putih agar dapat memantulkan permainan cahaya. “Tapi saya tetap puas karena bisa menghasilkan imajinasi yang berbeda,” katanya.

 

Hal yang lain yang membedakan adalah kolaborasinya dengan Jane Chen di pertunjukan ini . Dalam kegelapan dan tanpa cahaya di permukaan tanah selama Fitri menampilkan eksplorasi geraknya, Jane bergerak menampilkan permainan benang-benang merah yang ditarik kesana-kemari. Ia seperti merajut labirin di atas bumi lewat gerakan yang samar, sehingga menghasilkan perpaduan absurditas di panggung.

 

Jane merasakan kedalaman intensitas gerak dalam kolaborasi itu. “Memang sulit dipahami sebagai tarian. Ini lebih mirip sebuah olah psikologi daripada pertunjukan,” ujar penari senior itu. Ia berharap, penonton dapat menangkap pesan itu meskipun belum cukup lazim ditampilkan di Bali.

 

 

ROFIQI HASAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Peserta delegasi dari Pekalongan di Asian African Carnival 2018 di Bandung, Jawa Barat, 28 April 2018. Karnaval budaya Asia Afrika bertema Respect Diversity ini diikuti sekitar 4.000 perserta dari seluruh Indonesia dan perwakilan delegasi asing. TEMPO/Prima Mulia
Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.


Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng (ANTARA News)
Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.


Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Eko Supriyanto foto besama penari yang menarikan tari Balabala saat GR pementasan penutupan SIPFest 2016 di Teater Salihara Jakarta, 4 November 2016. TEMPO/Nurdiansah
Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.


Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Pementasan tari dalam acara Jakarta Dance Meet Up di Gedung Kesenian Jakarta, 31 Maret 2017. TEMPO/Frannoto
Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.


Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet membentuk formasi saat membawakan pertunjukkan Balet dengan Tema Si Kabayan di Teater Jakarta, kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), 31 Oktober 2015. Pertunjukan Balet yang dimaikan oleh Marlupi Dance Academy (MDA) ini, mengkawinkan antara seni tari balet klasik dan kontemporer Nusantara. TEMPO/Subekti
Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.


Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Sejumlah penari difabel dan non-difabel melakukan latihan jelang pementasan di Galeri Kesenian Jakarta, Jakarta, 8 Juli 2017. Mereka akan membawakan koreografi CandoDance karya Mirjam Gutner dan Tanja Erhart dari grup Candoco Dance Company (Inggris). TEMPO/Subekti
Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.


Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Karya origami
Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.


Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Dua seniman membawakan tarian Bisma Srikandi di Pendapa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Solo, (29/4). Pertunjukan yang digelar selama 24 jam ini untuk memperingati Hari Tani Sedunia. Tempo/Ahmad Rafiq
Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.


Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Poster Pertunjukan tari Arka Suta dari Sanggar Padnecwara. Facebook.com
Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu


Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Penari Eky Dance Company saat tampil dalam gladi resik pementasan kabaret oriental bertajuk
Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.