TEMPO Interaktif, Jakarta - Sastrawan Hamsad Rangkuti, 67 tahun, sejak 12 November lalu terkapar di kamar 867 Rumah Sakit Siloam Gleaneagles Lippo Karawaci. Selain mengidap darah tinggi, Hamsad juga terserang gangguan pada saluran kencing (prostat).
"Semula bapak mengeluh tidak bisa buang air kecil. Perut terasa sakit, badan menggigil," kata Nurwindasari, istri Hamsad Rangkuti, saat dihubungi Tempo, Jumat (19/11). Dari hasil diagnosa dokter, ia melanjutkan, ternyata penulis cerita pendek "Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu" itu terkena prostat. "Senin (15/11) kemarin menjalani operasi prostat,"
Untuk membiayai pengobatan sang suami, Nurwindasari, mengaku berharap banyak dari bantuan para donatur. Namun hingga saat ini, komitmen itu belum diterimanya. Pekan lalu dia mencoba mengajukan permohonan bantuan ke Kementrian Kesehatan. "Secara tertulis sih sudah ada komitmen dari Bu Endang (Rahayu Sedyaningsih), Menteri Kesehatan. Tapi sampai hari ini kami belum terima," ujarnya. Selama sepekan menjalani perawatan, biaya yang diperlukan sudah lebih dari Rp 20 juta.
Karya-karya cerita pendek Hamsad yang dilahirkan di Medan, 7 Mei 1943, beberapa di antaranya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Jerman, antara lain dimuat dalam New Voice in Southeast Asia Solidarity (1991), Manoa, Pasific Journal of International Writing, University of Hawaii Presss (1991, Beyond The Horison, Short Stories from Contemporary Indonesia, Monash Asia Institute.SUDRAJAT