Mengambil setting tahun 2020, pentas ini bercerita soal kehidupan di tempat pembuangan bernama Pulau Onrop. Di sini, orang-orang yang dianggap tak bermoral menghabiskan waktunya. Seorang novelis, Bram, yang dianggap membangkang menjalani pembuangan. Tapi di Onrop, Bram justru belajar arti cinta sebenarnya.
Joko yang lebih dikenal sebagai sutradara film—ini adalah pertunjukan teater pertamanya—tak main-main menyuguhkan Onrop. Terhitung enam setting panggung disiapkan, mulai dari halte busway, Pulau Onrop, pengadilan, dan gedung Galeri Nasional. Total biaya pertunjukan mencapai Rp 3 miliar.
Menurut Joko, bakal ada 65 pemain yang tampil. Kebanyakan menjadi penari sekaligus bernyanyi. Para pemain itu disaring dari sekitar 1.100 peminat. Joko mengaku tak mementingkan nama tenar dalam memilih pemain. “Yang penting dia mampu bernyanyi sekaligus menari,” katanya.
Drama komedi romantis ini diproduseri oleh Afi Shamara (Ca Bau Kan, Biola Tak Berdawai, dan Badai Pasti Berlalu). Koreografi tarinya digarap Eko Supriyanto. Sedangkan musiknya ditangani Aghi Narottama, Bemby Gusti dan Mondo Gascaro. Ketiga pemusik ini pernah membantu Joko untuk Pintu Terlarang. Para pemain drama ini antara lain adalah Sita Nursanti, Nina Tamam, Fitri Tropika dan Ario Bayu.
PRAMONO