Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Surti, Sawunggaling, dan Khayalannya  

image-gnews
Ine Febriyanti, pemeran Surti dalam monolog
Ine Febriyanti, pemeran Surti dalam monolog "Surti dan Tiga Sawunggaling" karya Goenawan Mohamad di ruang teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta. (TEMPO/Dwianto Wibowo)
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tiga burung sawunggaling terbang keluar melesat di tengah malam. Menjelang dini hari, mereka kembali kepada kain mori yang digambar Surti. Burung-burung imajiner itu seolah hidup. Mereka berbicara dengan perempuan yang selalu dirundung sedih.

 

Surti sepenuhnya menyimak apa yang dikatakan burung-burung itu. Selalu ada kisah yang mendebarkan hatinya. Sawunggaling mengikuti Jen, suaminya, sebelum mati. Jen adalah seorang komandan gerilya, seorang aktivis pergerakan yang ganjil dan gemar memburu mimpi.

 

Begitulah Ine Febriyanti akan melakonkan monolog karya Goenawan Mohamad berjudul Surti dan Tiga Sawunggaling. Lakon monolog dengan sutradara Sitok Srengenge ini akan dipentaskan di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, nanti malam dan esok. "Ini perasaan istri yang kesepian dengan segala kecemasan dan kecemburuannya," ujar Sitok.

 

Ine akan tampil melakonkan Surti, seorang perempuan Jawa biasa juga ibu rumah tangga yang mengisi hari-harinya dengan membatik. Ia selalu begitu setelah Jen dibunuh serdadu Belanda. Segala yang dialami Surti, pikiran maupun perasaannya seolah terpantul. Ia berada pada keraguan tentang segala yang mistis, kegamangan tentang politik dan perjuangan fisik. Juga gairah, amarah, cemburu, dan rasa kehilangan yang saling berkelindan.

 

Surti selalu menanti cerita tiga burung sawunggaling – Anjani, Baira, dan Cawir – dalam setiap malamnya. Mereka saling menyaksikan enam anak buah Jen menyerbu bivak Belanda, dan tiga di antaranya tewas tertembak. Atau, mereka juga menyaksikan Jen memiliki kekasih gelap, seorang pejuang yang jauh lebih muda.

 

Semuanya berjalan dalam alam khayali Surti. Begitulah Ine harus berjuang untuk menampilkan kisah-kisah itu supaya mengalir. "Dalam lakon ini Surti melakonkan 10 karakter sekaligus," kata Sitok.

 

Penyutradaraan juga harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Jika sembrono, salah-salah Surti akan terlihat seperti perempuan tak waras. Padahal naskah ini berkisah mengenai dunia batin perempuan Jawa yang terluka.

 

"Naskah ini mulanya adalah esei. Sulit ditemukan dramaturginya," tutur Sitok. Tantangan yang berat baginya karena alur dalam naskah tersebut tak ada awal, puncak maupun akhir. Maka yang dilakukan Sitok bersama asisten sutradara, Seno Joko Suyono, adalah menafsir ulang naskah dan kemudian menelisik elemen artistiknya.

 

Lakon ini tak selebihnya realis, bahkan cenderung semi surealis. Karena kisah yang dihadirkan berada pada kenyataan dan ruang imajinasi. Alur ceritanyapun sesungguhnya berjalan dengan struktur penuh ulang alik waktu. Dunia nyata dan khayali selalu berubah bergantian dalam kisah ini.

 

Sitok juga menambahkan unsur tari yang memperlihatkan ketiga burung sawunggaling dengan gerak yang berbeda. Ia mempercayakan kepada Hartati untuk menggarap koreografinya. Adapun bebunyian digarap oleh Jeffar Lumban Gaol dan Mogan Pasaribu. Mereka akan memperlihatkan bunyi burung sawunggaling yang tak nyata itu. Lalu, Dian HP akan menggarap lagu tentang mimpi.

 

Set dan properti panggung nantinya juga tak biasa. Sitok akan meletakkan cermin besar yang membentang di belakang panggung. Cermin tak lain menandai ketakterbatasan imajinasi. Tata panggung ini dibantu oleh arsitek Avianti Armand dan Lik War.

 

Selain itu, lantai dan semua properti akan dihadirkan dalam warna putih. Karena sifat warna ini justru menampung semua warna yang dianalogikan sebagai imajinasi yang tak berbatas dan tak berwarna. Ada lagi keranda putih yang diletakkan seolah tergantung agar terkesan surealis. Selanjutnya, simak bagaimana Surti dengan khayalan kesepiannya.

 

 

ISMI WAHID/Pelbagai Sumber

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.