Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Grafiti Pembangun Dialog Antarperadaban

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kita mendengar para pejabat pemerintah, akademisi dan politikus bicara tentang masalah multikulturalisme dan kohesi masyarakat, tapi saya rasa mereka telah melewatkan satu hal saat bicara soal solusi: seni. Saya sering kali menegaskan bahwa seni grafiti punya kekuatan untuk mengubah dunia.

Seni yang berkembang di luar ruang seni konvensional, di luar galeri, dan bertebaran di jalanan adalah sarana luar biasa untuk membangun pertalian masyarakat. Mural yang saya buat di sudut-sudut jalan ramai telah menyatukan orang-orang, karena setiap hari mungkin ribuan orang menerima pesan dari seni yang saya ciptakan.

Mereka yang telah melihat karya saya mengatakan bahwa karya saya menyatukan yang terbaik dari dua dunia. Karya-karya saya melebur dua hal ekstrem yang nyaris bertentangan, setidaknya dari segi bentuk seni. Saya menggunakan seni jalanan, berasal dari jalan-jalan di Barat, dan memadukannya dengan gaya klasik nan suci dari aksara dan pola Islam--memperkenalkan bentuk seni ini di mana pun saya mendapat izin untuk mengecat.

Ini adalah upaya pribadi saya untuk melawan pandangan tentang “benturan peradaban”. Seni yang saya ciptakan sebenarnya memadukan dua peradaban dan menyampaikan pesan unik bahwa kita bisa menggali inspirasi dari spiritualitas dan agama, dan bahkan kita harus belajar menerapkannya pada kehidupan modern. Kita bisa menghadapi masalah-masalah masa kini dan menggandeng orang lain dalam melakukannya.

Di dunia setelah 11 September, Islam telah menjadi sorotan dan sering digambarkan secara negatif oleh media dan disalahpahami oleh non-Muslim. Di tengah pandangan buruk tentang Islam ini, saya malah merasa terdorong untuk mengambil risiko, melakukan hal yang tak biasanya dan mengekspresikan siapa saya tanpa merasa tak aman. Meski ada ribut-ribut tentang Islam, saya merasa senang menjadi seorang Muslim yang tinggal di Barat. Saya bisa terilhami oleh agama saya, namun juga menyumbang dalam pengembangan masyarakat yang harmonis.

Inilah saat yang tepat untuk melawan stereotipe-stereotipe yang ada dan mendorong dialog nyata di antara orang-orang biasa yang punya pandangan, identitas dan latar belakang berbeda, ketimbang memasrahkannya pada para pemimpin agama yang lebih banyak berdiskusi di atas meja sembari menikmati teh dan biskuit.

Seni adalah salah satu cara membantu dialog ini. Dalam seni saya, saya menyampaikan prinsip-prinsip--perdamaian, keadilan, persaudaraan dan penghargaan--yang saya kira berangsur hilang dari masyarakat modern, dan karenanya saya tekankan untuk membuat orang sadar bahwa mereka sesungguhnya mempunyai prinsip-prinsip yang sama. Bagi orang-orang kebanyakan yang berangkat kerja pada saat lalu lintas sibuk, dan bagi warga setempat yang melintasi suatu lukisan dinding setiap hari, saya ingin tembok-tembok yang menyampaikan pesan saya menjadi hidup dan mengingatkan orang-orang tentang prinsip-prinsip yang dimiliki bersama ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Manusia selalu menuturkan kisahnya dengan mengukir atau menggoreskan pesannya di dinding yang ada di ruang publik. Grafiti sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun lalu, jauh sebelum cat semprot melukis jalan-jalan bawah tanah di New York. Jadi, sebelum kita kehilangan sisi baik dari sesuatu yang kita anggap buruk dan memandang grafiti hanyalah keisengan anak-anak muda yang tak ada gunanya, saya meminta setiap orang merenung sejenak dan menyadari bahwa kita semua sebenarnya adalah seniman grafiti. Seni ini adalah bawaan alami manusia. Toh, ketika kita menelepon dan tangan kita memegang pena, apa yang kita lakukan? Kita membuat grafiti kita sendiri.

Mari manfaatkan energi dan kekuatan cat semprot, dan menggunakan ruang publik kita untuk menyampaikan hal yang indah dan bermakna guna memecahkan sebagian masalah yang kita hadapi di dunia sekarang ini.

###

* Mohammed Ali adalah seniman di Inggris yang karya-karyanya bisa dilihat di www.aerosolarabic.com. Artikel ini ditulis untuk Kantor Berita Common Ground (CGNews).

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

32 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

39 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.