Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penjahat Pamer Grafis  

image-gnews
"Traumatik" karya Prayitno Mayek. (TEMPO/HERU CN)
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Lima orang pemuda ini menyebut dirinya sebagai penjahat. Hasil “kejahatan” mereka berupa karya seni grafis kini dipamerkan di Tembi Rumah Budaya Bantul. Pameran bertajuk “Antara Subjek dan Objek” ini seharusnya berlangsung 20-31 Oktober 2010, namun kemudian diperpanjang hingga 20 November nanti.

“Kebetulan hingga tanggal 20 November nanti tidak ada acara. Daripada ruang pamer kosong, lebih baik pameran ini diperpanjang saja,” kata Herjoko, pengelola ruang pamer Tembi Rumah Budaya, Rabu (10/11).

Peserta pameran yang menyebut dirinya sebagai Penjahat Kesenian ini terdiri atas lima orang. Mereka adalah Gesang Wisnu Wardoyo, Nur Iksan Brekele, Prayitno Mayek, Yurisa Adhi dan Muhammad Amin Rois. Empat di antaranya berlatar belakang pendidikan seni grafis ISI Yogyakarta lulusan tahun 2010. Hanya Muhammad Amin Rois yang masih menempuh kuliah di Jurusan Ushuludin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

“Antara Subjek dan Objek” adalah pameran lukisan pertama Penjahat Kesenian. “Sebelumnya kami lebih banyak melakukan performing art, meski sebagian besar di antara kami berlatar belakang pendidikan seni lukis,” kata Yurisa Adhi. Tentang nama Pejahat Kesenian, Yurisa mengatakan biar kelihatan garang. “Tidak ada maksud negatif dengan nama itu,” katanya.

Pada pameran kali ini, kelima anggota Penjahat Kesenian ini menampilkan karya berbasis seni grafis dengan teknik cukil kayu di atas kanvas ditambah dengan teknik pewarnaan manual (hand coloring). Yang membedakan di antara mereka adalah ketertarikan atas tema tertentu.

Yurisa, misalnya, memilih mengangkat persoalan sosial. Pada Famous Fastmouse, Yurisa menampilkan sosok tikus ketika berbicara tentang fenomena korupsi di negeri ini. Uniknya, tikus karya Yurisa ini digambarkan sedang berlari kencang, namun seluruh tubuhnya terbalut oleh anyaman. “Koruptor di negeri ini memang susah ditangkap,” katanya.

Empat karya Yurisa yang dipamerkan di Tembi Rumah Budaya ini semuanya menampilkan figur (bisa figur realis atau figur imajinatif) yang terbalut oleh anyaman. Menurut Yurisa, unsur anyaman ini lebih bersifat eksplorasi atas nilai artistik, “Sekaligus menjadi ciri khas karya-karya saya,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu, Nur Iksan Brekele lebih suka mengangkat persoalan spiritualitas pada karya-karyanya. Ia menampilkan sosok orang yang sedang berjongkok di sebuah lorong pada karya berjudul Koma untuk merepresentasikan persoalan kelelahan manusia menghadapi kehidupan.

Sedangkan Gesang Wisnu Wardhana lebih suka mengangkat persoalan filsafat Jawa melalui figur-figur wayang, khususnya tokoh punakawan. Gesang menempatkan figur wayang itu secara tumpang-tindih dengan teknik cukil kayu dan kemudian diselesaikan dengan teknik hand coloring.

Menurut Rain Rosidi, karya kelompok Penjahat Kesenian ini lebih menyerupai lukisan dengan teknik cetak grafis. “Secara visual mereka menampilkan kemampuan teknis yang baik, dan menghadirkan gaya visual yang imajinatif,” tulisnya dalam pengantar kuratorial.

Rain menambahkan, kelompok Penjahat Kesenian sangat berhasil menampilkan salah satu kecenderungan teknik yang mereka kuasai dengan tanpa terjebak untuk sekadar berhenti mempersoalkan teknik dan alat. Menurut Rain Rosidi, mereka telah menceburkan diri dalam pesta seni kontemporer. “Sebuah pesta yang di pintu masuknya kita tidak perlu menjelaskan alamat dari seni mana kita berasal,” tulisnya.

Heru Cn

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

12 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.