Pendataan diperlukan untuk meneliti dan menetapkan kebijakan pengelolaan benda cagar budaya, seperti penentuan benda yang dianggap penting dalam kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuanakan diambil alih pemerintah pusat. Sedangkan benda yang tak begitu penting diserahkan pengelolaannya kepada Pemerintah Provinsi.
Menurut Gunawan, selama benda cagar budaya itu penting untuk pendidikan, budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan, maka ia harus diselamatkan, dirawat dan dilindungi dari kerusakan. Jika dikelola secara optimal, benda itu juga menjadi daya tarik pariwisata dan mendongkrak ekonomi daerah setempat.
Museum itu memiliki sekitar 15 ribu koleksi benda bersejarah. Hanya sekitar 15 persen yang dipamerkan dalam bentuk asli. Selebihnya dibuat tiruan dari bahan fiber. Koleksi berbahan batu dan kayu itu disimpan demi melestarikan warisan leluhur. Petugas museum rutin mengawasi dan merawat koleksi tersebut.
Museum yang dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini berdiri sejak 1933 dengan nama Stedelijk Historisch Museum Surabaya. Museum itu didirikan kolektor seni asal Jerman, Von Faber. Koleksi Von Faber digolongkan menjadi 10 jenis koleksi, yakni jenis geologi, biologi, etnografi, arkeologi, histori, numismatik dan heraldik, filologi, keramik, seni rupa dan teknologi.
Adapun koleksi yang dipamerkan terdiri dari koleksi jaman prasejarah, klasik (Hindu-Budha), jaman Islam, kolonial, dan jaman modern. Sejak berdiri lokasi museum berpindah empat kali. Terakhir ia menempati kawasan Buduran Sidoarjo sejak Mei 2004. Pengunjung biasanya ramai mengujungi museum di saat musim liburan sekolah atau hari libur nasional serta akhir pekan. Para wisatawan asing yang berkunjung di antaranya berasal dari Korea, Jepang, dan Singapura.
Untuk menarik pengunjung, museum seluas 3,2 hektare itu juga dilengkapi aneka permainan. Taman yang asri dan rindang juga memanjakan mata pengunjung, setiap mata memandang terlihat aneka pepohonan dan tanaman hias berwarna-warni. Lokasi museum yang terletak di pinggir jalan Surabaya-Malang itu juga bmemudahkan para pengunjung untuk mengenal museum ini. Museum Mpu Tantular juga menyediakan ruang pameran untuk seminar dan galeri seni. Seniman setempat kerap memamerkan karya seninya di museum ini.
Pengunjung berkebutuhan khusus juga bisa menikmati dan belajar di sini. Pengelola museum menyediakan fasilitas khusus bagi pengunjung tunanetra, seperti jalan menuju ruang pamer yang dilengkapi alat pemandu. Bahkan, sejumlah keterangannya menggunakan huruf braille, sehingga pengunjung tunanetra dapat membacanya.
EKO WIDIANTO