Menurut Direktur Pertunjukan Bram Palgunadi, festival bakal dimeriahkan rampak dalang oleh 20 pelajar SMK 10 Bandung, konser karawitan, wayang golek, wayang kulit, dan wayang Bali. Beberapa dalang itu diantaranya Ki Mantheb Sudharsono dan Ki Warseno Slank.
Sejumlah pejabat yang juga akan menjadi dalang, antara lain, Bupati Sragen dan Walikota Denpasar. "Kami juga meminta Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mendalang," kata Bram kepada wartawan di Bandung, Kamis kemarin.
Selain wayang tradisi, festival juga menampilkan wayang kontemporer lewat komik, video, ilustrasi, lukisan, animasi wayang, buatan seniman, praktisi, penerbit dari Jakarta, Bandung, Bali, juga Amerika Serikat dan Kanada. "Dalang wayang suket Slamet Gundono juga ikut," ujarnya.
Seluruh pertunjukan tersebut dan seminar, workshop, serta pameran wayang tersebar di 8 lokasi, seperti Museum Sri Baduga, kampus Institut Teknologi Nasional, Studio Seni Barli, Toko You, pusat kebudayaan Prancis, dan lapangan Gasibu. Panitia memperkirakan, sedikitnya festival itu akan mendatangkan 20 ribu penonton.
Menurut Direktur Festival Hermawan Rianto, festival membuka kesempatan berbagai kalangan untuk memainkan wayang dengan berbagai ekspresi, media, dan interpretasi. "Mencintai wayang tidak harus menonton wayang, tapi bisa bikin atau baca komik, novel, atau animasi wayang," katanya.
Hermawan mengatakan, kini saatnya generasi muda yang lebih banyak melestarikan wayang. Apalagi UNESCO telah memgakui wayang Indonesia sebagai world master piece of oral and intangible heritage of humanity pada 7 November 2003 lalu. Sayangnya, kata dia, kini banyak jenis wayang yang tidak mendapat tempat dan cenderung dilupakan.
ANWAR SISWADI