Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sosok yang Tak Pernah Datang  

image-gnews
Pertunjukkan Opera Tan Malaka di Salihara, Jakarta. (TEMPO/JACKY RACHMANSYAH)
Pertunjukkan Opera Tan Malaka di Salihara, Jakarta. (TEMPO/JACKY RACHMANSYAH)
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -


"Di manakah Tan Malaka? Dari mana ia datang? Kita tidak tahu dari mana ia datang. Mungkin ia tak pernah datang...."


Ia begitu menyendiri dan tersendiri. Tak banyak orang tahu di mana keberadaannya. Namanya masyhur dengan ketidakjelasannya. Semangatnya teguh, mencita-citakan revolusi demi tegaknya dunia baru. Bukan dunia "timur", melainkan dunia tempat rasionalitas dipegang erat.


Boleh dibilang sepak terjangnya hingga ajal menjelang masih menjadi sebuah misteri. Opera tiga babak berjudul Tan Malaka dipersembahkan sebagai pungkasan Festival Salihara ketiga. Ini sebuah opera esai sebagai penegasan riwayat Tan Malaka atas ketidakhadirannya. Opera, yang libretto-nya ditulis oleh Goenawan Mohamad dan musik digarap oleh Tony Prabowo, ini dipentaskan di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, Senin lalu hingga Rabu esok.


Tak ada alur cerita dalam opera itu. Yang ada adalah penutur dan pendendang aria. Di antara mereka tidak muncul dialog satu sama lain. Adi Kurdi dan Whani Darmawan, misalnya. Sebagai penutur, mereka bahkan menyampaikan teks yang kadang bersilangan, bisa juga paralel satu sama lain. Atau Binu Sukarman dan Nyak Ina Raseuki (Ubiet) bisa saja mendendangkan aria-aria yang berseberangan.


Garapan ini mengambil model panggung bergaya konstruktivis Rusia. Sebuah panggung tiga dimensi dengan bangunan kayu yang bertumpuk-tumpuk. Didesain oleh arsitek Danny Wicaksono, panggung ini berusaha mendekatkan ketokohan Tan Malaka dengan suasana Rusia. Ada tiga bentuk besar yang terwakili: pabrik, kapal, dan penjara.


Terbagi atas beberapa level ketinggian, para aktor satu per satu bisa bergantian muncul dari sudut mana saja. Di bawahnya terdapat ruang-ruang yang bersekat rusuk kayu dengan pintu terali besi: sebuah penjara bawah tanah.


Tak kalah menarik, aktor Whani Darmawan menempati sebuah kotak kecil seperti penjara besi untuk mengasingkan seorang pesakitan. Ketika ia bertutur, kotak itu diturunkan dari langit-langit teater melalui dua batang besi yang menjadi relnya. Bunyi yang timbul dari gesekan besi itu menambah kesan suasana industrialisme Eropa. Ketika Whani menyelesaikan adegannya, kotak itu terangkat kembali.


Beda dengan Adi Kurdi yang lebih dinamis menempati panggung kayu itu. Ia bisa muncul dari mana saja. Ia, dengan sebuah koran yang selalu dibawa ke mana saja, memaparkan sosok Tan dari serpihan kabar yang dikumpulkan. Ada kesan sedih, tak habis pikir, bahkan kesal.


Binu Sukarman dan Ubiet secara bergantian membawakan aria-aria. Tak sedikit pula mereka menuturkan dalam intonasi percakapan.


Goenawan, sebagai sutradara opera, bersama Yudi Ahmad Tajudin sebagai asistennya, telah memperhitungkan detail akan performa pertunjukan itu. Seperti ketika suasana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, semua pintu terali besi di bawah panggung terbuka. Kotak pesakitan yang dihuni oleh Whani diturunkan, lalu ia keluar. Bahkan sekat choir Paragita Universitas Indonesia di panggung atas menjadi terbuka pula.


Dalam sebuah opera, tak hanya naskah yang berperan penting. Komposisi musik berperan sama dengan libretto-nya. Komponis Tony Prabowo mempersiapkan komposisi ini selama enam bulan. Sebuah tantangan yang tak ringan baginya untuk menggarap karya ini. "Saya pelajari lama naskah libretto-nya. Dan pada akhirnya saya memilih idiom musik ini," ujar Tony di sela latihan.


Ketiadaan dialog menuntut kreativitas tersendiri membangun dramaturgi. Memang, jika didengar sekilas, repertoar-repertoar ini sungguh berat. Tapi, jika dicermati, banyak idiom musik yang menarik. Harmoni dalam repertoar tersebut sangat kaya. Bahkan di beberapa frasa ditemukan polimetrik, yaitu birama yang selalu berubah dengan cepat. Dan ini membuat efek dengar yang mengejutkan.


Tony mengatakan karya ini masih umum, dalam arti ada pengembangan atas tema yang dipilih. Boleh dibilang karyanya sudah di luar komposisi opera tradisional. Tony membagi dalam lima bentuk besar: bagian bermotif ritmis, berbentuk kanon dan counterpoint bebas, bagian harmoni, bagian aria bergaya klangfarben dengan irama yang lebih kompleks, serta bagian kuintet yang tak sederhana.


Bukan hanya sekali ini Tony berkolaborasi dengan Goenawan. Dibanding karya terdahulu, Kali dan The King's Witch, komposisi Tan Malaka lebih sederhana.


Tony mempercayakan karyanya dipimpin oleh pengaba (conductor) asal Filipina, Josefino Chino Toledo. Adapun pemusik, ia memilih solois dari berbagai instrumen. Tak ada penggandaan jumlah instrumen dalam orkestra mini ini.


Bagi Chino, panggilan akrab Josefino Toledo, tidak sulit menerjemahkan karya ini, meskipun ia tak begitu banyak mengenal sosok Tan Malaka. "Bukan pertama kali bagi saya memimpin opera. Interpretasi terbentuk begitu saja seperti intuisi," katanya sebelum pentas premier, Senin lalu.


Ya, interpretasi memang penting dalam sebuah opera. Pengaba selalu bekerja maksimal untuk membikin tafsir musik sedekat-dekatnya dengan karya aslinya. Beda pengaba akan menimbulkan interpretasi yang berlainan. Selain itu, teknik musik mutlak diperlukan. "Tanpa itu, pesan-pesan opera bisa luput," ujar pengamat musik Suka Hardjana.


ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.