TEMPO Interaktif, Batu - -- Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar pameran benda purbakala di Gelanggang Olah Raga Ganesha Kota Batu selama empat hari. Dalam acara yang digelar sejak Senin (18/10) itu dipamerkan 112 benda purbakala peninggalan benda zaman prasejarah, masa Kerajaan Majapahit, zaman Hindu Budha, zaman Islam, dan zaman Kolonial Belanda.
Ketua Penyelenggara Pameran dari BP3 Trowulan Nuraini menjelaskan pameran ini untuk meningkatkan kepedulian dan rasa cinta masyarakat terhadap benda purbakala. Selama ini, menurutnya, kepedulian masyarakat terhadap pelestarian benda purbakala masih rendah. "Bahkan di beberapa tempat, khususnya di Kota Batu,masih ada penduduk desa yang memiliki dan menyimpan benda purbakala sekedar untuk hiasan rumahnya," katanya.
Benda purbakala yang akan dipamerkan antara lain fosil kerang kayu, batu,tengkorak, keramik, terakota, serta fosil Pithecanthropus Erectus. Selain itu juga dipamerkan aneka benda bersejarah asli dari Kota Batu, seperti keramik yang sudah berusia ratusan tahun, termasuk terakota dan patung yang dibuat pada zaman Hindu Budha, bebatuan yang diambil dari Punden Mbah Gadung Melati di Desa Punten,Kecamatan Bumiaji, lingga dan yoni, batu pipisan, menurani, serta peripih Songgoriti.
Arkeolog dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batu, Widya S mengatakan sebenarnya masih banyak benda purbakala yang belum berhasil diselamatkan dari tangan penduduk, seperti lingga dan yoni yang kini disimpan di rumah Kusnanto,warga Kelurahan Temas. Selain itu, ada pula Patung Ganesha di area persawahan Desa Torongrejo dan lingga dan yoni di Punden Desa Sumbergondo. "Program kami utama adalah penyelamatan benda-benda tersebut,” katanya.
BIBIN BINTARIADI