Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jejak Tubuh Kontemporer

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Jumat dan Sabtu pekan lalu, panggung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, menjadi serba putih. Lantai, dinding, dan properti panggung berwarna putih. Enam penari laki-laki dan perempuan memakai pakaian dengan warna serupa, kecuali satu penari laki-laki jangkung yang dibiarkan tetap memakai pakaian gelap.

 

Ya, Leine Roebana menyuguhkan tari berjudul Sporen (Jejak) dalam Festival Art Summit 2010. Grup tari asal Belanda ini menampilkan beberapa gerakan tari kontemporer dengan iringan musik yang berganti-ganti.

 

"Tidak ada cerita yang terbangun dalam karya ini," kata koreografer Harijono Roebana. Ia mendasarkan konsep gerak tubuh dengan keberadaan ruang dalam panggung. Tak mengherankan jika plotting penari menyebar di seluruh sisi panggung. Menjadikannya terlihat sangat simetris.

 

Simak satu fragmen gerakan yang melibatkan tiga penari perempuan berjubah putih. Mereka membuat gerak pinggul yang digoyangkan sesuai dengan ritme musik. Pinggul, perut, dan badan mereka terlihat bergelombang karena gerakan ini.

 

Selanjutnya, mereka bergerak bebas memenuhi sisi panggung mengeksplorasi gerak kontemporer. Ketiganya kemudian berkumpul kembali dan membuat gerak pinggul itu untuk sekian waktu. Misalkan mereka harus menyatukan ritme sejenak setelah menyebar dengan olah tubuh masing-masing.

 

Sporen dibuat atas konsep gerak tubuh yang berkoneksi satu sama lain. "Gerak tubuh yang terhubung dalam rentang waktu yang sama," ujar Roebana. Sebagian besar gerakan adalah metafora. Ia, misalnya, menciptakan gerak dari kehidupan sehari-hari laiknya mengupas kentang.

 

Jika diperhatikan, motif gerak mereka memiliki kemiripan dengan fragmen-fragmen sebelumnya. Hanya, plotting pemain diatur sedemikian rupa sehingga membentuk posisi agar terlihat simetris. Satu per satu mereka keluar-masuk menuju tengah panggung. Ini sedikit membikin mood penonton turun. Apalagi saat fragmen gerak yang diiringi instrumen piano. Rasanya menjadi agak lama karena tak ada manuver gerak tubuh yang mengentak.

 

Untung saja, mood kembali terdongkrak oleh pergantian iringan musik yang sedikit berbeda. Mereka memanfaatkan beragam jenis musik, seperti musik yang berasal dari komposer-komposer zaman barok maupun kontemporer. Karya ini menampilkan beberapa komposisi milik Kyriakides, Padding, dan Sound Pallet.

 

Yang cukup mengejutkan adalah fragmen pada akhir pertunjukan. Setelah menyelesaikan gerakan tertentu, keenam penari itu bermaksud masuk ke belakang panggung dengan berjalan bebas. Namun kemudian beberapa lampu dipadamkan sehingga yang terlihat adalah siluet. Mereka terhenti.

 

Dari situ musik country road diperdengarkan. Seorang penari perempuan membuat gerakan. Musik semakin riuh dan pada akhirnya ia meloncat pada salah satu penari laki-laki. Menubruk dan menghantamkan tubuhnya tepat di depan laki-laki itu dalam posisi terdadah. Seketika lampu digelapkan, blackout.

 

 

ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

29 April 2018

Peserta delegasi dari Pekalongan di Asian African Carnival 2018 di Bandung, Jawa Barat, 28 April 2018. Karnaval budaya Asia Afrika bertema Respect Diversity ini diikuti sekitar 4.000 perserta dari seluruh Indonesia dan perwakilan delegasi asing. TEMPO/Prima Mulia
Hari Tari Sedunia, Bandung Menari 18 Jam

Seniman dan penggiat tari di Jawa Barat merayakan Hari Tari Sedunia di Bandung.


Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

28 Oktober 2017

Tari Sonteng (ANTARA News)
Tari Sonteng dari Jawa Barat Pikat Diplomat di Ekuador

Tari Sonteng dari Jawa Barat memikat hati para diplomat Ekuador yang tergabung dalam Asosiasi Pasangan Diplomat Ekuador.


Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

7 September 2017

Eko Supriyanto foto besama penari yang menarikan tari Balabala saat GR pementasan penutupan SIPFest 2016 di Teater Salihara Jakarta, 4 November 2016. TEMPO/Nurdiansah
Tari Cry Jailolo yang Mendunia Dipentaskan di SIPA 2017 Malam Ini

Eko Supriyanto akan mementaskan tari Cry Jailolo pada pembukaan pagelaran Solo International Performing Art (SIPA) di Benteng Vastenburg, Surakarta.


Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

30 Agustus 2017

Pementasan tari dalam acara Jakarta Dance Meet Up di Gedung Kesenian Jakarta, 31 Maret 2017. TEMPO/Frannoto
Nanti Malam, Lima Komunitas Tari Beraksi di JDMU#2

Dance Meet Up (JDMU) #2 merupakan ajang pertemuan para komunitas tari dari berbagai genre di Jakarta.


Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

25 Agustus 2017

Penari Balet membentuk formasi saat membawakan pertunjukkan Balet dengan Tema Si Kabayan di Teater Jakarta, kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), 31 Oktober 2015. Pertunjukan Balet yang dimaikan oleh Marlupi Dance Academy (MDA) ini, mengkawinkan antara seni tari balet klasik dan kontemporer Nusantara. TEMPO/Subekti
Penari Balet Marlupi Dance Academy Raih 7 Medali di Hong Kong

Penari balet Marlupi Dance Academy (MDA) berhasil meraih 7 medali di dalam ajang Asian Grand Pix 2017 yang diselenggarakan di Hong Kong.


Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

11 Juli 2017

Sejumlah penari difabel dan non-difabel melakukan latihan jelang pementasan di Galeri Kesenian Jakarta, Jakarta, 8 Juli 2017. Mereka akan membawakan koreografi CandoDance karya Mirjam Gutner dan Tanja Erhart dari grup Candoco Dance Company (Inggris). TEMPO/Subekti
Gala Balet Tampilkan Kolaborasi Penari Difabel  

Gala Balet akan menampilkan kolaborasi penari difabel dari Australia, Prancis, Korea Selatan dan Italia.


Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

16 Mei 2017

Karya origami
Penari Prancis dan Indonesia Berkolaborasi Pentaskan Sadako

Berbeda dari kebanyakan anak-anak lain yang terkena paparan bom atom, Sadako bertahan hidup bahkan layaknya manusia normal.


Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

25 April 2017

Dua seniman membawakan tarian Bisma Srikandi di Pendapa Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Solo, (29/4). Pertunjukan yang digelar selama 24 jam ini untuk memperingati Hari Tani Sedunia. Tempo/Ahmad Rafiq
Hari Tari Sedunia di Solo Dimeriahkan Ribuan Seniman  

Ribuan seniman akan menari bergantian selama sehari semalam untuk memperingati Hari Tari Sedunia di Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, 29 April 2017.


Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

9 Maret 2017

Poster Pertunjukan tari Arka Suta dari Sanggar Padnecwara. Facebook.com
Pentas Arka Suta, Perayaan 41 Tahun Padnecwara

Jelang pementasan digelar pula pameran foto dan properti

pementasan tari yang lalu


Indonesia Pentaskan Tari  

12 Januari 2017

Penari Eky Dance Company saat tampil dalam gladi resik pementasan kabaret oriental bertajuk
Indonesia Pentaskan Tari  

EKI akan mementaskan dua karya tari di India.