Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tubuh Ketiga Tarling-Dangdut  

image-gnews
Teater Garasi dalam pertunjukan bertajuk Tubuh Ketiga: Pada Perayaan yang Berada di Antara. (TEMPO/Dwianto Wibowo)
Teater Garasi dalam pertunjukan bertajuk Tubuh Ketiga: Pada Perayaan yang Berada di Antara. (TEMPO/Dwianto Wibowo)
Iklan
TEMPO Interaktif, JakartaNama perempuan itu Santi Revaldi. Di kampungnya dia dikenal sebagai penyanyi organ tunggal. Santi bukan cuma pintar berdendang lagu-lagu dangdut. Ibu satu anak ini juga pintar bernyanyi kasidah. Bermodalkan suara merdu dan penampilan seksi, Santi berkelana dari panggung ke panggung mengumpulkan uang sawer dari penonton. Sebuah rumah sederhana dapat dibangun dari hasil kerja kerasnya.

 

Kisah Santi hanyalah salah satu potret perkembangan kesenian tarling-dangdut di Indramayu yang diangkat sutradara Yudi Ahmad Tajudin bersama Teater Garasi dalam pertunjukan bertajuk Tubuh Ketiga: Pada Perayaan yang Berada di Antara. Pentas teater yang digelar dua hari berturut-turut, Selasa dan Rabu lalu, itu semacam teater esai tentang tarling-dangdut sebagai sebuah kesenian yang berkembang di pesisir utara Jawa dan Indramayu sebagai sebuah kota.

 

Tubuh Ketiga adalah sebuah evolusi perjalanan estetika Teater Garasi. “Ketika melihat pentas Tubuh Ketiga, penonton pasti akan teringat pentas Jejalan. Tubuh Ketiga ini memang semacam zoom in dari beberapa adegan Jejalan yang kemudian lebih diperdalam, meski Tubuh Ketiga ini bukan sekuel dari Jejalan,” dia menegaskan.

Malam itu Teater Salihara disulap layaknya sebuah gedung tempat pesta hajatan, lengkap dengan para penerima tamu, suvenir, dan gapura yang dibuat dari untaian janur kuning. Tak ada barisan kursi penonton di dalam ruang teater. Hanya ada sebuah pelaminan besi berhias bunga plastik bertulisan “Selamat menempuh hidup baru di dalam era globalisasi” dan panggung kecil serta meja berisi aneka jenis makanan rebusan, persis sebuah pesta hajatan di kampung-kampung.

 

Dari pesta hajatan, gedung teater kemudian berubah menjadi sebuah daerah persawahan. Lukisan pemandangan di kain terpal yang menutupi seluruh dinding teater serta beberapa tumpukan karung di lantai membuat penonton seolah-olah berada di tengah daerah persawahan menyaksikan kesibukan para buruh tani mengumpulkan berkarung-karung padi. Cerita lalu bergulir pada kesibukan para penyanyi yang bersiap-siap naik panggung. Mereka memoles wajah dengan make-up tebal, mengenakan baju pesta berpotongan seksi lengkap dengan sepatu hak tinggi.

Maka pesta pun dimulai seiring dengan mengalunnya lagu Kucing Garong. Penyanyi-penyanyi perempuan itu bernyanyi dan bergoyang dengan gerakan-gerakan sensual. Tak cuma menyanyi di atas panggung, atau di perahu kayu yang didorong Po, si bungsu dari keluarga Teletubbies, mereka juga membaur ke tengah-tengah penonton. Suasana pertunjukan dangdut makin terasa ketika berlembar-lembar uang dilemparkan dari udara. Dan lihatlah bagaimana para penyanyi bergegas memunguti uang yang terselip di antara kaki penonton.

Tubuh Ketiga memang tak seperti pertunjukan teater pada umumnya. Tak ada batas antara pemain dan penonton. Pemain adalah bagian dari pertunjukan itu sendiri. Memang, sejak didirikan pada 1993, Teater Garasi telah mengambil posisi pada seni pertunjukan eksperimental (cutting edge). Kelompok teater yang terdiri atas seniman lintas disiplin yang berdomisili di Yogyakarta ini terkenal dengan komitmennya menciptakan karya-karya pertunjukan yang segar, yang menggabungkan tradisi seni pertunjukan dengan sensibilitas dan media kontemporer.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tubuh Ketiga merupakan hasil observasi kehidupan pelaku kesenian tarling di Indramayu, Jawa Barat, sejak April 2010. Tema besar pementasan ini adalah tentang strategi kebudayaan dalam dunia global saat ini bahwa kebudayaan Indonesia selalu berada dalam situasi “antara” (in between). Selalu berada dalam keadaan perpindahan (state of transition). Perpindahan dari pre-kolonial ke masa kolonial, masa kolonial ke pascakolonial; dari kebudayaan agraris ke industrial, industrial ke post-industri; dari kebudayaan dan kosmologi desa ke kebudayaan dan kosmos kota; serta dari Orde Lama ke Orde Baru ke masa Reformasi.

Sebagai sebuah bentuk kesenian, tarling-dangdut dianggap menyimpan banyak aspek yang menarik, terutama jika dikaitkan dengan sejarah kebudayaan Indonesia sebagai sejarah kebudayaan “di antara”. Antara kebudayaan agraris dan industrial, antara desa dan kota, serta antara tradisional dan modern.

 

Dalam pandangan Teater Garasi, pelaku kesenian tarling di Indramayu adalah contoh konkret strategi kebudayaan yang paling sukses. “Mereka bisa comot unsur budaya sana-sini tanpa pernah mempersoalkan asli atau tidak asli, tradisi atau modern. Kemudian mereka bisa menjalaninya dengan amat santai, tanpa ada keterpaksaan. Itulah tubuh ketiga atau kebudayaan ketiga,” Yudi menjelaskan.

 

Adapun sebagai sebuah kota, Indramayu tumbuh di antara pusat-pusat kebudayaan yang saling menanamkan pengaruhnya: Jawa Tengah (Solo dan Yogyakarta), Jawa Barat (Bandung), dan Jakarta yang merupakan pusat Indonesia modern. Ia bisa dibaca sebagai desa sekaligus kota yang tumbuh di “ruang ketiga”. Sebuah entitas kebudayaan yang tidak tumbuh dari satu definisi atau identitas saja sehingga hanya bisa dipahami dengan berbagai pendekatan dan sudut pandang.

 

NUNUY NURHAYATI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.