Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ilusi Rudayat di Atas Kanvas

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Bandung - p { margin-bottom: 0.08in; }Pada anak tangga semen di depan sebuah rumah yang kusam, Marylin Monroe terduduk. Tepat di antara tempelan sobekan selebaran di dinding dan daun pintu berkaca, mendiang aktris top Amerika itu tertawa dengan kedua kaki menekuk berhimpit. Bagian bawah bajunya terbuka mencium lantai.


Di tempat lain, bintang sepakbola Inggris David Beckham berdiri gagah dengan setelan jas biru. Kaki dan tangan kanannya menyilang, dengan latar dinding kusam penuh kertas pamflet iklan. Begitupun seorang ibu tua berkebaya dan berkerudung merah yang berdiri dengan sikap sempurna.


Seluruh tokoh dalam 10 lukisan karya Rudayat dalam pameran tunggal bertajuk de-illusion di Bale Tonggoh, Selasar Sunaryo, Bandung, Jawa Barat itu muncul seperti hantu. Mereka memang tidak melayang-layang di atas tanah, tapi ruang kosong pada tubuh serta pakaian mereka tembus pandang ke latar belakang berupa bangunan atau dinding. Kurator pameran Asmudjo J. Irianto menyebutnya sebagai pseudo art street.


Rudayat menampilkan suasana jalanan dengan tembok penuh coretan cat dan tempelan kertas selebaran, pintu-pintu besi berkarat, juga dinding penuh retakan serta cat yang mengelupas. Lulusan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung itu menggarapnya dengan teknik foto realis yang mengundang decak kagum. Tangannya rinci menggambar gembok hingga aneka jenis huruf pada tempelan selebaran yang koyak di mana-mana.


Sedangkan seluruh tokoh ia buat kemudian dengan teknik grafiti stensil. Semuanya berwarna cerah dan mencolok, kontras dengan nuansa latar yang redup dan agak gelap. Sebagian besar sosok hanya berwarna tunggal seperti merah muda, kuning, biru, putih, dan hitam. Paduan beberapa warna hanya ada di karya berjudul Mass Entertainer. "De-ilussion bukan khayalan, tapi efek dari penggabungan dua teknik berbeda yang mengakibatkan hilangnya ilusi logis," kata Rudayat.


Asmudjo, dalam tulisannya di katalog pameran, menambahkan, teknik foto realis yang logis semestinya menghendaki sosok-sosok grafiti dalam lukisan Rudayat menempel langsung pada dinding jalanan. Tapi pelukis asal Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat itu membuat kesan sebaliknya. Semua tokoh grafitinya keluar dari dinding. Jarak sosok dengan latar itu menciptakan ruang. Celah yang ambigu, karena sekilas tampak mendekatkan dua obyek, tapi bisa dilihat keduanya berdiri di alam yang berbeda.


Pameran yang digelar sepanjang 24 September hingga 11 Oktober mendatang itu bercerita tentang kegamangan, nilai, dan keyakinan hidup Rudayat dengan dunia hari ini, lebih sempit lagi pada dunia seni yang digelutinya. Karena itulah, sosok ibundanya ikut ditampilkam di antara perempuan-perempuan muda berpakaian mini yang disebut Rudayat hidup di dunia gemerlap, model, sepasang penari dan pemusik, kelasi yang mencium mesra kekasihnya, David Beckham, serta Marylin Monroe.


Adapun kertas-kertas selebaran yang menempel di dinding itu ikut mewakili dunia modern. "Keraguan digambarkan dengan obyek stensil, sedangkan keyakinan di gambarkan dengan realis fotografi," ujar Rudayat. Keraguan sekaligus keyakinannya itu juga diwujudkan lewat satu-satunya karya patung berbentuk sosok dirinya sendiri yang berjudul Impossible Make Upper.


Rudayat seperti ingin mempertahankan nilai-nilai hidup lama yang dianggapnya baik dan benar untuk menghadapi dunia nyata. Menurut Asmudjo, karya-karya Rudayat cukup orisinal walau penumpukan citraan berteknik super impose bukanlah hal baru.



ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

26 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

33 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.