TEMPO Interaktif, Bandung - Sedikitnya 60 komikus Bandung, hari ini, ikut mengisi acara International 24 Hours Comics Day. Dimulai pukul 09.00 WIB, setiap peserta wajib membuat komik setebal 24 halaman selama 24 jam.
Pembuatan komik itu dipusatkan di Toko Buku komunitas Komikara, Jalan Ambon nomor 19. Di tempat yang cukup luas ini, hingga siang sudah terkumpul 60 lebih komikus, baik yang profesional maupun amatir. "Mereka berasal dari sejumlah studio komik, pelajar yang suka bikin komik, dan mahasiswa," kata panitia acara Okky Tri Baskoro, di Komikara, Sabtu, (2/10).
Menurutnya, acara yang digelar serentak di berbagai negara ini, untuk di Indonesia kini hanya diikuti komikus dua kota yaitu Bandung dan Surabaya. Sebelumnya, penyelenggara harus mengajukan izin dan memenuhi persyaratan ke panitia pusat di Amerika Serikat. "Mulai dari luas tempat acara, hak cipta, dan kesanggupan peserta bikin komik 24 jam," katanya.
Setiap peserta yang sanggup menyelesaikan komiknya kurang dari 24 jam, ujar Okky, diminta tetap berada di tempat. Tujuannya untuk sosialisasi dan berbagi ilmu di antara sesama komikus.
Seluruh karya nantinya akan dikirimkan ke panitia pusat. Komik terbaik akan dipilih untuk dibukukan. Sedangkan yang gagal terpilih namun dianggap bagus oleh Komikara, akan diusulkan mendapat sponsor untuk penerbitan komiknya.
Baca Juga:
Menurut Okky, tema, gaya, dan teknik pembuatan komik 24 jam ini bebas. Dari pantauan Tempo, komikus banyak yang menggambar secara manual yaitu memakai pensil di atas kertas, tapi ada juga yang digital, langsung di layar komputer.
Seorang peserta, Muklis Nur, mengatakan sebelumnya ia pernah membuat komik setebal 35 halaman dalam waktu sebulan. Untuk pengerjaan komik selama 24 jam ini, mahasiswa Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB itu memilih tema cerita tentang dunia setelah perang dunia kelima. "Komiknya tanpa dialog," ujarnya.
ANWAR SISWADI