TEMPO Interaktif, Jakarta - Duo gitaris berjulukan Twin Demon menjadi pilihan kedua dalam pembukaan Festival Salihara. Duo yang terdiri atas Didy Santosa dan Dody Waskito ini menampilkan empat lagu. Seolah belum terpuaskan, gitaris asal Kota Semarang, Jawa Tengah, ini kembali muncul pada hari kedua festival, Jumat malam lalu. Sembilan lagu pilihan menjadi pemanja telinga penggemar musik bergenre progressive neo-classic metal.
Virtual Odyssey menjadi nomor instrumental yang dijagokan pada pementasan kali itu. Nomor ini berkisah tentang perjalanan seseorang dalam mencapai tujuan hidupnya. Segala aral rintangan pun hadir menjadi bumbu penyedap nikmatnya sebuah keberhasilan.
Twin Demon, dengan konsep duo gitaris, menggandeng tiga pemain cabutan untuk membuat sajian musiknya kian mengentak. Ketiga pemain yang memperkuat mereka adalah kibordis Suherman Widi Asmoko, pemain bas Yopi Kristian, dan penabuh drum Bangkit Mahandika.
Meski tak kental, porsi klasik dalam tiap nomor cukup terasa. Seperti pada nomor B-Kit The Adventure Journey, yang menjadi "percakapan" mereka dalam pentas. Dawai-dawai dua gitar elektrik mereka bergerak susul-menyusul dan saling meningkahi. Jari-jari yang meliuk dengan cepat hingga taraf tinggi itu menghasilkan komposisi yang melodius, sarat dengan disiplin musik klasik, namun terkemas dengan raungan metal dan rock. Duo virtuoso yang disebut-sebut sebagai anak emas lokal di ranah musik progresif itu telah menunjukkan kemampuannya.
Yup, pengaruh rock progresif yang diperdengarkan Twin Demon bukan formula baru. Musik semacam ini sudah lebih dulu diperkenalkan oleh Hess, Dream Theater, Symphony X, Jason Becker, George Bellas, atau Yngwie Malmsteen. Inspirasi itu akhirnya tertuang dalam nomor mereka yang bertajuk Sahara dan Intro. Nomor lainnya, seperti Egypt , Fatamorgana, dan Nice Dream pun mengikuti.
Sebagai band yang mengusung aliran berat, formasi Twin Demon, yang hanya lima personel, tentunya tergolong sederhana. Jika saja komponen sound set mereka dipersiapkan secara maksimal, musik Twin Demon bakal terdengar lebih cadas dan matang.
Twin Demon tentunya lahir dari tumpukan ide yang menggunung di benak pasangan kembar itu. Pada 2006, keduanya sepakat mengusung band yang namanya diilhami oleh gelar mereka di atas pentas, yakni Demit Kembar. Meski sebelumnya telah memiliki band beraliran metal kental, bernama Morbiddust, kecintaan keduanya pada musik klasik, seperti Mozart dan Beethoven, tidak terbendung.
"Atas alasan itu, kemudian kami membentuk Twin Demon," ujar Dody. Tahun ini si kembar segera merilis album perdana bertajuk The Adventure, yang berisi 11 lagu. Sebelumnya, mereka telah merilis mini album pada 2007.
Aguslia Hidayah