"Mau tak mau kami harus mencicipi, sekalian membandingkan rasa pempek dari rumah ke rumah," ujar Arie sambil tertawa. Kendati harus bolak-balik ke toilet, Arie dan istri tak kapok. Selama seminggu di Palembang, mereka tetap melahap pempek. "Tujuan kami berlebaran ke Palembang selain silaturahmi juga untuk wisata kuliner," dia menjelaskan.
Beruntung, Fenita, sang istri, sudah menyiapkan obat diare untuk berjaga-jaga. "Antisipasi dari awal, supaya semua lancar," katanya sambil terkekeh. Alhasil, selain bertemu sanak keluarga, mereka tetap bisa melahap kapal selam, lenjer, dan sejenisnya.
TEMPO