CENTURION
Sutradara dan penulis naskah: Neil Marshall
Pemain: Dominic West, Michael Fassbender, Olga Kurylenko, Ryan Atkinson, Riz Ahmed, Noel Clarke, Liam Cunningham
Produksi: Warner Bros. Picture
----------
Anggota Legiun Sembilan itu berlari kencang di sungai. Di belakangnya, terdengar derap kuda. Larinya makin cepat. Tiba-tiba saja panah menembus tubuhnya. Prajurit itu bersimpuh. Tak mungkin lagi berlari. Di barisan pemburu, turunlah pengkhianat Legiun Sembilan dari kuda dan menghampiri prajurit itu. Si pengkhianat menghunus pedang dan menggorok leher prajurit itu dari belakang.
Inilah kebrutalan ala film Centurion. Sebagian besar durasi film sekitar 120 menit ini membawa penonton pada adegan berdarah-darah. Penonton nyaris tak diberi napas selama satu jam pertama, dipaksa menyaksikan pedang menggorok, tombak menembus tubuh, atau darah muncrat. Kalau anda anti dengan film merah semacam ini, lebih baik tidak menyaksikannya ketimbang sakit hati atau mengotori lantai bioskop dengan muntahan isi perut.
Michael Fassbender menjadi tokoh utama, sang Centurion Romawi, Quintus Dias. Dia bergabung dalam Legiun Sembilan setelah diselamatkan pasukan Jenderal Virilus (Dominic West) dari kejaran suku liar Picts. Mereka bersama bermaksud memusnahkan Picts.
Tapi, terjadi pengkhianatan. Picts malah memusnahkan Legiun Sembilan dalam perang di hutan. dan menawan Virilus. Pembantaian terjadi. Legiun Sembilan yang semula dikesankan tak terkalahkan akhirnya takluk. Virilus ditawan Picts.
Sisa pasukan berusaha menyelamatkan Virilus. Di sinilah muncul keanehan, tukang masak Legiun Sembilan mampu berubah menjadi prajurit tangguh. Aksi luar biasa itu gagal. Seorang prajurit legiun malah membunuh anak pimpinan Picts. Jadilah berikutnya mereka dikejar-kejar kelompok Picts yang tak akan kembali sebelum sisa legiun dibantai. Quintus yang menjadi pimpinan pun berusaha membawa enam anggota legiun ke wilayah Roma.
Kita bisa melihat si pengkhianat Legiun Sembilan menjadi pemimpin para kawanan pemburu Picts dalam pengejaran. Perburuan yang berlangsung hampir setengah durasi film cukup menegangkan. Para Legiun Sembilan berjalan kaki, dan pemburunya naik kuda. Mereka melintasi pegunungan salju, tebing tinggi, dan sungai. Rombongan sempat terpecah dua.
Dalam perburuan, Quintus sempat bertemu penyihir Picts yang dibuang, Arianne. Mudah diduga, hubungan singkat beralih menjadi cinta. Ini yang patut disayangkan dari sutradara sekaligus penulis naskah, Neil Marshall, seakan film menjadi tak bermakna kalau tak ada bumbu kasih sayang.
Selain itu, rasanya tak perlulah memasukkan kata makian macam “f**k” atau “s***t” dalam film. Menjadi terlalu Hollywood dan terlalu masa kini. Kekurangan lain, pembunuhan sesama teman yang terjadi menjelang akhir film terasa janggal. Tak ada alasan kuat untuk keduanya saling membunuh.
Tapi memang harus diakui, perkelahian dalam Centurion, jauh lebih dasyat ketimbang aksi pasukan Raja Leonidas dalam 300. Film 300 juga dibintangi sebagian pemain Centurion seperti Michael Fassbender dan Dominic West. Percayalah, tusukan dan hujaman dalam Centurion begitu jelas, tak ditutupi. Film 300 bakal terlihat culun jika dibandingkan Centurion.
PRAMONO