Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Provokasi Jumaldi Alfi  

image-gnews
"Life/Art #101 : Never Ending Lesson" karya Jumaldi Alfi. Foto:TEMPO/HERU CN
Iklan
TEMPO InteraktifYogyakarta - Apa yang dilakukan perupa Jumaldi Alfi, 37 tahun, ketika sedang menyindir dan memprovokasi jagat seni rupa kontemporer saat ini? Anggota Kelompok Jendela, Yogyakarta, ini justru mengutip pernyataan para perupa kontemporer kelas dunia dan kemudian memplesetkannya.

 

Di atas kanvas ukuran 215 X 315 sentimeter, Alfi melukiskan citraan papan tulis. Ia juga melukis citraan potongan-potongan lakban berwarna krem hingga membentuk kata LIE dengan huruf kapital di atas “papan tulis palsu”-nya itu. Sederet teks bahasa Inggris ia tambahkan, antara lain, “I think it’s not art, it’s about life”. Kalimat itu dilukis sedemikian rupa sehingga terkesan seperti tulisan dari kapur putih yang ditorehkan di atas papan tulis hitam.

 

Kalimat berbahasa Inggris itu tak lain adalah pernyataan perupa kontemporer dunia, Jean-Michel Basquiat. Meski disadur lengkap, Jumaldi sengaja mengaburkan huruf F pada kata LIFE sehingga maknanya menjadi melenceng jauh dari aslinya.

 

Bermain-main dengan kalimat perupa tenar, Jumaldi bermaksud mengoreksi, menyindir, dan bahkan memprovokasi terhadap dunia seni rupa kontemporer saat ini. “Banyak orang yang lebih suka bicara soal harga daripada bicara soal konsep dan ide,” katanya.

 

Alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta tahun 1999 tak hanya membuat satu lukisan tentang papan tulis. Ia bahkan mengusung sembilan lukisan yang mencitrakan papan tulis pada pameran tunggalnya yang bertajuk Life/Art #101: Never Ending Lesson di Sangkring Art Space, Yogyakarta, sepanjang 1-17 September ini.

 

Dari sembilan lukisan papan tulis (blackboard series) karya Afli, delapan di antaranya mengeksploitasi pernyataan-pernyataan perupa kontemporer kelas dunia. Selain Jean-Michel Basquiat, juga Joseph Beuys, Martin Kippenberger, Ed Ruscha, hingga lagu Pink Floyd. Semuanya diperlakukan dengan cara plesetan.

 

Ada satu karya yang menampilkan kata dalam bahasa Indonesia. Alfi menorehkan kata “lupa” di atas papan tulis palsunya. Hanya kata itu. Selebihnya adalah bidang kosong. “Sebenarnya tidak benar-benar kosong. Papan tulis itu sebenarnya dipenuhi oleh kalimat-kalimat, namun sudah dihapus,” ujarnya.

 

Karya berjudul Lupa ini tidak berdiri sendiri. Karya ini berkait dengan sebuah almari kaca yang diletakkan di dekat lukisan tersebut. Almari itu berisi sejumlah tengkorak yang diletakkan di atas deretan buku-buku tebal tentang ilmu pengetahuan serta buku-buku profil para perupa tenar. Alfi hendak menyatakan bahwa manusia sering melupakan sejarah, melupakan masa lalunya.

 

Bagi Alfi, papan tulis adalah simbolisasi keinginan belajar yang tiada berakhir. Itu sebabnya belakangan ini Alfi getol menampilkan papan tulis, meninggalkan obyek-obyek batu, tangga, tengkorak, potongan tangan, dan kaktus yang sudah menjadi ciri khas lukisannya selama ini.

 

Kurator Enin Supriyanto menyebut perubahan ini sebagai proses meremajakan diri. “Kini, kita bisa meyakini bahwa Alfi sesungguhnya masih terus belajar agar ia bisa terus memperkaya wilayah estetik bagi praktik seni lukisnya selama ini. Dengan kerja keseniannya, Alfi terus meremajakan dirinya,” tulis Enin dalam katalog pameran.

 

Alfi mulai getol menggarap papan tulis sebagai subject matter lukisannya sejak dua tahun lalu. Blackboard series merupakan penggalan proses perjalanan Alfi sebagai perupa. Inilah yang disebutnya sebagai proses pembelajaran, proses peremajaan. Sebab, selepas menggarap blackboard series ini, Alfi kembali pada subject matter lamanya yakni tengkorak.

 

Tentu, tengkorak kali ini konsepnya sangat berbeda. “Dulu, tengkorak itu hadir di kanvas melalui alam bawah sadar. Ia muncul begitu saja, seperti halnya batu, kaktus atau anak tangga,” katanya. “Sekarang, dengan sadar tengkorak itu dimunculkan, sebagai simbol kehidupan baru. Itu sebabnya, karya terbaru ini judulnya peremajaan.”

 

Dalam pameran ini Alfi juga menghadirkan satu karya instalasi berupa perahu kayu yang dipenuhi kapur tulis aneka warna serta sesosok jerangkong. Alfi sengaja meletakkan perahu layar itu di satu ruangan, lengkap dengan pasir sebagai alasnya.

 

Menurut Alfi, perahu adalah simbol perjalanan. Kapur tulis adalah simbol pembelajaran. Sedangkan jerangkong adalah simbol kematian. Namun, bagi Alfi, kematian bukanlah akhir segalanya. “Kematian bukanlah finish. Kematian justru awal dari kehidupan baru,” ujarnya.

 

Pameran Life/Art #101 : Never Ending Lesson ini merupakan pemanasan untuk pameran di Kuala Lumpur dan Singapura dengan materi yang sama dengan penyelenggara Valentine Willie Fine Art. Pameran di Kuala Lumpur, Malaysia, akan digelar di Central Market selama dua minggu, mulai 21 Oktober 2010. Sedangkan pameran di Singapura akan digelar Desember 2010.

 

 

HERU C. NUGROHO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

26 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

33 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.