Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Protes yang tak Lagi Meledak-ledak  

image-gnews
"Penyelewengan Sejarah" karya Muhammad "Ucup" Yusuf. Foto:TEMPO/HERU CN
Iklan
 

 

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Berbaring di atas selembar tikar, lelaki berjanggut itu tampak memegang kepala dengan kedua tangannya. Ia seperti sedang berjuang keras menahan libidonya. Namun, apa daya, hasratnya tak bisa terlampiaskan karena ranjang satu-satunya di kamar itu sudah disesaki oleh isteri dan keempat anaknya.

 

Muhamad Yusuf, 35 tahun, mengangkat potret keluarga miskin itu ke dalam karya lukisannya yang bertajuk Kamar 3 X 3. Lukisan ini merupakan satu dari 43 karya Ucup – begitu panggilan akrabnya – yang disuguhkan dalam pameran berjudul Aku dan You di Tembi Contemporary Gallery, Bantul, Yogyakarta, sepanjang 24 Agustus – 14 September mendatang.

 

Ucup terlihat sangat detil menggambarkan situasi kamar yang dihuni keluarga miskin itu. Selain ranjang yang disesaki ibu dan keempat anaknya, di dalam kamar sempit itu terdapat aneka barang, seperti kurungan ayam, dos mie instan, botol, ember cucian, dan piring berisi obat nyamuk bakar yang menyala. Beberapa helai baju digantung di tiang ranjang.

 

Berhimpit dengan ranjang terdapat sebuah almari kecil dengan sejumlah benda di atasnya. Ada lampu minyak, radio, teko, kaleng biskuit dan cermin kecil. Lalu, ada foto presiden, gambar Ka’bah serta poster penyanyi dangdut Inul Daratista menempel di dinding, dekat almari kecil itu. Sang ayah yang tak kebagian tempat, harus rela tidur di lantai beralaskan tikar. Dua lembar ramalan judi nomor buntut tergeletak di dekatnya.

 

“Lukisan itu mengingatkan pengalaman masa kecilku,” kata Ucup, alumnus Institut Seni Indonesia Yogyakarta ini. Maka, bukan hal aneh jika Ucup mampu menggambarkan situasi rumah keluarga miskin itu dengan sangat detil, sangat realistik.

 

Sekitar tahun 80-an, saat Ucup masih duduk di sekolah dasar, ia dan keluarganya selama lima tahun menempati bedeng sempit di pasar Lumajang, Jawa Timur, sebagai rumah tinggalnya. Ia harus berdesak-desakan di bedeng sempit yang dibayar melalui sistem retribusi itu. “Ayahku berdagang rombengan di pasar. Keuntungan dari berjualan rombengan habis untuk judi nomor buntut,” ujarnya.

 

Kamar 3 X 3 dilukis dengan cat akrilik di atas kanvas dengan teknik cukil kayu. Perupa ini tampaknya masih tetap konsisten dengan teknik cukil kayu – sebuah teknik melukis yang ditekuninya sejak ia bersama rekan-rekannya mendirikan Lembaga Kesenian Rakyat Taring Padi di Yogyakarta pada 1998.

 

Meski masih mengusung roh Taring Padi, protest art, pesan yang disampaikan Ucup kali ini tidak lagi meledak-ledak seperti dulu. “Saya memang mulai mengolah pesan. Tidak lagi frontal dan meledak-ledak seperti dulu yang masih terpengaruh oleh eforia reformasi,” kata Ucup. Saat menyampaikan pesan melalui karya-karyanya, kali ini Ucup juga memasukkan unsur satire, bahkan humor. Kritik dan sindiran dilontarkan secara tidak langsung, tidak lagi frontal seperti dulu. 

 

Boleh dibilang, saat ini Ucup lebih banyak memilih menyampaikan pesannya melalui unsur satire dan humor. Unsur-unsur itu terlihat jelas pada Kamar 3 X 3 dan karya berjudul Alih Profesi. Dalam Alih Profesi, Ucup menyindir tren dakwah yang dinilainya cenderung mementingkan unsur infotainment dan entertaintment. Ia menampilkan sosok lelaki berbaju koko, bersarung, berkopiah dan kain yang diselempangkan di pundak. Tangan kirinya memegang amplop, sedangkan tangan kanannya memegang buku berisi koleksi foto dan daftar riwayat hidup.

 

Ucup juga sengaja menampilkan hiasan dinding berupa iklan kecap berhadiah umroh dan mobil mewah. Lewat karya Alih Profesi itu, Ucup juga rupanya menyindir perilaku masyarakat yang gemar mengejar hadiah dibandingkan rajin menabung.

 

Selain itu, lewat karya-karyanya kali ini Ucup tampak masih konsisten mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan, khususnya yang dialami dan dirasakan masyarakat kelas bawah. Misalnya, ia menampilkan sosok seorang pelacur yang tengah menunggu pelanggan di “ruang prakteknya” pada karya berjudul Tak Pernah Mati. Ucup seolah sedang menegaskan bahwa dunia pelacuran tak akan pernah mati, meski pelakunya sering digusur-gusur.

 

Uniknya, figur-figur yang tampil di hampir semua karya Ucup adalah sosok dirinya sendiri. Artinya, ia mengritik dan menyindir berbagai persoalan melalui sosok dirinya sendiri. Ucup menyodorkan alasan, “Aku lebih mengenal diriku sendiri dibanding harus memahami orang lain. Karena lebih mengenal diri sendiri, mau diapakan saja tak ada masalah,” ujarnya.

 

 

HERU C. NUGROHO

 

 

 

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

41 hari lalu

Seorang aktivis pro-Palestina memotong lukisan Menteri Luar Negeri Inggris abad ke-20, Arthur Balfour, di Universitas Cambridge
Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina


Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

54 hari lalu

Pameran belasan lukisan Barli di SuJiVa Resto & Art Space, Bandung, 15-29 Februari 2024.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.


Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Pameran karya nominasi kompetisi
Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.


Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Lukisan dua panel kanvas buatan Ayurika berjudul Temu. (Dok.Galeri).
Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.


Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Patung berjudul The Ancestors karya I Wayan Upadana buatan 2023.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.


Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft dilukis oleh Putu Bonus Sudiana. (foto: Sergap)
Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.


Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Butet Kartaredjasa (kiri), Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah), dan Djoko Pekik (kanan). (Instagram/@masbutet)
Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.


Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran kelompok Flemish berjudul Silence Before the Storm di Galeri Pusat Kebudayaan Jalan Naripan nomor 9 Bandung, 4-13 Agustus 2023. (ANWAR SISWADI)
Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.


Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Pameran kelompok seniman AbstraX berjudul Dive into the world of Painting Matters di Galeri Lawangwangi Creative Space Bandung.(Tempo/Prima Mulia)
Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.


Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Seniman Sri Setyawati Mulyani alias Cipuk menggelar pameran tunggal berjudul Inner Landscape di Bandung. Dok. Orbital
Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.