Dari gedung bersejarah itulah, mereka kemudian mencanangkan ekspedisi penjelajahan ke 92 pulau terluar di wilayah Indonesia. “Oleh-oleh” sepanjang sekitar tiga tahun menelusuri pulau-pulau terdepan itu diabadikan dalam sebuah pameran fotografi di Galeri Foto Jurnalistik Antara, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Pameran bertajuk Anak-anak Kita di Beranda Terdepan Nusantara itu berlangsung hingga 13 September mendatang.
Dengan menumpang kapal motor milik TNI Angkatan Laut, Tim Ekspedisi itu menyusuri kawasan barat, tengah, dan timur Indonesia. Penjelajahan dimulai dari Pulau Sentut di Kepulauan Riau. Ada 18 provinsi yang dijelajahi, termasuk Bengkulu, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.
Ekspedisi wilayah Barat dilakukan sejak 9 Mei – 18 Agustus 2008. Dalam 100 hari, Tim Ekspedisi telah menempuh perjalanan sekitar 5.364 kilometer, sepanjang sisi barat Sumatera hingga Natuna. Untuk wilayah Tengah Indonesia, ekspedisi digelar sejak 20 Mei – 17 Agustus 2009. Dengan waktu tempuh 81 hari, mereka menempuh jarak yang lebih jauh, yakni 9.181 kilometer. Mereka mengunjungi 24 pulau terdepan yang menjadi titik batas. Adapun untuk wilayah Timur, penjelajahan di mulai dari Makassar, pada 15 November 2009. Dengan menempuh jarak 9.000 kilometer, perjalanan selama 148 hari pelayaran itu bermuara di Maluku Utara.
Sepanjang penjelajahan para anggota Tim Ekspedisi berhasil merekam denyut kehidupan dan panorama menakjubkan di pulau-pulau terdepan itu. Anggota Tim Ekspedisi – Donny Rachmansjah, Deni Sambas, Didi Sugandi, dan Aditya Prabowo – mengabadikan pemandangan lintas laut dengan kapal dan gantole. Tak sekedar di darat, Deni juga mengabadikan Pantai Selat Tasik, Karang Tawulan, Jawa Barat, dengan bidikan foto udara.
Lalu di Pulau Marampit, Sulawesi Utara, Donny mengabadikan laut yang berair hijau dan pasir yang berkarang. Yang menarik, ia memotret pohon kelapa yang batangnya tumbuh tak lazim, lurus panjang mengarah vertikal ke laut, namun arah tumbuh daunnya tetap ke atas. Adapun Deni membidik bebatuan seberang laut, yang kikisan permukaannya bak lajur keriput.
Tak sekedar itu. Ekspedisi ini pun mencatat flora dan fauna yang ada di pulau-pulau terdepan sebagai data otentik. Dalam foto karya Andri, Donny, Deni, dan Petra, satwa langka diabadikan dari darat hingga dalam laut. Penjelajahan pulau-pulau terluar ini juga mempertemukan mereka dengan gua, kuburan kuno, fosil manusia, hingga bangkai binatang yang berumur puluhan tahun.
Kehidupan masyarakat di pulau-pulau terluar tersebut juga menjadi identitas yang tak tergantikan. Galih berhasil “mencuri” gambar tiga perempuan tengah baya di Pulau Mianggas, Sulawesi Utara, yang tegap menggendong tumpukan kayu bakar di punggungnya.
Keriangan anak-anak pesisir di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur, yang terjun bebas dari atas kapal juga terekam Tim Ekspedisi ini. Tangan mereka terbentang, bersiap memeluk laut biru. Bocah-bocah keling terjun bugil dari dermaga rendah di Sawaerma, Pulau Laag, Papua Barat. Yang bikin takjub, latar pelangi yang berhias di atas kegembiraan bocah-bocah pantai di pulau itu. Lalu, ada foto yang merekam semangat empat bocah berseragam merah putih pergi ke sekolah dengan perahu di Pulau Maratua, Kalimantan Timur.
AGUSLIA HIDAYAH