Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Voltaire: Fanatisme dan Islam  

image-gnews
(Salihara/Witjak)
(Salihara/Witjak)
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Di bulan Ramadhan ini, Komunitas Salihara menggelar seri kuliah ramadhan bertema Islam dalam pandangan filsuf dan pemikir besar. Seri kuliah pertama membahas Islam dalam pandangan Voltaire, filsuf dan sastrawan dari Prancis yang disampaikan oleh Ida Sundari Husen, penerjemah dan pemerhati karya sastra Voltaire. Seri kuliah selanjutnya diadakan saban Sabtu sepanjang Ramadhan ini.


----


Voltaire (1694-1778) selalu menuangkan gagasan-gagasannya dalam bentuk karya ilmiah, karya sastra dongeng-dongeng filosofis, dan surat-surat pribadi. Pada masa itu, Filsuf Prancis yang memiliki nama asli Francois Marie Arouet ini sampai memiliki 175 nama pena untuk menyamarkan jatidirinya.


Pada masa itu, yang disebut karya sastra adalah drama yang ditulis dalam bahasa indah bersajak. Adapun dongeng filosofi yang ditulis dalam bentuk prosa justru tidak dianggap karya sastra. Untuk menjaga gengsi tersebut, Voltaire menggunakan nama samaran.


Karya sastra dijadikan wadah untuk menyampaikan kritikan tajam tentang pemerintahan Prancis dan orang-orang Prancis pada masa itu. Pengarang selalu mencari setting tempat yang jauh, tokoh yang direkayasa agar pembaca terkecoh dan tak mencurigai tujuan sesungguhnya. Voltaire dengan sangat khas menerapkannya.


Banyak karya sastra dan filsafat yang telah dibuatnya. Seperti dongeng filosofis Zadig (1747), Candide (1759), L'Ingenu (1767) atau bentuk karya filsafat Essais sur les Moeurs (1756), Lettres Philosophiques (1734). Ada lagi satu drama berjudul Le Fanatisme ou Mahomet le Prophete (LFMP). Drama yang tak begitu terkenal tersebut bercerita tentang peristiwa kembalinya Nabi Muhammad ke Mekah pada tahun 630.


Pada 2005, drama ini ditampilkan di Saint Genis Poully dengan penjagaan polisi. Pertunjukan LFMP di abad 21, saat Islam sudah menjadi agama terbesar kedua di Prancis, menjadi anakronisme yang menimbulkan protes keras serta polemik berkepanjangan di dunia maya.


Tahun 1736, munculnya LFMP di Prancis yang masih sepenuhnya Katolik itu merupakan hal yang wajar saja. Penonjolan sisi negatif serta kritikan tentang Islam, yang pada masa itu belum begitu dikenal, adalah tema yang banyak dibahas pada karya sastra lain pada masa itu. Bahkan, dengan sangat cerdik dan nakal, Voltaire mengirimkan naskahnya kepada Paus Benoit XIV dan diterima dengan sangat baik bahkan pujian.


Lalu bagaimana cerita LFMP itu. Dalam kisah itu selain Mahomet le Prophete, tokoh terpenting lainnya adalah Zopire (salah satu pemimpin kaum Quraisy), Seide (Zaid), dan Palmire (gabungan dua istri Nabi yaitu Zainab, istri Zaid dan Habibah, putri Abu Sufyan). Penggabungan kedua perempuan itu tak lain agar lebih cocok dengan jalan cerita. Kisah tersebut penuh dengan imajinasi Voltaire dan pakem drama Prancis saat itu.


Seide, anak angkat Mahomet, diperintahnya untuk membunuh Zopire, kepala suku Mekah. Seide yang fanatik kepada ayah angkatnya kemudian pergi ke Mekah. Seide juga dijanjikan boleh menikahi Palmire, perempuan yang dicintainya. Zopire berhasil dibunuh. Pada menit terakhir Seide baru mengetahui bahwa Zopire sebetulnya adalah ayah kandungnya, Palmire adalah adik kandungnya dan kejahatan ayah angkatnya. Seide kemudian berniat untuk membunuh ayah angkatnya tetapi terlanjur meninggal karena diracun. Tinggallah Palmire yang harus menerima cinta sang ayah angkat itu. Namun Palmire bunuh diri. Tokoh utama merana kehilangan cinta sejatinya.


Pertunjukan drama di Paris pada 1742 itu hanya berlangsung 3 hari karena pejabat tinggi gereja ibu kota marah besar. Mereka dapat mencium dari gaya bahasa Voltaire yang sesungguhnya mengritik Gereja Katolik atas ketidakjujuran, kemunafikan dan fanatisme para pastor. Maka pertunjukan itu dilarang.


Tentang drama LFMP itu, Voltaire mengakui dalam catatannya. "Perbuatan yang saya lukiskan keji sekali. Dan saya tidak tahu apakah ada kejahatan yang lebih mengerikan dalam drama lain. Tokohnya adalah anak muda yang dilahirkan sebagai orang baik, lalu dirasuki fanatisme agama dan kemudian membunuh orang tua yang mencintainya. Dengan pikiran untuk mengabdi kepada Tuhan tanpa menyadari ia telah membunuh ayahnya sendiri. Yang memerintahkan pembunuhan itu adalah seorang penipu dan sebagai hadiahnya ia menjanjikan hubungan inses."


Terang saja, kisah ini membuat kaum Islam berang. Tetapi jalan cerita itu hanya imajinasi Voltaire. Mengenai kekejian itu Voltaire juga menulis kepada Raja Frederic II dari Prusia. "Mungkin saya akan dipersalahkan karena terlalu bersemangat. Dalam drama itu saya membuat Mahomet melakukan kejahatan yang sebetulnya tidak pernah dilakukannya. Saya tahu bahwa Mahomet tidak pernah melakukan jenis pengkhianatan yang merupakan tema tragedi itu."


Voltaire pada dasarnya membenci fanatisme agama serta orang yang beranggapan bahwa agamanyalah yang paling benar dan yang lain harus dibasmi. Karena pada zamannya, banyak peristiwa menyedihkan gara-gara fanatisme agama, seperti ayah membunuh anak atau dua saudara saling membunuh. Dalam sejarah Prancis pernah terjadi pembantaian penganut Protestan pada hari Saint Barthelemy, Agustus 1572, yang mengakibatkan 3 ribu orang tewas. Bahkan dalam suratnya kepada Frederic II ia menulis, "Kepercayaan membabi buta memecah persahabatan, merusak persaudaraan, menghantam orang baik-baik dengan tangan si gila yang kerasukan."


Lalu bagaimana pendapat Voltaire tentang Islam. Voltaire sangat terkesan oleh monoteisme Islam yang lebih dekat dengan ideal ketuhanannya. Ia, yang mengagung-agungkan toleransi beragama, lebih bersimpati lagi kepada Islam setelah mengamati Kesultanan Islam di Ottoman, Turki yang membiarkan berbagai penganut agama – Islam, Kristen, dan Yahudi – hidup berdampingan dan melaksanakan kegiatan agama dan politik masing-masing.


Voltaire juga mengagumi Nabi Muhammad yang merupakan satu-satunya pembentuk agama Islam sekaligus panglima perang dan penakluk yang berhasil menggerakkan kejeniusan bangsa Arab. Sebagai pembuat undang-undang Islam Nabi Muhammad merupakan orang yang berkuas, yang menyampaikan dogma-dogmanya dengan keberanian. Namun, agamanya penuh maaf dan toleran.


Tahun 1768-1772 adalah periode terakhir dalam studi Voltaire tentang Islam. Walaupun tetap menganut deisme, ia sering membela agama Islam yang menurutnya bijak, ketat, dan manusiawi.



ISMI WAHID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bank BJB dan Unpar Dukung UMKM Berkelanjutan

21 Februari 2024

Bank BJB dan Unpar Dukung UMKM Berkelanjutan

Bank bjb dan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) berkolaborasi dalam seminar bertajuk "Riset Pasar: Berdayakan Lokal, Bisnis Mengglobal" untuk mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jawa Barat memiliki bisnis yang berkelanjutan.


Bamsoet Buka Seminar dan Uji Kompetensi Ikatan Motor Indonesia (IMI) II-2023

29 November 2023

Ketua MPR Bambang Soesatyo
Bamsoet Buka Seminar dan Uji Kompetensi Ikatan Motor Indonesia (IMI) II-2023

Bambang Soesatyo membuka Seminar dan Uji Kompetensi IMI II-2023 bagi Pelaksana dan Penyelenggara Olahraga Kendaraan Bermotor. Diikuti 296 peserta


Taylor Swift Jadi Topik Pembahasan Seminar Akademis Berjudul Swiftposium

22 September 2023

Taylor Swift menghadiri MTV Video Music Awards 2023 di Prudential Center di Newark, New Jersey, AS, 12 September 2023. REUTERS/Andrew Kelly
Taylor Swift Jadi Topik Pembahasan Seminar Akademis Berjudul Swiftposium

Pengaruh Taylor Swift sebagai ikon pop menjadikan popularitas dan karyanya sebagai pembahasan seminar akademis


Seminar Implementasi Proper PKN II, Sekda Hana Sangat Dukung Gustaf Griapon

14 September 2023

Seminar Implementasi Proper PKN II, Sekda Hana Sangat Dukung Gustaf Griapon

Sekretaris Daerah Kabupaten Jayapura menjadi mentor pada Seminar Implementasi Proyek Perubahan PKN Tingkat II Angkatan XXX


PT EMLI Gelar Seminar untuk Industri Manufaktur di Batam

28 Juli 2023

PT EMLI gelar seminar bertajuk Mobil Nationwide General Manufacture di Batam. (Foto: EMLI)
PT EMLI Gelar Seminar untuk Industri Manufaktur di Batam

PT ExxonMobil Lubricants Indonesia (EMLI) kembali menggelar kegiatan bertajuk Mobil Nationwide General Manufacture Seminar di wilayah Batam.


Hari Anak Nasional, Ajak Keluarga Tingkatkan Ilmu Parenting

21 Juli 2023

Ilustrasi keluarga. Freepik.com
Hari Anak Nasional, Ajak Keluarga Tingkatkan Ilmu Parenting

Good Doctor bekerja sama dengan Jakarta Escape Citypark gelar seminar parenting mengenai pola hidup sehat pada perayaan Hari Anak Nasional 2023.


Cerita di Balik Hari Sejarah Nasional Setiap 14 Desember

14 Desember 2022

Sejumlah pengunjung berswa foto dengan latar depan diorama perumusan naskah Proklamasi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Menteng, Jakarta, Jumat 16 Agustus 2019. Museum tersebut merupakan bekas kediaman perwira Jepang Laksamana Muda Tadashi Maeda dan menjadi tempat perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Cerita di Balik Hari Sejarah Nasional Setiap 14 Desember

14 Desember sebagai Hari Sejarah Nasional merujuk pada tanggal dimulainya Seminar Sejarah Nasional 1957 di Yogyakarta.


Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

15 November 2022

Seminar kebangsaan untuk menjaga eksistensi Indonesia melalui nilai kebangsaan pada Senin (14/11/2022) di Convention Hall Simpang Lima Gumul (SLG).
Mas Dhito Gelar Seminar Kebangsaan untuk Milenial

Pemkab Kediri berupaya menyiapkan kaum milenial siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.


Seminar Huawei di SUTD Hubungkan Talenta Digital ASEAN dan Singapura

4 September 2022

Huawei menggelar seminar Tech to Build Your Career di Singapore University of Technology and Design (SUTD) pada 29 Agustus-2 September. (Huawei)
Seminar Huawei di SUTD Hubungkan Talenta Digital ASEAN dan Singapura

Seminar Huawei itu bertujuan membantu peserta mempelajari pengembangan karir di masa depan di bidang teknologi, serta mendorong kewirausahaan.


Anies Baswedan Bicara Integrasi Nasional di Seminar APPSI Bengkulu

20 Juni 2022

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri acara Milad ke-20 Partai Keadilan Sejahtera di Istora Senayan, Jakarta, Ahad, 29 Mei 2022.Saat hadir, Anies mendapatkan sambutan meriah dari kader PKS dengan teriakan Presiden. TEMPO/Muhammad Hidayat
Anies Baswedan Bicara Integrasi Nasional di Seminar APPSI Bengkulu

Anies Baswedan membuka acara Seminar Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia di Gedung Raya Semarak, Bengkulu.