Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tubuh Perempuan Bertanduk Rusa

image-gnews
Iklan
TEMPO InteraktifYogyakarta - Perupa Maria Magdalena, 20 tahun, mengeksplorasi tubuh perempuan melalui medium keramik. Ia menghadirkan tubuh-tubuh perempuan tanpa kepala, tangan, dan kaki dengan tanduk-tanduk rusa yang tumbuh dari dalam dadanya. Tanduk itu juga muncul dari dalam kepala, pada potongan kepala yang terpisah dari tubuh.

 

Melalui pameran tunggal bertajuk Body Message di Rumah Budaya Tembi, Bantul, Yogyakarta, 18-28 Agustus 2010, Maria menghadirkan 18 karya berupa patung keramik. Mahasiswa semester tujuh Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, ini lebih banyak menghadirkan patung badan (torso) tanpa lengan dan kaki, serta patung kepala yang terpisah dari badannya.

 

Melalui cara ungkap seperti itu, Maria seperti sedang memprotes pandangan masyarakat terhadap eksistensi perempuan. “Orang sering menganggap kehadiran perempuan itu terwakili oleh tubuhnya, sedangkan pikirannya terpisah dari tubuhnya,” kata Aria, panggilan sehari-hari Maria Magdalena.

 

Itu sebabnya Maria memunculkan citraan tanduk rusa yang tumbuh dari dada maupun tanduk rusa yang tumbuh dari kepala patung-patung keramiknya. Tanduk rusa menjadi pilihan visual karena ia dianggap melambangkan kekuatan.

 

Pada karya bertajuk Thought, misalnya, Maria menampilkan enam buah torso dengan tanduk rusa yang tumbuh dari dada. Masing-masing torso menampilkan proses pertumbuhan tanduk di dada, dari tunas hingga tanduk yang sudah bercabang-cabang. “Mengapa tanduk itu tumbuh di dada, karena saya ingin menunjukkan bagaimana kemampuan perempuam meredam amarah terhadap konflik sosial. Dan perempuan memang mampu melakukannya,” katanya menjelaskan.

 

Tanduk rusa itu kembali muncul pada karya bertajuk Blind. Tanduk itu mencuat dari dalam kepala pada sebuah patung kepala dengan mata ditutup citraan kain. Patung kepala bertanduk itu kemudian direkatkan pada kayu berbentuk bulat, mirip hiasan kepala rusa pada dinding rumah.

 

Memang, tidak semua karya Maria menampilkan citaraan tanduk rusa. Pada karya bertajuk Tak Banyak Bicara, misalnya, Maria justru menampilkan citraan mulut yang muncul di berbagai bagian tubuh tanpa kepala, tangan dan kaki. Maria bahkan menilai karya ini justru yang paling mendekati konsep pamerannya.

 

Melalui karya ini, Maria hendak menegaskan bahwa tubuh perempuan itu memiliki daya tarik tersendiri. “Tubuh indah perempuan itu sudah bicara sendiri,” katanya. Ya, bagian-bagian tubuh perempuan itu seperti memiliki mulut sendiri untuk mengungkapkan keindahannya.

 

Karya Tak Banyak Bicara itu nyaris dicabut dari ruang pameran karena Maria menganggap sebagai karya yang gagal dalam proses. Ada retakan panjang selama proses pembakaran yang dianggap Maria sangat mengganggu visual. Les Tari, pembimbing Maria selama proses berkarya, akhirnya berhasil meyakinkan bahwa karya itu tidak perlu dikeluarkan dari daftar materi pameran.

 

Materi pameran Body Message ini adalah hasil residensi selama tiga bulan (Mei-Juli 2010) yang diselenggarakan oleh Rumah Budaya Tembi. Selama tiga bulan itulah Maria mencoba berkarya dengan keramik, sebuah media seni yang sama sekali baru baginya.

 

“Salah satu kesulitan membuat karya keramik adalah tidak bisa meramalkan secara perfect seperti keinginan kita. Mulai proses pengolahan tanah hingga proses pembakaran, sangat menentukan hasil akhirnya,” ujar mahasiswa Jurusan Kriya ISI Yogyakarta ini.

 

Menurut Heather Curnow, Program Officer Artists in Recindence Tembi Rumah Budaya, kerusakan karya seperti yang dialami Maria tersebut merupakan hal biasa. Seniman besar zaman dulu juga menemui pengalaman serupa, seperti patung Venus de Milo yang sangat kesohor itu. Patung perempuan telanjang dada tanpa lengan itu diperkirakan dibuat tahun 130 hingga 90 Sebelum Masehi oleh seniman Alexandros of Antioch.

 

 

HERU CN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

12 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.