Karya seni yang dipamerkan berupa benda-benda terbuat dari serat, batu, logam, kayu dan tanah liat termasuk figur nenek-moyang yang monumental dan dewa kesuburan, topeng setan dan perhiasan emas yang rumit, serta sarkofagus raksasa (peti mayat batu). Karya seni tersebut mengekspresikan kepercayaan rohani yang paling kuno, termasuk upacara keagamaan yang melukiskan kehidupan dan kematian.
National Gallery of Australia juga mengundang Hari Budiarti, Kepala Koleksi Sejarah dan Trigangga, Kepala Registrasi dan Dokumentasi dari Museum Nasional Indonesia untuk mendampingi karya seni Indonesia ke Australia. "Ini bukanlah kali pertama Museum Nasional Indonesia bekerja sama dengan National Gallery of Australia dan kerja sama erat dalam bidang kebudayaan merupakan salah satu cara yang praktis di mana Australia dan Indonesia bekerja sama sebagai tetangga dekat,” ujar Retno Sulistianingsih, Direktur Museum Nasional Indonesia.
Pameran seni nenek moyang Asia Tenggara dalam skala besar baru pertama kalinya diselenggarakan di Australia. Dalam pameran tersebut, dipamerkan juga karya-karya dari masyarakat Filipina, Timor Leste, Brunei, Malaysia, Laos, Kampuchea, Vietnam dan Cina. National Gallery of Australia terkenal dengan koleksi kain Asia Tenggara.
Nunuy Nurhayati