Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menelurkan Aktor Monolog

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Makassar -

"Saya pergi."
"Iya, jam berapa pulang?"
"Saya pergi. Saya pergi. Saya pergi. Saya pergi meninggalkanmu."

Sorot lampu merah mengarah ke bangku sebuah meja makan. Tak ada apa-apa di atas meja. Sesosok perempuan dengan dandanan cantik duduk diam. "Saya pergi," begitu sang perempuan mulai berbicara kepada suaminya, sosok lelaki yang tak terwujud.
Sang perempuan melangkah terbatas, sempit, dan pendek. Sebatas meja makan dan dapur. Terasa berat. Tak bisa ke mana-mana.

Berbusana minidress merah, perempuan itu mengutarakan niat yang lama terpendam: pergi dan melepaskan rantai rumah tangga yang dirasa mengekang. Begitu gamblang pemain monolog Makassar, Luna Vidya, menggambarkan perasaan terkekangnya kaum Hawa oleh suami. Rasa terkekang ini dimunculkan dalam bentuk belenggu rantai besi sepanjang 3 meter. Kedua ujung rantai terikat ke kaki kanan Vidya dan kaki meja.

Di panggung Teater Arena gedung kesenian Societiet de Harmonie, Sulawesi Selatan, Vidya mementaskan naskah monolog karyanya sendiri, Dapur. Vidya tampil pada festival monolog tahun kedua, Kalamonolog II, 4 Agustus lalu.

Sebelum Vidya, tiga malam sejak 2 Agustus, sejumlah seniman kampus menampilkan dua naskah, Poligami dan Demokrasi, karya Putu Wijaya, serta dua naskah lain, Cermin dan Tolong, karya Nano Riantiarno. Keempat naskah itu dilombakan pada Kalamonolog I tahun 2009.

Seniman muda berkesempatan menampilkan kemampuannya selama 45 menit. "Peserta kebanyakan memilih naskah Tolong dan Poligami. Demokrasi dan Cermin hanya dipilih masing-masing satu peserta, " kata Anggi Purnamasari, ketua panitia.

Festival diikuti empat komunitas teater kampus Universitas Negeri Makassar, yakni Seni Stupa, Lentera Fakultas Bahasa dan Seni, Terkam, serta Teater Titik Dua. Peserta lain dari Sanggar Kassa Universitas Muhammadiyah, teater Universitas Islam Negeri Alauddin, Unit Kegiatan Seni Universitas Hasanuddin Spasi, Teater Satu Mei STIMIK Handayani, serta kelompok teater Universitas 45 Makassar.

Tim juri terdiri atas Arman Dewatri (sutradara film dan mantan ketua Sanggar Merah Putih Makassar, Shinta Febriany (sutradara teater dan pemain monolog), serta Luna Vidya. Untuk menelurkan pemain terbaik, juri menilai berdasarkan kemampuan membawakan naskah atau keaktoran, penyutradaraan, dan tata artistik.

Prioritas penilaian tetap pada keaktoran. Adapun dua kriteria lain hanya kriteria pendukung. Meski kriteria pendukung, tim juri menyoroti sejumlah peserta yang tampil dengan properti tak sesuai dengan naskah. Shinta mengkritik peserta yang kurang riset dan kurang mencari referensi. Akibatnya, tafsiran keempat naskah tak mendalam.

Dalam membawakan Tolong, Shinta mencontohkan, peserta mengartikan pelaku berada dalam penjara dan kamar majikan. "Tak ada yang menafsirkan kondisi tenaga kerja di luar negeri," kata Direktur Artistik Kala Teater Makassar ini. "Padahal naskah berbicara tentang kondisi pembantu rumah tangga."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peserta rata-rata berimprovisasi dalam penyediaan artistik, seperti tata cahaya, kostum, dan properti. Adapun yang memainkan Demokrasi karya Putu Wijaya melengkapi properti multimedia yang bisa menjadi tirai. Namun hampir semua peserta tak paham cara menggunakan waktu dan set adegan. "Tata cahaya asal ada," kata Shinta.

Arman, ketua tim juri lomba, mengumumkan Wahyu Nursantim dari Universitas Negeri Makassar sebagai pemain monolog terbaik. Aktor dari Teater Titik Dua ini mampu memunculkan ekspresi dan mimik muka dari berbagai emosi serta artikulasi sesuai dengan naskah Tolong yang dibawakannya. Ia menjiwai peran sesuai dengan kaidah penilaian.

"Dia (Wahyu) memenuhi semua kriteria dan titik berat penilaian adalah keaktoran," kata Arman, didampingi Vidya dan Shinta. Pemenang kedua dan ketiga adalah Ade Putrawangsa dan Nurul Inayah. Ade dari kelompok Teater Satu Mei Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Handayani, sedangkan Nurul dari teater kampus Lentera, Fakultas Bahasa dan Sastra.

Setelah mengumumkan hasil lomba, Vidya menutup acara dengan pementasan dari kelompok Kala Teater Makassar ini. Dapur, karyanya, membongkar semua ketidakadilan suami yang diwujudkan secara imajinatif. Vidya menggambarkan pemberontakan wanita terhadap belenggu rumah tangga.

"Saya pergi"
"Alasannya?"
"Kenapa harus ada alasan?"

ABD AZIS



Bakat Besar, Minim Teknik

Seniman kampus punya potensi besar dalam seni, khususnya teater. Namun, sutradara teater Shinta Febriany mengkritik teknik dan kecenderungan seniman mengandalkan faktor "X" dalam pementasan. "Masih mengandalkan penjiwaan," kata dia.

Arman Dewarti menyoroti bakat seniman kampus. Meski berbakat, seniman muda harus terus-menerus dan terukur meningkatkan latihan. "Sulit menjadi aktor terbaik karena mereka berkesenian hanya selama kuliah," kata dia. "Setelah tamat, lupa."

Seniman muda rata-rata tampil dari "nol". Pendahulu yang bagus cepat meninggalkan mereka. Senior perlu kembali berkesenian dan melatih seniman muda. "Perlu selalu ada kegiatan agar terhindar dari konflik, seperti tawuran."
 

ABD AZIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.