Lahirnya acara ini didorong oleh pandangan bahwa teater di Indonesia seolah jalan di tempat dalam dekade terakhir. Tidak ada perkembangan yang cukup berarti, tapi juga tidak benar-benar hilang.
Meskipun, harus diakui, ada beberapa pencapaian sporadis, tapi pada umumnya dunia teater Indonesia menjadi inferior ketika berhadapan dengan lembaga-lembaga lain di luar dirinya. Teater pun kemudian berbaur dengan dunia lain, seperti seni rupa, tari, film, musik.
Namun, komunitas-komunitas teater terus berupaya menghidupi dirinya dengan langkah yang sunyi. Mereka berjalan sendiri-sendiri, membuat sebuah letupan, lalu sunyi kembali. Padahal, letupan-letupan kecil yang terjadi dalam komunitas-komunitas itu akan menjadi amunisi yang dahsyat ledakannya, jika mampu dikelola secara bersama-sama sehingga upaya menjadikan teater sebagai proses budaya secara utuh akan lebih mudah tercapai.
Acara ini dimaksudkan untuk belajar bagaimana WS Rendra mengembangkan Bengkel Teaternya. Sebagai tonggak teater modern Indonesia, WS Rendra banyak mencontohkan laku dalam berteater sehingga mencerminkan kehidupan keseharian dan menjadi kerja komunal. Rendra menjadikan teater sebuah tontonan yang menjadi bagian dari kehidupan penontonnya. Rendra menjembatani teater dengan institusi kenegaraan.
"Kompetisi Teater Indonesia 2010, A Tribute to WS Rendra" ini akan berlangsung selama 1-7 November 2010 pkl 14.00-23.00 WIB di Gedung Cak Durasim, Taman Budaya Provinsi Jawa Timur
Dewan Juri
1. Rahman Sabur, sutradara Teater Payung Hitam,Bandung
2. Joko Bibit, sutradara Teater Ruang, Solo
3. Afrizal Malna, pengamat teater, Yogyakarta
4. Dindon WS, sutradara Teater Kubur, Jakarta
5. Rusdi Zaki, pengamat teater Surabaya.
Informasi selengkapnya mengenai acara ini klik www.ktirendra.wordpress.com
atau hubungi panitia :
Farid Syamlan. 0817391883
Luhur Kayungga. 081230777411
Dedy Obenk. 031-71756592
Diana Sasa. 085232444023