TEMPO Interaktif, Jakarta: “D’masiv memang belum tergantikan popularitasnya sebagai alumnus WANTED”. Pernyataan itu muncul dari bos Musica Studio, Indrawati Widjaja, saat ditemui Tempo di WANTED Camp, FX Senayan, Rabu (4/8). Sebagai mitra ajang pencarian band baru, pengusaha yang akrab disapa Acin ini berperan besar mengumandangkan band pemenang hingga menjadi sosok idola baru.
D’Masiv adalah proyek perdana Musica yang dicomot lewat ajang yang sudah berjalan selama empat tahun itu. Band asal Jakarta yang keluar sebagai pemenang ini tentunya terbilang sukses. Bahkan, hingga 2010, “adik kelas”-nya belum ada yang mampu melampaui pamor D’Masiv di kancah musik nasional.
Sebut saja Magneto dan Supernova, band pemenang gelaran kedua dan ketiga. Belum apa-apa, nasib Magneto telah kandas akibat permasalahan dalam tubuh band. “Magneto tidak memiliki kebersamaan antarpersonel yang kuat,” ujar Acin. Adapun Supernova diakuinya masih dalam proses kreatif. “Tidak mudah untuk memunculkan idola baru, harus dengan persiapan yang matang.”
Namun pemetaan strategi seperti D’Masiv tak selamanya berjalan selaras. Geisha adalah contoh nyata dari berbeloknya “dewi fortuna”. “Geisha saya akui memang fenomenal, padahal mereka finalis dan bukan juara utama,” ujarnya.
Memang, Acin telah mencium aroma kesuksesan saat ia mengamati band asal Pekanbaru ini dalam sebuah pembekalan saat WANTED 2007. “Meski bukan juara, tapi Geisha terlihat siap untuk masuk dapur rekaman. Dan kini, semua itu terbukti dengan nyata,” katanya.
Bagi pengusaha musik, jalur festival semacam ini memberikan keuntungan tersendiri. Meski tak dipungkiri, jalur regular dengan mengirimkan demo musik berbentuk CD, juga ada kelebihannya. “Bedanya, melalui festival bisa dilihat tren pasar dan kecenderungan bermusik di daerah-daerah yang sulit dijangkau label,” jelasnya. Dari festival ini, WANTED merupakan medium bagi band-band untuk “keluar kandang”.
Aguslia Hidayah