Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sudra Naik Kasta Menutup Festival Lima Gunung

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Magelang - Debu beterbangan terhentak derap kaki delapan kaki penari lengger. Perempuan tua itu tetap tak peduli. Bibir merahnya nyaring melantunkan tembang. Diiringi tabuhan gamelan, dan tembang Ilir-Ilir ciptaan Sunan Kalijaga, suaranya melengking memecah siang di pelataran Studio Mendut Magelang, Minggu (1/8).


Penampilan itu merupakan bagian dari puncak acara Festival Lima Gunung ke sembilan. Digelar selama sepekan, sejak 25 Juli kemarin, festival digelar di lokasi berbeda. Sesuai namanya, Lima Gunung, festival ini menampilkan kesenian masyarakat di sekitar gunung Merapi, Andong, Merbabu, Sumbing dan Menoreh.

Tari lengger yang dipentaskan itu adalah kesenian yang berkembang di masyarakat sekitar gunung Sumbing. Sesuai makna, lengger berasal dari dua kata, ileng (ingat) dan angger (panggilan orang tua pada pada anaknya). Dulu, seni ini merupakan alat sang Sunan mengajak pemuda untuk datang ke Masjid. “Jadi ini untuk mengajak seseorang mengingat penciptanya,” kata Sarwo Edi, dari Cahyo Budoyo, kelompok yang membawakan seni lengger siang itu.

Bertema Sudro Satrio, festival kali ini berbeda dari tahun sebelumnya. Festival ini didanai secara urunan dari seniman peserta. Tak heran, tak ada gegap gempita promosi yang menghadirkan penonton. Pementasan pun sepi dan hanya dihadiri masyarakat sekitar saja. “Saya berani itung-itungan (dana penyelenggaraan) empat mata,” kata Sutanto Mendut, Presiden Komunitas Lima Gunung.

Bukan tak ada dana ditawarkan pada panitia. Namun, kata dia, festival ini ingin mengajarkan kemandirian pada masyarakat. Tanpa sokongan dari pemerintah atau perusahaan sponsor, kesenian rakyat tetap bisa berkembang dan menghidupi diri sendiri.

Sesuai tema, lanjut dia, Sudra adalah kasta terbawah dalam lapisan masyarakat. Adapun Satria, adalah kelas penguasa. Dalam sejarah manapun, Sudra tetaplah kelas mayoritas dari sebuah masyarakat. Mereka adalah rakyat kebanyakan, yang harus berkuasa dan menentukan nasibnya sendiri. “Inilah sudro yang satrio,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kemandirian dalam berkesenian itu mereka wujudkan dalam kesepakatan. Dimulai sejak festival ke sembilan ini, mereka bertekad menolak dukungan dana dari pemerintah ataupun perusahaan yang akan mensponsori festival pada tahun-tahun berikutnya.

Sitras Anjilin, pemilik padepokan tari Cipto Budoyo di gunung Merapi, mengatakan festival ke sembilan ini adalah puncak kematangan berkesenian. Bagi seorang seniman, lanjut dia, hidup adalah mencari kepuasan dan kesenangan. Tak peduli penonton sedikit dalam pementasan. “Lebih baik penonton sedikit tapi yang menghargai seni kami,” kata dia.


ANANG ZAKARIA

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

20 Februari 2020

Foto udara aktivitas revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.  Revitalisasi TIM sempat mengundang polemik, namun Jakpro menyatakan sudah mengakomodir masukan dari seniman untuk merancang ulang proyek revitalisasi TIM di Cikini, Jakarta Pusat. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Forum Seniman Ragukan Janji-janji Jakpro dalam Revitalisasi TIM

Forum Seniman ragukan pernyataan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) terkait tak akan mengkomersialisasi kawasan pusat kesenian itu usai revitalisasi TIM.


Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

1 Mei 2019

Serikat pekerja industri media dan kreatif Sindikasi saat menyampaikan pendapat di hari Buruh Sedunia di Silang Monas, Jakarta. TEMPO | Alfan Noor
Hari Buruh, Pekerja Seni Berorasi dengan Kreatif Ramah Lingkungan

Serikat pekerja media dan industri kreatif atau Sindikasi mendorong ekosistem kerja yang berkeadilan di peringatan Hari Buruh 1 Mei.


Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

23 Oktober 2018

Etza Meisyara melakukan performance musik di acara pembukaan pameran tunggalnya di Ville De La Rochelle Prancis. (Dok.Etza)
Hasil Pameran Seni Etza di Prancis untuk Korban Gempa Palu

Seniman muda Bandung, Etza Meisyara, menyumbangkan seluruh hasil karyanya yang terjual di pameran tunggalnya di Prancis untukkorban gempa Palu.


Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

9 Oktober 2018

Aktivis Ratna Sarumpaet mengenakan rompi tahanan setelah menjalani pemeriksaan di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 5 Oktober 2018. Ratna Sarumpaet, tersangka penyebaran berita bohong atau <i>hoax</i> tentang penganiayaan dirinya, resmi menjadi tahanan Polda Metro Jaya hingga 20 hari. ANTARA FOTO/Reno Esnir
Kasus Ratna Sarumpaet, Seniman Yogya Larung 5 Wayang Antagonis

Sejumlah seniman di Yogyakarta punya cara sendiri untuk menyikapi kasus Ratna Sarumpaet dan berbagai kabar hoax yang beredar di masyarakat.


Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

7 Oktober 2018

Mike musikus punk Marjinal seusai jumpa media tentang acara The People's Summit on Alternative Development di Denpasar, Sabtu, 6 Oktober 2018. (TEMPO/BRAM SETIAWAN)
Pertemuan IMF - World Bank di Bali, Begini Komentar Mike Marjinal

Gitaris grup band punk Marjinal, Mike, bersama sejumlah aktivis dan seniman ikut memantau pertemuan IMF - World Bank di Bali.


Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

26 Juli 2018

Seniman mural The Popo kritik Gubernur DKI Jakarta soal penanganan Kali Item melalui mural (Instagram)
Seniman Mural Singgung Cara Anies Baswedan Bersihkan Kali Item

Upaya cepat yang dilakukan Anies Baswedan menangani Kali Item mendapat respons beberapa pihak salah satunya seniman mural


Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

11 Januari 2018

Naufal Abshar, pelukis mural yang terkenal dengan serial 'Hahaha' untuk melakukan kritik sosial. Leonardi
Tidak Perlu Takut Jadi Seniman, Simak Kata Pelukis Naufal Abshar

Beberapa orang akan berpikir bahwa seorang seniman tidak akan mendapatkan pekerjaan dan tidak bisa bertahan. Simak pengalaman pelukis Naudal Abshar.


Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

17 Oktober 2017

Dokus Piramida Dugong. Foto: Yayasan Terumbu Rupa
Karya Teguh Ostenrik Segera Ditenggelamkan di Pulau Bangka

Instalasi seni Teguh Ostenrik yang ketujuh, ditanam untuk mengembalikan keindahan laut Pulau Bangka


Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

22 September 2017

Teras Budaya Tempo menggelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti di Gedung Tempo, 21 September 2017. TEMPO/Juli Hantoro
Teras Budaya Tempo Gelar Malam Simpati untuk Hamsad Rangkuti

Malam ini, Teras Budaya Tempo menggelar kegiatan penggalangan dana bertajuk Simpati untuk sastrawan Hamsad Rangkuti.


Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

21 Juli 2017

Tisna Sanjaya melakukan performance art mendukung KPK. BISNIS.COM
Performance Art Tisna Sanjaya Protes DPR Soal KPK

Seniman Tisna Sanjaya memprotes Panitia Khusus Angket DPR soal KPK dengan melakukan performance art di samping Gedung Merdeka Bandung.