Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Putu Wirantawan Juara Jakarta Art Award 2010

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Perupa asal Bali Putu Wirantawan, menjuarai perhelatan Jakarta Art Award 2010 (JAA 2010). Lewat karya lukisnya bertajuk The Wandering Soul III (180x200 cm, drawing on paper, 2010) seniman lulusan Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta, yang kini telah mudik dan berproses di Bali ini menngungguli 83 perupa lain. Wirantawan berhak mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 75.000.000. Kompetisi ini, untuk tahun 2010 diikuti oleh sejumlah 762 orang seniman dari dalam dan luar negeri.

 

Jumat malam lalu, Prof. DR. Srihadi Soedarsono sebagai ketua Dewan Juri JAA 2010 membacakan pengumuman tersebut di Pasar Seni Ancol, Jakarta. Seniman senior itu juga mengumumkan semua pemenang JAA. Mereka adalah Imam Abdillah (dengan karya Dimensi Perburuan) dan Agung 'Tato' Suryanto (City of Tomorrow) yang karyanya mendapatkan anugerah sebagai 'karya terpilih'. Dua seniman ini masing-masing mendapatkan hadiah uang sebesar Rp 50.000.000.

 

Sedangkan karya-karya peraih 'karya terpuji masing-masing untuk lukisan (My) Comfort Zone (kreasi Aditya Novali); Lie of Life (karya Angga Sukma Permana); dan Here We Are/Ini Jakarta (Kita) Bung (karya Farhan Siki). Mereka masing-masing diganjar dengan uang sebesar Rp 25.000.000. Dan pada hari-hari terakhir, panitia JAA 2010 memutuskan untuk memberi tambahan hadiah dengan dua kriteria, masing-masing karya 'seniman asing terbaik' yang jatuh pada Halley Cheng (Hongkong), dan 'seniman senior terbaik' yang disematkan pada sosok Mulyadi W. Untuk dua seniman terakhir tersebut panitia menyodorkan hadiah uang masing-masing Rp 15.000.000.

 

Hadiah lain yang juga dijanjikan oleh panitia—seperti yang disebutkan saat pengumuman pemanang kompetisi ini—adalah memberi kesempatan kepada 6 pemenang JAA 2010 dan 2 pemenang JAA 2008 untuk berkunjung ke New York, Amerika Serikat. Bahkan kepada sang juara (pemenang puncak), panitia akan mengajak untuk berpameran tunggal di sebuah galeri di kota tersebut. Namun keterangan detil mengenai hal itu, seperti kapan, galeri apa, galeri penting atau kurang penting, belum disebutkan pada kesempatan itu.

 

Bambang Bujono, salah seorang anggota Dewan Juri JAA, menilai bahwa tema 'urban' yang disodorkan oleh panitia banyak diwujudkan oleh para seniman dalam bentuk dan estetika yang kurang lebih mengingatkan pada karya-karta yang sudah sering dipamerkan di forum-forum lain selama ini. Sebagai pihak yang dianggap sebagai kreator, seniman banyak yang menerjemahkan ungkapan-ungkapan tentang 'kota' sekadar dalam visualisasi yang cenderung fisikal. Misalnya hanya berujud gedung, lalu-lintas, atau kesenjangan sosial. 'Lingkaran setan' persoalan itu, sangat dimunginkan karena panitia hanya menyampaikan tema dalam satu kalimat: 'Aspek-aspek Kota Besar'. Menurut kritikus seni ini, tema itu sangat terbuka, bisa ditafsirkan sangat luas, dan yang cukup penting: tidak merangsang para seniman berupaya merenungkan dan memikirkan apa itu 'kota besar'.

Indonesiaartnews.or.id/Kalim

 

 

 

Inilah Para Pemenang Jakarta Art Awards 2010:

 

Pemenang Utama:

The Wandering Soul III karya Putu Wirantawan

 

Peraih 'Karya Terpilih':

-- Dimensi Perburuan karya Imam Abdillah

-- City of Tomorrow karya Agung 'Tato' Suryanto

 

Peraih 'Karya Terpuji':

-- (My) Comfort Zone karya Aditya Novali

-- Lie of Life karya Angga Sukma Permana

-- Here We Are/Ini Jakarta (Kita) Bung karya Farhan Siki

 

Peraih 'Seniman Asing Terbaik':

Halley Cheng (Hongkong)

 

Peraih 'Seniman Senior Terbaik':

Mulyadi W.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

33 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

40 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.