Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menghindari Perangkap Tubuh yang Nista  

image-gnews
Yin Yang #2, Karya Hojatul
Yin Yang #2, Karya Hojatul
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Tubuh, betapa pun ideal atau buruk ujudnya, selalu menjadi objek kajian yang menarik sekaligus problematis. Seniman seringkali menggarapnya dengan berbagai perspektif. Entah itu memuliakan tubuh atau malah mengeksekusinya sedemikian rupa sehingga memperlakukan tubuh sebagai korban.

Meringkus Tubuh, begitulah judul pameran lukisan dan patung di Edwin Galleri, Kemang, Jakarta. Pameran ini diikuti oleh dua seniman muda, Taufik dan Hojatul Islam, dan berlangsung hingga 8 Agustus mendatang.

Seringkali tubuh hanya dijadikan tempat untuk menyalurkan hasrat. Secara sadar atau tidak justru akan berakibat merendahkan eksistensi pemilik tubuh. Namun, bagi dua seniman ini, persoalan tak selesai sampai di situ. Taufik dan Hoja mengutipnya sebagai cara untuk mengungkapkan pandangannya terhadap tubuh dan segalam macam persoalan yang mengepung.

Lihat karya-karya Taufik dalam pameran ini. "Dalam proses kreatif, saya membaginya menjadi empat babak," ujar Taufik seusai pembukaan pameran. Pembagian itu adalah lukisan sebagai karya dua dimensi, semi relief, relief dan patung.

Tak dipungkiri bahwa karya Taufik banyak mengeksplorasi tubuh dan ruang. Lihat karya patungnya berjudul Stuck Like You. Sebuah karya tiga dimensi dengan bentuk potongan kaki dan tangan yang saling bertaut dan berpilin. "Potongan kaki dan tangan adalah simbol manusia beraktivitas," katanya.
Atau karya semi reliefnya berjudul Yang Diharap Tidak Ada yang Ada Tidak Diharapkan #1. Sebuah lukisan yang membentuk bidang ruang di sana. Kalkulasi atas ruang ia lakukan dengan cara memotong obyek utama, hingga menyisakan ruang kosong. Citra tentang figur tubuh pada lukisan itu tetap melekat, meski sesungguhnya hanya ruang kosong. "Saya mencoba menggambar tubuh yang tidak ada dengan tidak ada," ujarnya.

Beda dengan karya Hoja. Ia banyak mencipta lukisan tentang tubuh yang divisualisasikan melalui boneka kain. Boneka-boneka tersebut serupa dan semuanya tanpa wajah. "Saya memilih boneka untuk memudahkan visualisasi terhadap tubuh," ujar Hoja.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tubuh-tubuh itu tertekuk. Ekspresi wajah tak penting lagi bagi Hoja. Lekukan-lekukan yang terbentuk itulah yang berbicara. Hoja menghadirkan tubuh-tubuh rapuh tapi melawan dan terpenjara dalam ruang-ruang sempit. Tetapi, lekuk itu akan kembali ke bentuk semula. Lihat saja karyanya, Yin Yang, seperti halnya keadaan yang menjepit suatu saat akan kembali menjadi longgar.

Dalam katalog, kurator Suwarno Wisetrotomo mengatakan, meringkus pada persepsi ini memiliki arti membentuk ke dalam posisi dan suasana tertentu. Tubuh tidak selalu hanya dipandang sebagai korban yang diam. Tetapi tubuh pada dasarnya memiliki jiwa yang mendorong keberanian untuk melawan, merebut panggung dan mencuri perhatian. "Tubuh-tubuh yang diringkus oleh kedua perupa ini merupakan tubuh-tubuh yang menghadirkan keindahan sekaligus perlawanan," kata Suwarno.



Ismi Wahid

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

23 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

30 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.