Pengalaman memilukan juga dialami sendiri oleh Ninna pada pengujung 2004, ketika ia menjadi yatim piatu lantaran kedua orang tuanya tersapu tsunami di Banda Aceh. "Saat itu saya masih kuliah di Institut Kesenian Jakarta."
Ninna, yang begitu pilu melihat tempat kelahirannya porak-poranda, ingin sekali bangkit. "Lewat bidang yang saya bisa, saya ingin mengajak masyarakat Aceh yang menonton ini untuk membantu saudara-saudara kita di sana agar bangkit," ujarnya.
Baca Juga:
Lewat Geurangsang, Ninna juga ingin memotret pemberlakuan syariat Islam di Aceh yang dianggapnya membelenggu kaum feminis. "Perempuan Aceh seakan kian tersudut dengan hukum itu, sepertinya perempuan yang selalu salah," katanya.
Aguslia Hidayah