TEMPO Interaktif, Jakarta - Genesis menjadi benang merah yang menautkan Cockpit band dengan panggung musik. Bahkan, para personel band ini pun mengaku terikat oleh kegemaran musik yang sama. Cockpit yang digawangi Oding Nasution (gitar), Raidy Noor (bas), Yaya Moektio (drum), Krisna (kibor), dan Ari Safriadi (vokal), hingga kini konsisten memainkan lagu-lagu khusus Genesis.
Band yang dibentuk sejak 1980-an ini tampil dalam sebuah pertunjukan mini di Teater Salihara Jakarta, Ahad malam lalu. Mereka memboyong pemain drum tambahan, Rama Yaya, anak mantan drummer Ada Band Yaya Moektio, yang memperkental instrument di beberapa nomor lagu.
Malam itu, selama dua jam Cockpit membawakan 12 lagu milik Genesis dari album Second Out. Meskipun gaya panggung sederhana, namun ornamen musiknya tak ala kadarnya. Nomor Squonk yang berdurasi enam menit menjadi pemanasan. Berlanjut dengan The Carpet Crawlers yang berdurasi lebih singkat. Hampir semua penonton bahkan hapal betul musik, lirik, dan ketukan drumnya.
Tak sekedar Supper’s Ready, Rama Yaya pun beraksi dengan sang ayah di tiga nomor lain, yakni Firth of Fifth, The Cinema Show, dan Lost Endos. “Asli lagunya memang dibawakan dengan drum ganda, jadi Cockpit harus berpatokan pada orisinalitasnya,” ujar Ari sang vokalis. Penonton begitu apresiatif terhadap aksi panggung Yaya yang begitu garang di balik perangkat drum. Energi pemilik tubuh atletis ini seperti tak pernah habis menggebuk.
Posisi Ari tentunya menggantikan tugas almarhum Freddy Tamaela, vokalis sebelumnya yang paling menonjol. Ia dikenal menguasai karakter vokal Peter Gabriel dan Phil Collins serta mampu tampil secara teatrikal sesuai dengan gaya yang diusung oleh Genesis dalam konser live-nya. “Saya tidak merasa terbebani dengan posisi pengganti ini, justru malah bangga,” ujar Ari yang menonton Cockpit sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama.
Pria yang memiliki suara mirip Once Dewa ini kini menjadi vokalis band idolanya itu. “Ini impian saya saat muda dulu,” katanya kepada Tempo. Meski sejenak, sosok Ari pernah dikenal publik saat ia bergabung dalam formasi Baron Soulmate. Namun, justru diakuinya jauh sebelum tergabung dalam band itu, Ari sudah beberapa kali merasakan main di Cockpit. “Karena band Cockpit tidak komersil, jadi ya nggak di -blow up. Padahal sudah sejak 1998 saya nyanyi di Cockpit, dengan posisi yang tidak saklek,” ujarnya.
Perbedaan generasi yang dirasakan Ari memang unik. Berada di tengah personel yang otomatis dipanggilnya dengan sapaan “om”, membuatnya merasakan esensi lain dari perjalanan karirnya. “Saya termasuk generasi muda yang sukses “dicekoki” Genesis,” ujarnya berkelakar. Ari mengaku tak mudah membawakan lagu-lagu Genesis. “Kesulitannya ada pada ketukan yang tak lazim, contohnya 9/8,” jelasnya.
Aguslia Hidayah