"Lagu itu sudah seminggu ini sudah Luna diedarkan ke radio-radio di Indonesia. Tapi, saat ini kami belum bisa melihat respons masyarakat seperti apa," ujar Isra Ruddin, manajer label Royal Prima Musikindo, saat dihubungi Tempo, Rabu, (14/7).
Menurut Isra, lagu ini digarap sekitar tiga bulan silam, sebelum skandal mirip Luna dalam video Ariel mencuat. Sejumlah media promosi, seperti video klip dan pemotretan sampul, sejak awal juga sudah dibuat dari pihak Royal. "Tapi, sejak kasus Luna mencuat, kami jadi sedikit terkendala soal promosi. Video klip juga urung diputar," kata Isra.
Semula, kata Isra, setelah rilis single itu, beberapa bulan ke depan label RPM berniat menggarap album buat Luna. "Sekarang kita lihat dulu perkembangan kasusnya akan ke mana," kata Isra.
Israr menolak anggapan RPM berniat mengambil keuntungan dari kisruh video 'Luna' dan 'Ariel'. "Kami justru merasa kejatuhan sial dengan masalah Luna. Dari awal kami tidak memprediksi masalah Luna akan terjadi," ujar Isra.
Isra mengklaim, komitmen itu merupakan bukti sokongan moral ke Luna agar tetap bisa berkiprah di blantika hiburan. "Berbeda dengan sejumlah perusahaan lain yang menarik produk-produk akibat kasus Luna. Kita bersikap profesional saja," kata Isra.
Menurut Isra, RPM tidak mengambil target muluk-muluk dalam merilis single ini. Katanya, labelnya cuma berusaha menunaikan kewajiban kontrak. "Kami lihat lagu ini cukup bagus," kata Isra.
MUSTHOLIH