Dibutuhkan dana sebesar £100.000 (sekitar Rp 1, 5 miliar) untuk menyelamatkan 1.733 gambar warga Gambia, Ayuba Suleiman Diallo, karya William Hoare. Rangkaian potret diri itu belum pernah terlihat di publik dan untuk sementara waktu hilang dari pertunjukan di galeri London.
Diallo, yang berasal dari keluarga ulama terkenal di Gambia, ditangkap sebagai budak di Afrika di usia 29 tahun dan dijual ke Amerika untuk bekerja di perkebunan. Setelah dia dipenjara karena mencoba kabur, dia bertemua Thomas Bluett, seorang pengacara yang tertarik dengan latar belakang pendidikan dan kecerdasan Diallo, dan membawanya ke Inggris. Kedatangan Diallo di Inggris mendapat sambutan hangat dari kaum aristokrat dan akademisi.
Galeri Lukisan Nasional menyatakan lukisan karya Hoare ini merupakan lukisan potret pertama Inggris yang memberi tempat setara bagi warga negara Afrika.
Seorang juru bicara galeri mengatakan kepada situs BBC kalau karya Hoare ini tersebar sebagai koleksi pribadi setelah terjual di balai lelang Christie di London pada Desember silam seharga £554.937 (sekitar Rp 8, 5 miliar).
Menyusul penjualan itu, Menteri Kebudayaan Margaret Hodge kemudian melarang ekspor lukisan tersebut dan memberi kesempatan bagi Museum Inggris dan galeri untuk membelinya jika harganya pas.
Bersama dengan Yayasan Pelestari Warisan Pusaka dan Yayasan Seni, NPG akan menyumbangkan sekitar £555.000 dari total dana yang dibutuhkan. Bantuan dana itu akan digunakan untuk membeli lukisan tersebut termasuk ongkos pelestarian, pertunjukan dan tur di galeri dan museum lainnya di Inggris.
Komisaris NPG Zeinab Badawi mengatakan, “lukisan potret ini merupakan sebuah contoh yang jarang dari hasil karya lukisan tentang warga Afrika di Inggris pada abad ke 18''.
“Potret ini akan menjadi penting dan berguna untuk menambah koleksi Galeri Lukisan Nasional sebagai gambaran warisan kebudayaan Inggris yang beragam,'' Badawi menambahkan.
BBC/Kalim