TEMPO Interaktif, Jakarta - Sastrawan Achdiyat Karta Mihardja meninggal pagi ini, di Canberra Australia. Sebelum tutup usia, Achdiyat ternyata sempat mengalami serangan jantung. " Kondisinya sempat koma namun membaik, sadar dan sehat" kata Santi Dahlan, cucu Achidat yang dihubungi Tempo melalui telepon, Kamis (8/7).
Selama koma, kata Santi, Achdiyat sempat opname di Rumah Sakit setempat. Selasa kemarin, sastrawan angkatan 45 ini sempat sadar dan sudah dibolehkan pulang ke rumah sakit. " Pagi tadi, pukul 08.40 meninggal di rumah" katanya.
Jenazah dimandikan pada pukul 11.oo siang. Dan pukul 03.15 sore waktu setempat dimakamkan di Canbera.
Achdiat yang akrab dipanggil Aki, lahir di Garut, Jawa Barat 99 tahun lalu. Ia adalah novelis angkatan 45 yang dari tangannya telah melahirkan novel-novel terkenal seperti Atheis (1949).
Sastrawan angkatan‘45 ini sudah terlanjur dicitrakan sebagai seniman tak bertuhan. Nama Achdiat K. Mihardja seakan tak terpisahkan dari term ateisme. Nama Achdiat Karta Mihardja seakan tak terpisahkan dari term ateisme. Begitu diskursus ateisme dibicarakan, kurang lengkap bila tak dikaitkan dengan peran kepengarangannya.
Kalangan Islam terutama dari sayap konservatif menghujat Aki sebagai sastrawan murtad, karena ulah skeptisisme teologis yang melekat pada karakter Hasan dalam novel "Atheis" .
Sebaliknya, kelompok prokomunis bukannya memuji pencapaian estetik Aki, malah memaki-maki karena Atheis ternyata tidak sungguh-sungguh mampu mempertahankan ideologi komunisme yang amat berpengaruh waktu itu.
ISMI WAHID