Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Koes Plus di Panggung Musikal  

image-gnews
Drama Tari
Drama Tari "Diana Twin" sedang berlatih di Teater Besar Institut Seni Indonesia Surakarta. (TEMPO/Andry Prasetyo)
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Jarum pendek jam baru bergeser sedikit dari angka delapan. Tapi kesibukan sudah terlihat di gedung Teater Besar yang berlokasi di kompleks Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah, Rabu pekan lalu. Duduk bergerombol di lantai lobi teater, penata gerak Eko Supriyanto sibuk mengarahkan 25 orang penarinya.

 

Anak-anak muda yang tampil seadanya dengan kaos oblong dan celana pendek ketat adalah para mahasiswa Jurusan Tari ISI. Mereka adalah para penari yang terlibat dalam pertunjukkan drama musikal Diana, yang akan dipentaskan di Jakarta Convention Center, Senayan, pada 7-8 Juli mendatang. Drama musik yang diangkat dari lagu-lagu Koes Plus, termasuk lagu-lagu mereka semasa masih bernama Koes Bersaudara itu, dibuat untuk memperingati 45 tahun harian Kompas.

 

“Ayo teman-teman kita latihan lagi,” teriak Garin Nugroho. Satu persatu penari tampak masuk ke belakang panggung teater, bergabung dengan Ariyo Wahab, Reuben Elishama Hadju, Rezanov GRIBS, Dana Galistan, Andi /Rif, Sheila Marcia, dan Nindy – yang kebagian sebagai pemeran utama.

 

Diiringi musik orkestra yang mengusung bagian reffrain lagu Diana, Ariyo, Reuben, Reza, dan Gana tampil di atas panggung. Mereka berperan sebagai anggota kelompok musik The Band. Ariyo Wahab, berperan sebagai Yoko, vokalis yang selalu menganggap dirinya pemimpin dan senantiasa memaksakan pendapatnya kepada teman segrupnya, Ian (Rezanov), Ebon (Dana), dan Jojo (Reuben). “Aku pemimpin di sini,” teriak Yoko setiap teman-temannya protes. “Pemimpin yang mau didengar tapi tak mau didengar,”celetuk Dana yang berperan sebagai Ebon, pemegang bas The Band.

 

Diana, yang naskahnya ditulis Bre Redana dan Agus Noor ini, bercerita tentang percintaan remaja di tengah konflik politik. Syahdan, The Band berencana mengadakan tur ke sebuah daerah konflik, Tilore. Kepergian mereka ke daerah yang tengah dilanda konflik politik dengan aspirasi untuk memerdekakan diri itu diikuti wartawan infotainment bernama Mariska (Sheila Marcia).
 


 

Sempat terbangun hubungan khusus antara Yoko dan Mariska, sebelum hubungan itu menemukan kompleksitas baru karena di daerah konflik tadi Yoko malah main mata dengan perempuan lain bernama Diana (Nindy).

 Dalam hubungan dengan Diana ini, Yoko harus menentukan pilihan-pilihan penting karena Diana ternyata adalah putri tunggal tokoh pejuang dari Tilore yang baru saja kembali dari pengasingan, bernama Da Silva, yang diperankan dengan apik oleh Andi /Rif

 

Adegan-adegan cerita itu tampil dalam paduan akting, koreografi tari nan indah yang merangkai 20 lagu ciptaan Tony Koeswoyo. Ke-20 itu merupakan hasil seleksi dari 600-an lagu dan diaransemen ulang untuk pentas ini oleh Yockie Suryoprayogo.

 

Bre Redana mengatakan, Koes Plus memiliki keistimewaan lantaran lagu-lagu mereka memiliki beragam tema, dari cinta remaja, cinta tanah air, hingga petuah-petuah hidup. “Musik mereka pun merambah dalam semua genre, seperti pop, rock n' roll, jazz, keroncong, dangdut,” katanya.

 

Selain Diana, Dara Manisku, Pelangi, Cintamu Tlah Berlalu, dan Kembali ke Jakarta yang cukup populer, beberapa lagu mungkin kurang akrab di telinga generasi muda saat ini lantaran mengikuti alur cerita. Sebut saja, Bunga dan Remaja, Hari Ini dan Nanti, Lontjeng Kecil, dan Da Silva. Tapi dengan kepiawaian Yockie Suryoprayogo sebagai penata musik, ditunjang musik orkestra dan paduan suara Paragita Universitas Indonesia, lagu-lagu lama itu tetap asyik didengar. “Saya harus mampu menerjemahkan karya-karya Tony Koeswoyo menjadi kekinian. Itu tantangan bagi saya,” ujar Yockie menjelaskaan.

 

Latihan pada Rabu pekan lalu itu merupakan latihan yang kesekian kalinya. Berhubung para penari berasal dari Solo, maka para pemain utama – yang rata-rata tinggal di Jakarta – terpaksa mengalah setiap bulan selama beberapa hari berlatih bersama di kota tersebut.“Sejak Maret kita sudah bolak-balik ke Solo,” kata Bre Redana.

 

Selama sepekan mereka berlatih di Teater Besar ISI. Mereka berlatih akting, menyanyi, dan menari. Sebuah bis disiapkan untuk menjemput mereka setiap pukul delapan pagi dan baru kembali ke Hotel Ibis, tempat mereka menginap, pada pukul lima sore. Waktu istirahat sekitar dua jam digunakan untuk makan siang dengan nasi kotak yang disediakan panitia. “Awalnya capek dan badan sakit-sakit, tapi lama kelamaan malah senang,” ujar Nindy.

 

Proses latihan berjalan dengan santai dan penuh canda. Selalu ada dialog antara penulis naskah, sutradara, dan pemain. Garin sebagai sutradara juga memberikan kebebasan untuk berimprovisasi sejauh tidak mengganggu. “Pada bagian ini kalian diberi kebebasan, boleh mengolok-olok, tapi tidak mengurangi rasa hormat,” teriak Garin dari bibir panggung ketika Ariyo dan kawan-kawan dianggap melenceng.

 

Dan pekan lalu itu menjadi latihan terakhir mereka di Solo. Selanjutnya mereka akan berlatih lebih intensif di Jakarta, dalam formasi lebih lengkap, termasuk orkestra dan paduan suara. “Masih 60 persen dari target yang ingin dicapai,” ujar Garin sesudah menyaksikan hasil latihan dalam sebuah pertunjukan utuh, layaknya gladi resik. Para pemain juga masih butuh polesan di sana-sini. “Tapi kami yakin target bisa dipenuhi,” kata Garin optimistis.

 

 

NUNUY NURHAYATI (SOLO)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.