Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perkawinan Puisi dan Blues  

image-gnews
(TEMPO) Rofiqi Hasan
(TEMPO) Rofiqi Hasan
Iklan
TEMPO InteraktifBaliNada-nada blues merambat lalu meliuk penuh tenaga. Lengkingan gitar yang mengayun berpadu dengan gebukan drum dan betotan bas. Tiba-tiba sebuah gumam menyelonong. Suaranya seperti merapalkan sebuah mantra. “Lampion, tarian naga bersayap di tanah ini, tanah hidup, tanah hidupku, tempat angin pertama menyentuh.”

 

Setelah itu, letupan teriakan marah meningkahi musik yang berdentam keras. “Matamukah setajam silet mengulitiku. Kesurupan atau mabukkah kau? Benamkan kepalamu. Bayangkan kita dikuliti bumi. Dan semut-semut bersarang di liang mata.”

 

Begitulah sepenggal bait Malam Cahaya Lampion yang dibawakan penyair Tan Lioe Ie di Warung Tresni, Jalan Drupadi, Denpasar, Bali, Ahad malam lalu. Penyair berdarah Tionghoa itu bukan sedang membaca puisi dengan diiringi musik--biasa dikenal dengan musikalisasi puisi. “Ini adalah sebuah lagu blues meski awalnya ditulis sebagai puisi,” kata penyair berusia 52 tahun yang akrab disapa Yoki ini.

 

Malam itu, bersama kelompok band-nya, Bali, Yoki meluncurkan album Exorcism. Ini adalah sebuah album musik berisi sembilan lagu yang berusaha menggabungkan puisi dan blues. Selain lagu Exorcism, album itu berisi delapan tembang lainnya: Malam Cahaya Lampion, Negeri Apung, Co Kong Tik, Siapakah Kau, Abad yang Luka, Alam Kanak-kanak, Malam di Pantai Candidasa, dan Kunang-kunang Musim Gugur.

 

Sejak awal Yoki bersama empat musisi--Yande Sutawa (gitar), Putu Indrawan (bas), Kabe Giriyasa (drum), dan Made Dibia Sunjaya (keyboard)--sepakat untuk tidak sekadar menempelkan puisi ke musik atau sebaliknya. Karena itu, langkah awal untuk menyatukan adalah dengan berusaha saling memahami karakter pribadi dan karya masing-masing. “Untung, kami sudah berteman lama, jadi hampir tidak ada masalah,” ujar Yoki.

 

Sejak 1970-an, Yoki sudah dikenal sebagai penyair yang piawai membaca puisi dalam iringan musik. Salah satu yang cukup monumental adalah musikalisasi karya Umbu Landu Paranggi dalam album Kuda Putih.

 

Para musisi yang mengiringi Yoki dalam album Exorcism juga telah kenyang makan asam garam di jagat musik. Putu Indrawan dan Kabe Giriyasa, misalnya, adalah personel grup band Harley Angels, yang pada 1984 menjadi juara dalam ajang perdana Festival Rock Se-Indonesia versi Log Zhelebour. Dua musisi lainnya adalah pemain musik profesional yang acap mengisi sejumlah pentas di Bali.

 

Album Exorcism sudah mulai digarap sejak setahun lalu. Mereka menggarap album tersebut melalui proses latihan yang panjang dan pentas dari panggung ke panggung. Pada 2009, mereka sempat tampil dalam Pekan Seni Aceh di Banda Aceh.

 

Gitaris Yande Sutawa, yang menjadi komposernya, berperan besar dalam penggarapan musik album tersebut. Sebagian besar digarap setelah Yande berdiskusi dengan Yoki mengenai makna serta warna yang diinginkan menjadi roh puisi itu. Tapi ada pula yang dibuat setelah Yoki diminta membacakannya, seperti pada lagu Malam di Pantai Candidasa. Penyempurnaan dilakukan setelah musik dimainkan secara lengkap dan semua personel memberikan masukan. “Kalau sudah main, semua bisa berubah meski acuan utamanya blues,” kata Yande.

 

Hasilnya, blues menjadi irama mainstream dalam sebuah lagu, seperti pada Malam Cahaya Lampion, Exorcism, dan Kunang-kunang Musim Gugur. Tapi ada juga yang sekadar tempelan, seperti pada Negeri Apung yang kental nada etniknya. Lalu, pada tembang Siapakah Kau, yang lebih dekat ke musik akustik. Pada lagu Co Kong Tik, yang berkisah tentang tradisi Tionghoa mengirim rumah spiritual bagi orang mati, iramanya malah didominasi rumba dan reggae.

 

Lalu berhasilkah mereka menyajikan hal yang baru? Pemimpin Redaksi Bali Music Magazine Made Adnyana menilai, dengan senioritas mereka, warna musik yang dihasilkan benar-benar segar. “Mereka main dengan hati tanpa memikirkan aspek komersial atau popularitas. Jadi benar-benar mengalir,” ujarnya.

 

Menurut Adnyana, kedua pihak kelihatan saling memberikan kesempatan untuk tampil sehingga tidak ada yang dominan. Adnyana hanya berharap grup ini tidak perlu mengotakkan diri dengan menyebut beraliran blues. “Ini untuk membuka ruang apresiasi yang lebih lebar di masa depan.”

 

ROFIQI HASAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kunto Aji Keluar dari Zona Nyaman di Album Pengantar Purifikasi Pikir

26 September 2023

Kunto Aji. Dok. Istimewa
Kunto Aji Keluar dari Zona Nyaman di Album Pengantar Purifikasi Pikir

Kunto Aji mengerjakan album Pengantar Purifikasi Pikir selama dua tahun dan baru dirilis lima tahun setelah peluncuran album Mantra Mantra.


Kunto Aji Ajak Fans Rasakan Pengalaman Berbeda Lewat Acara Sowan Album III

11 Agustus 2023

Kunto Aji. Dok. Istimewa
Kunto Aji Ajak Fans Rasakan Pengalaman Berbeda Lewat Acara Sowan Album III

Kunto Aji menyediakan headphones untuk penggemar agar bisa bersama-sama mendengar album terbarunya dengan kualitas sebaik mungkin.


Kisah Hidup Rinni Wulandari dan Jevin Julian Dirangkum di Album Debut Soundwave

25 Agustus 2022

Grup musik Soundwave beranggotakan Jevin Julian dan Rinni Wulandari. Dok. Soundwave.
Kisah Hidup Rinni Wulandari dan Jevin Julian Dirangkum di Album Debut Soundwave

Direncanakan Rinni Wulandari dan Jevin Julian sejak 5 tahun lalu, album debut ini dapat disebut sebagai bentuk identitas Soundwave yang baru.


Pusakata Rilis Album Mesin Waktu 2020, Siap Gelar Tur di 5 Pulau Besar Indonesia

16 Juli 2022

Mohammad Istiqamah Djamad alias Pusakata. Dok. Istimewa.
Pusakata Rilis Album Mesin Waktu 2020, Siap Gelar Tur di 5 Pulau Besar Indonesia

Bersamaan dengan perilisan album Mesin Waktu 2020, Pusakata akan membawa kepingan CD yang sedikit berbeda dengan di pasaran selama tur.


Ardhito Pramono Pakai Bahasa Indonesia di Album Baru Usai Rasakan Dampak Buruk

14 Juli 2022

Ardhito Pramono saat konferensi pers perilisan album Wijayakusuma pada Rabu, 13 Juli 2022. Dok. Istimewa.
Ardhito Pramono Pakai Bahasa Indonesia di Album Baru Usai Rasakan Dampak Buruk

Ardhito Pramono mengakui album Wijayakusuma adalah ungkapan keresahan, penyesalan, keindahan, dan hal-hal yang terjadi beberapa tahun terakhir.


Review Musik: Jalan Sunyi KEKAL

10 Mei 2022

Envisaged KEKAL. Dok. Situs resmi KEKAL
Review Musik: Jalan Sunyi KEKAL

Envisaged adalah album penuh ke-13 KEKAL. Kemasan CD-nya, tidak mencantumkan siapa saja yang berkontribusi.


Harry Styles akan Rilis Album Solo Ketiga 20 Mei 2022

25 Maret 2022

Personel band One Direction, Harry Styles, didaulat sebagai pria yang memiliki sepasang mata terindah di dunia. Kesimpulan ini didapat berdasarkan hasil sebuah studi yang dipublikasikan Centre for Advanced Facial Cosmetic and Plastic Surgery di London, Inggris. REUTERS
Harry Styles akan Rilis Album Solo Ketiga 20 Mei 2022

Harry Styles merilis teaser dan foto sampul album solo ketiganya berjudul Harry's House yang akan dirilis pada 20 Mei 2022.


Tiga Anggota Red Velvet Positif Covid-19 Menjelang Comeback, Konser Ditunda

14 Maret 2022

Red Velvet. Instagram/@redvelvet.smtown
Tiga Anggota Red Velvet Positif Covid-19 Menjelang Comeback, Konser Ditunda

SM Entertainment mengumumkan konser Red Velvet bulan ini ditunda akibat tiga anggotanya, Irene, Joy, dan Yeri terpapar Covid-19.


Tulus Ungkap Ragam Rasa yang Dinamis di Album Manusia

4 Maret 2022

Penyanyi Tulus. (Foto: Tulus Company)
Tulus Ungkap Ragam Rasa yang Dinamis di Album Manusia

Tulus menceritakan ragam dinamika rasa manusia dengan mengedepankan keeleganan Bahasa Indonesia di album Manusia.


Jesenn Rilis Album Debut Jilid 1, Penuh dengan Cinta

2 Maret 2022

Musisi Jesenn. Dok. Jesenn.
Jesenn Rilis Album Debut Jilid 1, Penuh dengan Cinta

Jesenn membutuhkan waktu yang cukup panjang dalam pembuatan album debutnya, berisi 10 track yang terdiri dari 8 lagu dan 2 track spesial.