“Dia sendiri yang membacakan,” kata Rini, staf Bentara Budaya Jakarta. Menurut Rini, Bentara Budaya Jakarta tak memungut biaya apapun alias gratis untuk menyaksikan pertunjukan.
Dalam situs Bentara Budaya Jakarta disebutkan, sejumlah teman Taufik juga akan membawakan sebagian karyanya. Antara lain dari kumpulan puisi terbaru, Tersebab Aku Melayu, yang terbit setelah buku berjudul hampir sama, Tersebab Haku Melayu.
Taufik Ikram Jamil adalah penulis puisi, cerita pendek, dan novel. Berbagai penghargaan sastra diraih lelaki kelahiran Telukbelitung, Riau, 47 tahun lalu ini. Pada 1997, buku Sandwara Hang Tuah menjadi buku terbaik Yayasan Sagang Pekanbaru. Pada tahun yang sama, majalah Horison menobatkan Buah Batu sebagai cerpen terbaik. Pagi Jumat Bersama Amuk menjadi cerpen utama Indonesia 1998 versi Dewan Kesenian Jakarta. Setahun kemudian, Pusat Bahasa menjadikan Membaca Hang Jebat sebagai karya sastra terbaik.
Taufik juga menjadi jurnalis. Pada 1983, ia menjadi wartawan mingguan Genta, Pekanbaru. Tahun 1988, ia pindah ke Kompas. Ia kini menetap di Riau dan menjadi pekerja seni.
PRAMONO/Berbagai Sumber