Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Permainan Tubuh  

image-gnews
TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH
TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH
Iklan
TEMPO Interaktif, Pijitan sepasang kaki di atas punggung itu lama-kelamaan semakin dinamis. Tepukannya kian keras, dan bahkan ketukannya semakin bernada. Sekilas adegan pijit-memijit tengah berlangsung. Padahal, jika dicermati lebih detail, pijatan kaki itu menciptakan sebuah melodi ketukan yang berirama.

Malam itu, di atas panggung, Frederic Arsenault dan Alexander Fray tengah memainkan tubuhnya. Mereka bereksperimen bagaimana jadinya jika menyatukan dua tubuh dalam satu media. Dengan mengikat lengan jaket mereka bersimpul mati, tubuh keduanya pun kian berimpit. Bak kembar siam, Arsenault-Fray dempet menjadi satu.

Bagian ini merupakan pembuka pertunjukan Sirkus Kontemporer Un loup pour l’homme di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa malam lalu. Pergelaran sirkus kontemporer yang disuguhkan Pusat Kebudayaan Prancis (CCF) Jakarta itu merupakan bagian dari perhelatan akbar Jakarta Anniversary Festival VIII, yang berlangsung hingga 4 Juli mendatang.

Mengingat sirkus, boleh dibilang masyarakat, khususnya anak-anak, tentu banyak yang tergiur dengan tontonan yang satu itu. Namun penampilan sirkus kontemporer yang disajikan kelompok Un loup pour l'homme dari Prancis itu berbeda dengan sirkus umumnya. Gaya kontemporer yang dibawa di atas panggung malam itu benar-benar nihil badut, apalagi atraksi hewan buas--laiknya sirkus tenda yang tradisional.

Sirkus dari Prancis itu menyuguhkan satu teknik saja. Teknik itu biasa disebut teknik akrobasi. Ini merupakan sebuah trik yang mengedepankan ketangkasan gerak, kesesuaian posisi, dan kelenturan anggota badan. Aktivitasnya terbatas pada menjatuhkan diri, bangkit lagi, susul-menyusul, saling panjat, cekal-mencekal, lalu berlari hingga napas memburu.

Penampilan kelompok sirkus kontemporer itu juga tidak glamor dan gemerlap. Hingga akhir pertunjukan, tata panggung didesain sangat sederhana, tata cahaya pun hanya bermain di warna dasar, dan tata suara yang nihil musik-musik riang. Belum lagi kostum “super” ala kadarnya yang dikenakan kedua penari itu, membuat pertunjukan ini gampang menyentuh rasa bosan, apalagi untuk penonton cilik.

Namun, secara keseluruhan, penampilan sirkus kontemporer tersebut boleh dibilang indah dan memukau. Teknik akrobasi panjang yang mereka suguhkan membuat kita berat untuk beranjak.  Mereka tak sekadar tarik-menarik dan tangkap-menangkap. Kolaborasi keduanya kadang bisa menjadi bentuk posisi orang menunggang kuda. Satu penari tengkurap, satunya lagi duduk di atas lipatan kaki penari yang tengkurap tadi. “Kuda” pun berjalan dengan gerakan perut dan tangan si penari yang berperan di bawah itu.

Mereka juga berhasil membuat keseimbangan menawan dengan gaya yang berganti-ganti. “Inilah perbedaan kami dengan sirkus tradisional,” kata Fray seusai pertunjukan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara sirkus umumnya tersaji dengan ragam tontonan trik berdurasi pendek, sirkus kontemporer umumnya lebih konsisten dengan satu teknik tapi berdurasi panjang. “Sekilas, media yang dipakai adalah baju atau jaket, namun sebenarnya media kami adalah tubuh kami sendiri,” ujar Arsenault menjelaskan.

Penampilan Fray-Arsenault malam itu mengisahkan sebuah persaudaraan yang sarat ambiguitas. Ada kelembutan dan kebengisan di antaranya. Ada gerak dorong-mendorong, namun tak jarang saling menangkap saat keduanya sengaja terjatuh. Lalu, ada gerakan seolah ingin pergi menjauh namun penari satunya bak bayangan yang enggan berpisah.

Tata panggung yang didesain sederhana dan senatural mungkin bisa jadi merupakan salah satu alasan untuk mengkonsentrasikan visualisasi penonton pada dua pemain ini sebagai “orang dan bayangannya”.

Teknik menyatu dalam balutan sepotong pakaian memang bukan tontonan baru. Bagi penikmat tari, teknik ini pernah diperkenalkan oleh Siti Ajeng Soelaeman dan Andara "Anggie" Firman Moeis dalam pertunjukan tari bertajuk S[h]elf di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, bulan lalu.

Saat itu Ajeng dan Anggie menjadi satu dalam balutan kaus longgar. Kaus biru cerah yang dipakai Ajeng ditarik melar masuk ke leher Anggie. Adapun kaus merah jambu yang dikenakan Anggie sudah melilit di lengan Ajeng. Gerakan yang seolah hendak membuka simpul tali yang kusut itu menjadi sebuah adegan tari yang kompak dan menghibur.

Aguslia Hidayah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

31 hari lalu

SMA Labschool Cibubur mengadakan pentas seni CRAVIER yang kini memasuki tahun ke-10. Tahun ini, CRAVIER digelar pada 27 Juli 2024 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Foto: Istimewa
SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.


Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.


HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.


Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Pengunjung menyaksikan pertunjukan 'video mapping' di Tugu Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu, 22 Desember 2019. Video mapping yang berdurasi 25 menit tersebut akan dilaksanakan hingga 31 Desember mendatang bertemakan Filosofi Tugu Monas, Relief dan Diorama Museum Sejarah Nasional, Pembangunan Ibu Kota Jakarta, Kebudayaan Betawi serta kehidupan Jakarta. ANTARA
Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.


4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

Pertunjukan di acara puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Malioboro Imlek Carnival di Yogyakarta, Sabtu 16 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.


Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Suasana destinasi wisata Tlogoputri, Kaliurang di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, masih sepi di masa PPKM Level 4. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.


Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Aksi panggung seniman lokal asal Kabupaten Bekasi di pentas Lebaran Yatim Bekasi yang digelar Dewan Kesenian Kabupaten Bekasi di Lapangan Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Jumat petang, 2 September 2022. Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi


Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Seniman dan seniwati Kulon Progo menampilkan Tari Sri Kayun. (ANTARA/Sutarmi)
Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Penampilan teater musikal
Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.