Kakak kandung almarhumah, Andi Faridha Mattalata, mengaku mendapat kabar kematian adiknya pada pukul 04.45 Wita. "Kami belum tahu penyebab pasti kematiannya. Kabarnya, sempat dirawat di rumah sakit sebelum meninggal," katanya menahan tangis. Faridha, yang berprofesi sebagai dokter, mengatakan kesehatan adiknya selama ini baik dan tidak pernah ada keluhan sakit. Ketika berangkat ke Belanda pun kondisi penyanyi itu sehat.
Namun kakak ipar Andi Meriem Mattalata, Agung Saifullah, mengatakan, ketika di Belanda, kondisi kesehatan Andi menurun dan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Lange Land Ziekenhuis di Zoetermeer. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan kadar gula darah Andi, yang selama ini menderita diabetes, tinggi, sementara oksigennya kurang. "Pada saat almarhumah berangkat, memang dia sudah ada luka kecil di tangannya semacam bisul,” katanya. Luka itu diduga memicu infeksi .
Agung menuturkan, Andi Meriem dikenal sebagai sosok yang taat beribadah. Dua bulan sebelum meninggal, pemilik nama lengkap Meriem Nurul Kusumawardani Mattalata itu pernah mengatakan umurnya tidak akan panjang. “Tapi kita anggap itu cuma bercanda saja,” katanya.
Pada 1971, pada usianya yang masih belia (14 tahun) , Andi Meriem sudah mengikuti Kontes Nyanyi Indonesia Populer di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Ia bersaing dengan 38 penyanyi yang mewakili 21 radio dari seluruh Indonesia. Juri, yang waktu itu terdiri atas Binsar Sitoempoel, Sam Saimun, R. Rijanto, dan Putu Wijaya, memasukkannya ke babak final.
Rekaman pertama Andi Meriem adalah lagu Mutiara dari Selatan ciptaan Iskandar. Sejak itu, ia dijuluki sang Mutiara dari Selatan. ”Sejuk nian dipandang matamu.... Lembut nian tutur katanya.... Kaulah gadis pujaan.... Mutiara dari selatan...,” demikian lirik lagu itu. Andi Meriem kemudian terkenal menyanyikan lagu-lagu, seperti Pasrah, Januari yang Biru, Cinta yang Hitam, Mudahnya Bilang Cinta, Hasrat dan Cinta, Di Kesayuan Bulan Rawan, Bimbang, dan Lenggang Jakarta. Pemirsa TV tahun 1980-an pasti ingat bagaimana penyanyi ayu itu sering tampil di TV menyanyikan lagu-lagunya itu.
Penampilannya anggun dan lembut. Rata-rata lagu yang dinyanyikannya bersuasana slow, sendu, dan melankolis, sedangkan Lenggang Jakarta agak lebih riang.
Lagu-lagu Andi Meriem banyak didukung sosok andal dalam industri musik pop Indonesia, misalnya Yockie Soerjoprajogo, Chrisye, Idris Sardi, Kiboud Maulana, Uce F. Tekol, Fariz R.M., Eros Djarot, Guruh Sukarno Putra, Roekanto, atau Anton Issoedibyo. Lagu Bulan Tolonglah Beta, yang berkarakter mellow, misalnya, adalah karya Guruh Sukarno Putra, yang tatkala dinyanyikan Andi Meriem terasa mengiris kalbu saat terdengar imbuhan gesekan biola Idris Sardi pada interlude.
Jenazah Andi Meriem rencananya akan diterbangkan dari Belanda ke Indonesia pada Senin besok, menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Ia akan dimakamkan di tanah kelahirannya di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. "Ada pemakaman keluarga besar dari ayah di kompleks pemakaman raja-raja Barru. Ini sudah jadi petuah terakhir dari orang tua kami, harus dimakamkan di situ. Karena sejak dari nenek moyang kami makamnya di situ," kata Agung.
PRIH PRAWESTI FEBRIANI | KAMILIA | ABDUL RAHMAN
Sumber: Koran Tempo