Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyelamatkan Tari Kraton dari Kepunahan  

image-gnews
Beksan (tari) Etheng, ciptaan Sultan Hamengku Buwono I. (TEMPO/HERU CN)
Beksan (tari) Etheng, ciptaan Sultan Hamengku Buwono I. (TEMPO/HERU CN)
Iklan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Jarum jam telah melewati tengah malam. Puluhan orang yang berada di pendopo Ndalem Mangkubumen, Kompleks Universitas Widya Mataram, Kamis (27/5) malam, terlihat berusaha melawan kantuk. Mereka tak rela adegan-adegan Beksan Etheng yang tengah diperagakan 12 orang penari laki-laki itu, terlewatkan.

Beksan Etheng yang dipentaskan malam itu memang tergolong istimewa. Itu sebabnya, puluhan orang yang berkumpul di Pendopo Ndalem Mangkubumen tak ingin kalah oleh rasa kantuk meski waktu telah bergerak ke dini hari. Tari ciptaan Sultan Hamengku Buwono I di abad 18 itu memang sudah sangat jarang dipentaskan.

“Beksan Etheng ini terakhir dipentaskan di Taman Ismail Marzuki di Jakarta, tahun 1974. Kebetulan, saya salah satu penarinya waktu itu,” kata RM Dinusatomo, pemimpin Yayasan Siswa Among Beksa, sebuah lembaga pelatihan tari di lingkungan keraton Yogya.

Etheng adalah jenis permainan anak-anak di Jawa, mengadu dua kelompok anak dengan taruhan sesuatu. Karena itu, gerak Beksan Etheng lebih mencerminkan kegembiraan anak-anak yang sedang bermain. Beksan Etheng dimainkan oleh 12 penari, masing-masing empat penari putra halus, empat penari putra gagah dan empat penari putra badut. Para penari juga berdialog dengan bahasa Bagongan, bahasa yang berlaku di lingkungan keraton Yogya.

Meski berlangsung di kompleks Universitas Widya Mataram, namun tuan rumah pementasan itu sebenarnya adalah Taman Budaya Yogyakarta. Malam itu, Taman Budaya Yogyakarta sedang mendokumentasikan tari-tari klasik Kraton Yogya ke dalam rekaman audio visual. Selain Beksan Etheng, ada dua tari lain yang juga didokumentasikan yakni Tari Golek Lambang Sari (ciptaan KRT Purbaningrat) dan Tari Golek Pucung Kethoprak (ciptaan Pangeran Mangkubumi, putra Sultan Hamengku Buwono VI).

Menurut RM Dinusatomo, tari Golek Pucung Kethoprak maupun Tari Golek Lambangsari menggambarkan remaja putri yang sedang bersolek. “Bedanya, gerak-gerak tari Golek Lambangsari adalah khas tari keraton, sementara tari Golek Pucung Kethoprak memasukkan unsur gerak kesenian rakyat,” jelasnya.

Taman Budaya Yogyakarta mendokumentasikan kesenian langka sejak tahun 1978. Tidak hanya tari klasik Keraton Yogya dan Pura Pakualaman, juga kesenian rakyat yang sudah terancam punah. “Dokumentasi dilakukan dua kali dalam setahun, dengan dana APBD,” jelas Dyan Anggraeni, Kepala Taman Budaya Yogyakarta, saat ditemui di sela-sela pementasan.

Menurut Dyan Anggraeni, upaya pendokumentasian ini selain terkendala oleh dana, juga makin langkanya nara sumber tari keraton. “Naskah tari keraton masih banyak tersimpan di perpustakaan keraton. Namun, untuk menjabarkannya menjadi sebuah pertunjukan di atas panggung secara benar, sesuai dengan kehendak penciptanya, bukan pekerjaan gampang,” katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Seluruh rekaman kesenian langka itu kemudian dimanfaatkan Taman Budaya Yogyakarta sebagai bahan studi bagi para siswa Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI). Dengan demikian, kata Dyan Anggraeni, Taman Budaya Yogyakarta telah berperan menyelamatkan kesenian langka dari ancaman kepunahan.

Dinusatomo mendukung penuh upaya yang dilakukan Taman Budaya Yogyakarta. Menurutnya, upaya Taman Budaya Yogyakarta itu tidak hanya harus didukung dengan dana APBD namun juga dana APBN. “Sebab, masih banyak tari keraton yang belum terdokumentasi. Padahal, pendokumentasian ini butuh dana besar, sehingga dukungan dana APBD saja tidak akan cukup,” katanya.

Menurut Dinusatomo, paling tidak ada 20 bedaya Kraton serta sekitar 20 tari Serimpi berbagai jenis yang hingga saat ini belum terdokumentasi. Jika tidak segera didokumentasikan, dikhawatirkan akan punah. Belum lagi belasan tari untuk laki-laki yang juga terancam punah. Dinusatomo menyebut sejumlah tari ciptaan Sultan Hamengku Buwono I diantaranya Tari Guntur Segoro, tari Tugu Wasesa, Tari Sukar Meduro, Tari Lawung Alus dan Beksan Jebeng.


Heru CN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

26 hari lalu

SMA Labschool Cibubur mengadakan pentas seni CRAVIER yang kini memasuki tahun ke-10. Tahun ini, CRAVIER digelar pada 27 Juli 2024 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Foto: Istimewa
SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.


Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.


HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.


Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Pengunjung menyaksikan pertunjukan 'video mapping' di Tugu Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu, 22 Desember 2019. Video mapping yang berdurasi 25 menit tersebut akan dilaksanakan hingga 31 Desember mendatang bertemakan Filosofi Tugu Monas, Relief dan Diorama Museum Sejarah Nasional, Pembangunan Ibu Kota Jakarta, Kebudayaan Betawi serta kehidupan Jakarta. ANTARA
Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.


4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

Pertunjukan di acara puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Malioboro Imlek Carnival di Yogyakarta, Sabtu 16 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.


Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Suasana destinasi wisata Tlogoputri, Kaliurang di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, masih sepi di masa PPKM Level 4. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.


Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Aksi panggung seniman lokal asal Kabupaten Bekasi di pentas Lebaran Yatim Bekasi yang digelar Dewan Kesenian Kabupaten Bekasi di Lapangan Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Jumat petang, 2 September 2022. Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi


Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Seniman dan seniwati Kulon Progo menampilkan Tari Sri Kayun. (ANTARA/Sutarmi)
Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Penampilan teater musikal
Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.